BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang
biaknya kuman dalam salu ran k emih melipu ti in feksi di paren kim gin jal sampai
infeksi di kandung kemi h dengan juml ah bakteri uria yang bermakna.1,2 Infeksi
saluran kemih ini adalah suatu infeksi bakteri yang umum dijumpai pada anak dan
merupakan penyebab kedua angka kesakita n pada an ak set elah in feksi salu ran
napas.3,4 Pada anak ISK seri ng tidak terdeteksi karena gejal a klinisnya tidak khas.
Sebuah penelitian di Portsmouth dan Sout h East Hampshi re, Inggris mendapatkan
angka kejadian ISK 20 kali lebih banyak dari yang di yakini sebel umnya.5 Secara
klinis ISK dapat dibagi atas simtomatik dan asimtomatik. 6-8 Disebut simtomatik bila
dijumpai bakteriuria bermakna disert ai gejala k linis sepert i sak it bu ang air kecil
(BAK), sering BAK dan rasa i ngin miksi terus menerus dengan atau tanpa demam
dan nyeri pinggang. Disebut ISK asimtomatik adalah apabila dijumpai bakteriuria
bermakna pada anak maupun dewasa yang kel ihatannya sehat tanpa gejal a yang
mengarah k e in feksi salu ran k emih.9,10 Hal tersebut khususnya terjadi pada anak
perempuan usia sekolah.10,11
Sejak ditemukan adanya bakteri uria asi mtomatik yang mempunyai gejal a
yang mengarah ke arah infeksi saluran kemih bagian bawah, bakteriuria asimtomatik
kemudian dianggap sebagai pe mbagian penting dari ISK. 1,12 Walaupun sebagi an
besar anak mempunyai prognosi s yang ba ik, pada sebagian kecil dapat terjadi
komplikasi, k hususnya bila disert ai k elainan obst ruktif dan refluks vesikoureter
(RVU).13,14 ISK asi mtomatik ini umumnya jarang berl anjut menjadi pielonefritis dan
respon terhadap pengobatan, tetapi be berapa di antaranya dapat menyebabkan
parut ginjal sehingga perlu dipertimbangkan untuk melakukan penapisan bakteriuria
pada anak sehat. 15 Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan adekuat
merupakan hal yang penti ng untuk mencegah infeksi menjadi kronik dan berlanjut
menjadi pielonefritis kronik dengan kerusakan ginjal yang progresif menuju ke arah
gagal ginjal kronik. 15-17 Walaupun uji tapi s bakteri uria asi mtomatik tel ah seri ng
dilakukan, penelitian yang sama yang pern ah dilakukan di Indonesia masih sangat
sedikit.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang
biaknya kuman dalam salu ran k emih melipu ti in feksi di paren kim gin jal sampai
infeksi di kandung kemi h dengan juml ah bakteri uria yang bermakna.1,2 Infeksi
saluran kemih ini adalah suatu infeksi bakteri yang umum dijumpai pada anak dan
merupakan penyebab kedua angka kesakita n pada an ak set elah in feksi salu ran
napas.3,4 Pada anak ISK seri ng tidak terdeteksi karena gejal a klinisnya tidak khas.
Sebuah penelitian di Portsmouth dan Sout h East Hampshi re, Inggris mendapatkan
angka kejadian ISK 20 kali lebih banyak dari yang di yakini sebel umnya.5 Secara
klinis ISK dapat dibagi atas simtomatik dan asimtomatik. 6-8 Disebut simtomatik bila
dijumpai bakteriuria bermakna disert ai gejala k linis sepert i sak it bu ang air kecil
(BAK), sering BAK dan rasa i ngin miksi terus menerus dengan atau tanpa demam
dan nyeri pinggang. Disebut ISK asimtomatik adalah apabila dijumpai bakteriuria
bermakna pada anak maupun dewasa yang kel ihatannya sehat tanpa gejal a yang
mengarah k e in feksi salu ran k emih.9,10 Hal tersebut khususnya terjadi pada anak
perempuan usia sekolah.10,11
Sejak ditemukan adanya bakteri uria asi mtomatik yang mempunyai gejal a
yang mengarah ke arah infeksi saluran kemih bagian bawah, bakteriuria asimtomatik
kemudian dianggap sebagai pe mbagian penting dari ISK. 1,12 Walaupun sebagi an
besar anak mempunyai prognosi s yang ba ik, pada sebagian kecil dapat terjadi
komplikasi, k hususnya bila disert ai k elainan obst ruktif dan refluks vesikoureter
(RVU).13,14 ISK asi mtomatik ini umumnya jarang berl anjut menjadi pielonefritis dan
respon terhadap pengobatan, tetapi be berapa di antaranya dapat menyebabkan
parut ginjal sehingga perlu dipertimbangkan untuk melakukan penapisan bakteriuria
pada anak sehat. 15 Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan adekuat
merupakan hal yang penti ng untuk mencegah infeksi menjadi kronik dan berlanjut
menjadi pielonefritis kronik dengan kerusakan ginjal yang progresif menuju ke arah
gagal ginjal kronik. 15-17 Walaupun uji tapi s bakteri uria asi mtomatik tel ah seri ng
dilakukan, penelitian yang sama yang pern ah dilakukan di Indonesia masih sangat
sedikit.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: