ABSTRAK
Latar Belakang. Migren menyebabkan nyeri kepala berulang pada
anak. Manfaat siproheptadin diketahui baik sebagai antihistamin, tetapi
hanya sedikit penelitian t entang efek obat sebagai terapi profilaksis
migren pada anak.
Tujuan. Untuk mengetahui efektivitas siproheptadin sebagai terapi
profilaktik migren pada anak
Metode. Penelitian secara uji klinis randomisasi dengan kontrol
plasebo dilaksanakan di kota M edan, propinsi Sumatera Utara.
Sebanyak 100 anak penderita migren y ang memenuhi kriteria inklusi
sebagai sampel penelitian. Pasi en dibagi kedalam dua kelompok:
masing-masing diberi siproheptadin at au plasebo selama 12 minggu.
Frekuensi nyeri kepala dinilai dengan hari per bulan, durasi dalam jam
dan disabilitas menggunakan Pediatric Migraine Disability Assessment
(PedMIDAS). Manfaat obat dini lai dan dibandingkan sebelum
intervensi dan bulan 1,2 dan ke 3 setelah intervensi
Hasil. Terdapat 100 anak menderita migr en usia 11 sampai 18 tahun
(rata-rata 15,5 tahun), yang mendapat siproheptadin atau plasebo.
Frekuensi dan durasi migren per bulan dinilai dengan catatan harian
nyeri kepala setiap bulan. Ter dapat perbedaan signifikan derajat
PedMIDAS pada kedua kelompok (p < 0,05). Frekuensi dan durasi nyeri kepala per bulan berbeda signifik an setelah terapi (siproheptadin p=0,009, 95% CI: 0,001 sampai 0, 030 dan p= 0,029, 95% CI: 0,690 sampai 27,510), dibanding kelom pok plasebo (p > 0,05), namun
terdapat efek samping siproheptadin sebanyak 73%
Kesimpulan. Siproheptadin efektif sebagai al ternatif terapi profilaksis
migren pada anak, namun tetap har us mempertimbangkan efek
samping obat.
Kata Kunci. siproheptadin, profilaksis, migren pada anak
Latar Belakang. Migren menyebabkan nyeri kepala berulang pada
anak. Manfaat siproheptadin diketahui baik sebagai antihistamin, tetapi
hanya sedikit penelitian t entang efek obat sebagai terapi profilaksis
migren pada anak.
Tujuan. Untuk mengetahui efektivitas siproheptadin sebagai terapi
profilaktik migren pada anak
Metode. Penelitian secara uji klinis randomisasi dengan kontrol
plasebo dilaksanakan di kota M edan, propinsi Sumatera Utara.
Sebanyak 100 anak penderita migren y ang memenuhi kriteria inklusi
sebagai sampel penelitian. Pasi en dibagi kedalam dua kelompok:
masing-masing diberi siproheptadin at au plasebo selama 12 minggu.
Frekuensi nyeri kepala dinilai dengan hari per bulan, durasi dalam jam
dan disabilitas menggunakan Pediatric Migraine Disability Assessment
(PedMIDAS). Manfaat obat dini lai dan dibandingkan sebelum
intervensi dan bulan 1,2 dan ke 3 setelah intervensi
Hasil. Terdapat 100 anak menderita migr en usia 11 sampai 18 tahun
(rata-rata 15,5 tahun), yang mendapat siproheptadin atau plasebo.
Frekuensi dan durasi migren per bulan dinilai dengan catatan harian
nyeri kepala setiap bulan. Ter dapat perbedaan signifikan derajat
PedMIDAS pada kedua kelompok (p < 0,05). Frekuensi dan durasi nyeri kepala per bulan berbeda signifik an setelah terapi (siproheptadin p=0,009, 95% CI: 0,001 sampai 0, 030 dan p= 0,029, 95% CI: 0,690 sampai 27,510), dibanding kelom pok plasebo (p > 0,05), namun
terdapat efek samping siproheptadin sebanyak 73%
Kesimpulan. Siproheptadin efektif sebagai al ternatif terapi profilaksis
migren pada anak, namun tetap har us mempertimbangkan efek
samping obat.
Kata Kunci. siproheptadin, profilaksis, migren pada anak