SARI
Permasalahan dalam skripsi ini adalah keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di SMA Negeri Se-Kabupaten Banjarnegara. Tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk mengetahui tentang sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dan kesehatan pada SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara.
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode survei pendekatan yang bersifat deskriptif analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 7 SMA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling sehingga seluruh SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 7 SMA dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana pembelajaran bidang studi pendidikan jasmani dan kesehatan yang meliputi lapangan, bola, alat-alat senam, alat-alat atletik dan kelengkapan kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Analasis data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di masing-masing SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana olahraga sekolah di SMA Negeri Se-Kabupaten Banjarnegara rata-rata cukup mendukung untuk melaksanakan pelajaran penjaskes secara layak. Pada pemilikan lapangan olah raga dari 7 SMA Negeri se-Kabupaten Banjarnegara hanya ada 5 SMA (71,43%) yang memiliki lapangan sepakbola. Lapangan bola voli dan bola basket rata-rata cukup dengan tiap sekolah paling sedikit memiliki 1 lapangan. Bola sepak banyak SMA yang belum memiliki secara baik, bola voli sebagian bersar telah memiliki secara baik dan bola basket sebagian besar juga telah memiliki secara baik. Sarana berupa net, tiang net dan tiang ring sebagian besar sudah memiliki, hanya 2 SMA yang tidak memiliki tiang gawang. Pada cabang olahraga atletik, pengadaan bak lompat jauh, balok start, tongkat estafet, cakram, peluru, dan lembing ketersediaanya cukup sedangkan untuk prasarana olahraga atletik yang terdiri dari stop wacth, meteran dan cangkul sebagian besar telah tersedia secara baik. Aula yang digunakan untuk cabang olahraga senam hanya 4 SMA atau 57,14% yang memiliki sedangkan 3 SMA lainnya belum memiliki aula.
Untuk matras senam ketersediaannya secara umum sudah cukup, palang sejajar belum tersedia seluruhnya dan peti lompat sebagian besar ketersediaanya kurang. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional untuk lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di SMA dan baik sekolah-sekolah untuk lebih memperhatikan dan merawat sarana dan prasarana yang sudah ada sehingga pelajaran olahraga dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada agar dapat tercapai kualitas yang diharapkan.