BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaannya
bagi diri dan kehidupannya saat ini dan di masa yang akan datang ( life skill ).
Sedangkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sekarang ini pelaksanaan masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan dan terdapat berbagai kritik terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang sedang berlangsung di sekolah. Misalnya menilai kegagalan Pendidikan Agama Islam disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (Agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volutif, yaitu kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengalaman, dalam kehidupan nilai agama.
Dalam upaya untuk merealisasikan Pendidikan Agama Islam maka tugas guru adalah berusaha sadar untuk membimbing, mengajar dan melatih siswa agar dapat menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermafaat bagi orang lain, menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dan mampu memahami, ilmu pengetahuan agama Islam secara menyeluruh sesuai dengan daya serap siswa dan keterbatasan waktu yang tersedia.2
Pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Pertama,
pembelajaran harus menekankan kepada praktik, baik di laboratorium maupun di masyarakat dan dunia kerja (dunia usaha). Oleh karena itu, guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mempraktikkan apa-apa yang dipelajarinya. Kedua,
pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu dan jeli melihat berbagai potensi masyarakat yang bisa didaya gunakan sebagai sumber belajar, dan menjadi penghubung antara
sekolah dan lingkungannya. Ketiga, perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang
demokratis dan terbuka melalui pembelajaran terpadu, partisipatif, dan sejenisnya.
Keempat, pembelajaran perlu lebih ditekankan pada masalah-masalah aktual yang
secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada dimasyarakat.
Kelima, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran, untuk setiap bidang
studi, dan kelas merupakan laboratorium untuk masing-masing bidang studi sehingga dalam satu kelas dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan dalam pembelajaran serta peserta didik dapat belajar sesuai dengan minat dan kemampuan.3
Untuk memilih metode dan teknik yang digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat meningkatkan interaksi antar siswa sehingga memberikan kepuasan belajar terhadap peserta didik.
Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu cara alternatif guna mempelajari PAI yang kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatif sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi keaktifannya. Keaktifan dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Upaya meningkatkan keaktifan pembelajaran dapat dilakukan dengan penyediaan lingkungan yang kreatif dan pendekatan yang kondusif.4
Oleh karena itu guru perlu memiliki metode mendidik. Sehingga materi yang disampaikan, mudah tersosialisasikan salah satu yang digunakan adalah interaksi edukatif, yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Dengan interaksi edukatif ini, anak didik ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Anak didik tidak lagi sebagai obyek yang selalu mendengarkan ceramah guru. Sehingga kegiatan belajar mengajar bersifat dialogis.
File Selengkapnya.....