Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Pengetahuan Ibu Tentang Menyusui Dan Praktek Pemberian ASI Ekskusif

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembangunan nasional saat ini dilaksanakan di segala bidang, termasuk bidang kesehatan sebagai bagian integral pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujutkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai sala satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Depkes RI, 1994).
Salah satu tujuan utama dari Rencana Pembanguna Jangka Panjang Tahap II adalah pengurangan morbilitas dan mortalitas. Beberapa peneletian menujukan bahwa tinginya mortalitas dan morbiditas pada bayi antara lain disebabkan bayi tidak di beri ASI dan menggunakan Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Sala satu upaya menurunkan morbiditas dan mortalitas bayi ialah dengan memasyarakatkan penggunaan ASI (BKKBN,1991)
ASI merupakan makanan pokok yang paling ideal dalam memenuhi gizi bayi (singaribun,1988). Penggalakan pemakaian ASI untuk peningkatan aspek kesehatan dan gizi bayi telah dicanangkan oleh presiden pada tanggal 22 desember1990 sebagai suatu gerakan nasional peningkatan penggunaan ASI. Presiden mengatakan dengan ASI kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pernyataan presiden tersebut merupakan tanggapan nyata deklarasi 11 innocen dan KTT anak tahun1990 yang merupakan kesepakatan dunia tentang peningkatan penggunaan ASI termasuk pemberian ASI eksklusif (BKKBN,1991).
Pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan bayi yang terbaik karena komposisi zat gizinya yang tepat dan kandungan zat kekebalan yang melindungi bayi atau anak dari berbagai penyakit terutama diare dan alergi, pemberian ASI dapat mengeratkan hubungan kasih sayang antara anak dan ibu. Hal ini sangat penting bagi perkembangan, kecerdasan dan pertumbuhan yang optimal (Suharyono,1992)
Pemberian ASI secara benar akan memberikan dampak kelangsungan hidup dan perkembangan anak baik secara fisiologi (terhadap ibu dan anak dalam mencurahkan kasih sayang) disamping memberi dampak kontrasepsi bagi ibu dalam mencegah kehamilan (Singarimbun, 1988).
Pemerintah indonesia bersama-sama dengan negara-negara lain ikut menandatangi kesepakatan internasional mengenai ASI dan memberi dukungan peningkatan dan perlindunga pemberian ASI yang dalam kesepakatan Word Summit for Childen 1990, yang antara lain menyebutkan bahwa pada tahun 2000 semua ibu dapat menyusui bayinya secara baik dan benar. Pola pemberian ASI yang dianjurkan di tingkat Internasional ialah pemberian ASI segera setelah bayi lahir kira-kira dalam waktu ½ jam setelah bayi lahir kemudian dilanjutkan sampai usia 2 tahun disertai pemberian makanan pendamping ASI yang benar (Roesli Utami, 2000).
Pemerintah Indonesia pada tanggal 12 juli 1977 telah mencanangkan program peningkatan penggunaan ASI dan sistem rawat gabung yang telah ditetapkan sebagai salah satu program jangka panjang kegiatan peningkatan penggunaan ASI (Suharyono,1983)
Pada tahun terakhir ini di semua negara terdapat kecendrungan untuk melembagakan rooming-in, yang dapat mendorong ibu kearah kerinduan menyusui, dan kontak langsung yang intim antara ibu dan bayi dalam menyusui dapat mempererat rasa kasih sayang (Ebrahim, 1986)
Persiapan bagi ibu untuk menyusukan sebaiknnya dimulai pada masa prenatal, misalnya: Dengan pembicaraan perorang atau diskusi kelompok yang membentuk sikap positif terhadap menyusui, persiapan payudara untuk laktasi seperti pemijatan payudara dengan tangan selama 6 minggu terakhir masa kehamilan, persiapan puting susu dll (Ebrahim, 1986)
Ada 3 (Tiga) manfaat yang dapat di petik dari pemberian ASI yaitu :
1. Manfaat untuk bayi :
ASI merupakan makanan pokok yang paling cocok dalam memenuhi kebutuhan bayi (0-6 bulan) dengan komposisi yang tepat (mengandung lemak, hidrat arang, protein, garam, mineral dan vitamin). Selain itu mudah di cerna mengandung zat proteksi yang melindungi penyakit, memberikan ketenangan psikologis bagi bayi dan membentuk rahang gigi (BKKBN, 1991)
2. Manfaat untuk ibu :
Pristiwa menyusui bayi memberikan dampak positif bagi ibu, antara lain: menghentikan perdarahan setelah persalinan, membantu mengerutkan rahim sehingga ibu cepat pulih kesehatannya, memberikan ASI tidak merepotkan ibu karena tersedia setiap saat dalam suhu yang sesuai, ekonomis dan tidak perlu dibeli, memberikan keuntungan psikologis bagi ibu dalam mencurahkan rasa kasih sayang, dapat mencegah kangker payudara, menunda masa kesuburan dan penghematan dana sakit karena anak jarang sakit (Singarimbun, 1988)
3. Manfaat bagi negara Indonesia :
Dalam sekala besar keuntungan memberikan ASI bagi negara adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas anak, mengurangi subsidi pemerintah terhadap rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak, mengurangi defisa untuk pengadaan dan pembelian susu formula. Pemberian ASI harus di anggap sebagai kekayaan nasional, bila produksi ASI dinilai dengan uang, maka negara bisa menghemat 120 juta dolar Amarika serikat untuk biaya kesehatan dan kontrasepsi (BKKBN, 1991).
Studi yang dilakukan suharyono menunjukan bahwa pola pemberian ASI di pengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain dari ibu sendiri (psikis, fisik, pengetahuan dan keterampilan ibu) maupun sosial budaya. Disamping itu faktor lain yang turut berperan adalah pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang memadai, persiapan antenatal yang adekuat (Suharyono, 1983)
Beberapa alasan menghentikan pemberian ASI bermacam-macam diantaranya: Produksi ASI kurang pengaruh iklan susu formula di media masa yang gencar, ibu bekerja, ingin di anggap moderen dan takut kecantikannya berkurang, kondisi puting susu yang kurang baik, anak tidak mau menyusu, ibu mastitis dan ibu dalam keadaan sakit (Suharyono, 1992)
Cakupan bayi yang mendapat ASI menurut survey SDKI pada tahun 1991, 1994, 1997, baik di perkotaan maupun pedesaan dapat dilihat pada perkembangan berikut: Tahun 1991 yang mendapat ASI di perkotaan sebesar 47,4% dan di pedesaan sebesar 53,0%; Tahun 1994 yang mendapat ASI di perkotaan sebesar 95,2% dan di pedesaan sebesar 97,2%; Tahun 1997 yang mendapat ASI di perkotaan sebesar 95,4% dan di pedesaan sebesar 96,7%.
ASI adalah makanan terbaik yang di berikan ibu kepada bayinya yang baru lahir, komposisi ASI dapat berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal sampai 6 bulan (Surandi Rulina, 2001)
Pemberian ASI saja tampa makanan tambahan, bahkan air putih sekalipun, pada bayi sejak lahir sampai 6 bulan di sebut pemberian ASI eksklusif (Utami Roesli, 2000)
Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makan selain ASI pada umur tersebut dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu meproduksi enzim untuk mencerna makanan selain ASI. Bayi yang di paksa menerima makanan tambahan selain ASI dapat merusak kerja ginjal bayi yang masih muda dan belum mampu bekerja dengan baik, makanan tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung bayak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna. Dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada bayi seperti diare, alergi, dan bahaya lain yang fatal (Dien sanyoto, 2001)
Kesepakatan Konfensi Tingkat Tinggi (KTT) anak sedunia di New york tahun 1990 menetapkan target pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 4 bulan adalah 100%, seiring dengan itu pemerintah Indonesia dalam repelita VI telah menetapkan target pemberian ASI eksklusif sampai berusia 4 bulan sebesar 80% (Irawati dan Purnawan, 1996)
Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif menurut survey SDKI pada tahun 1994 dan tahun 1997 terjadi peningkatan: Pada tahun 1994 bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 48,6% dan pada tahun 1997 bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 53,9%s
Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Gunung Sindur pada tahun 2001 sebesar 61,2%
Sebagai tindak lanjut dari uraian di atas, maka penulis ingin meneliti sejauh mana pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Gunung Sindur.
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi