PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada persaingan bisnis yang semakin tajam di era globalisasi, pengusaha dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. Perusahaan dituntut lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang yang ada. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Pemahaman akan keinginan konsumen dalam memuaskan kebutuhannya menjadi salah satu kunci sukses memenangkan pesaingan.
Sampai hari ini kepuasan konsumen masih merupakan konsep yang sangat relevan (Handi Irawan, 2002:1) :
Logika sederhana dari para pengusaha adalah bahwa apabila konsumennya puas, pasti akan terjadi pembelian ulang. Pengusaha tidak perlu mengerti bagaimana teori-teori kepuasan pelanggan diformulasikan atau diperdebatkan. Yang pasti adalah kepuasan pelanggan akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makan. Dalam hal makan, manusia memasuki era di mana segala sesuatunya sangat dibatasi oleh waktu. Untuk memenuhi kebutuhan makan dalam kondisi yang demikian dapat ditempuh dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah membuat makanan yang praktis dan siap saji (instant), misalnya mie instant.
Pemilihan produk mie instant di pasaran, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah produk itu sendiri. Ketika faktor pembeda di antara berbagai merek produk yang beredar di pasar menjadi sangat tipis, konsumen dihadapkan pada kesulitan dalam menentukan pilihan. Dalam hal yang demikian akan ada kecenderungan bahwa konsumen akan menentukan pilihan berdasarkan nuansa (image) merek yang tertanam di benaknya.
Sejak tahun 1990-an di Indonesia, sangat jelas terlihat bahwa mie instant produk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. (Indofood) masih tetap menguasai pasar mie instant dibanding dengan perusahaan-perusahaan kompetitor (Wikipedia & Detik Publishing, 2006), seperti tampak pada tabel di bawah ini.
