Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Hubungan Antara Kecemasan Terhadap Sempitnya Lapangan Pekerjaan Dengan Minat Berwiraswasta

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting sebagai penggerak

pembangunan. Menurut As’ad (1995), faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang

pesat adalah faktor manusianya. Kualitas sumber daya manusia pada negara-negara

berkembang masih kalah bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini

disebabkan dalam setiap proses kegiatan ekonomi mulai dari pengumpulan bahan

mentah sampai dengan pemasaran hasil produksi, dibutuhkan hadirnya seorang atau

sekelompok orang yang benar-benar menguasai untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tersebut.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 adalah

harga mahal yang harus dibayar untuk model pembangunan kapitalistik pilihan

pemerintah, yang pada dasarnya mengejar pertumbuhan tinggi, ekspansi usaha, dan

koglomerasi. Indonesia menderita paling parah dibandingkan negara-negara Asia

lainnya, seperti Thailand, Philipina atau Malaysia.

Salah satu ciri yang menonjol pada negara-negara maju adalah banyaknya

wirausahawan atau wiraswastawan. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat

dan Jepang, menurut Sumahamijaya (1979), adalah justru karena mereka mampu

melahirkan tenaga-tenaga yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 %

dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga

wiraswasta biasa.

Kata wirausaha atau wiraswasta dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata

bahasa Prancis enterpreneur, yang sudah dikenal sejak abad 17. Kata enterpreneur

berasal dari kata kerja entreprendre. Wirausaha merupakan gabungan kata wira (=

gagah berani, perkasa) dan usaha. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani

atau perkasa dalam usaha. Kata “wiraswasta” terdiri dari kata wira (= gagah berani,

perkasa) dan swa ( = sendiri, mandiri). Jadi wiraswasta berarti orang yang gagah

berani atau perkasa dan mandiri. (Riyanti, 2003)

Smith (Riyanti, 2003) mendefinisikan wirausaha sebagai orang yang memiliki

pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan

Jasa. Baptise (Riyanti, 2003) berpendapat wirausaha adalah orang yang memiliki seni

dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru. Sukardi

(1991) mengemukakan wirausaha adalah seseorang yang bersedia mengambil risiko

pribadi untuk mengemukan peluang usaha, mendirikan, mengelola, mengembangkan,

dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri, dimana kelangsungan hidupnya

tergantung pada tindakannya sendiri.

Wirausaha adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan

menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,

psikologis, dan sosial yang menyertainya, serta menerima jasa moneter dan kepuasan

pribadi (Brandt, 1986).

Cahyono (1983) menyatakan bahwa minat jiwa wirausaha adalah kemauan

dan kemampuan berdiri sendiri, merdeka lahir dan batin dengan tekat yang kuat

berusaha mencapai kemajuan hidup dengan keluhuran budinya, serta dilandasi

dengan rasa percaya pada diri sendiri untuk mencapai kemajuan, keberhasilan hidup

tanpa bergantung pada orang lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa seorang

wirausahawan tidak boleh dihinggapi rasa pesimis, tetapi optimis yang menyala-nyala

di dada yang membuat dirinya menjadi manusia yang penuh kreativitas dan tabah

menghadapi segala cobaan. Rasa optimis itulah yang menjadi tenaga pendorong yang

sangat besar pada dirinya untuk maju.

Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri juga adalah dunia pendidikan

Indonesia belum mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Padahal dengan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas itulah bangsa

Indonesia bisa mengatasi berbagai tantangan pembangunan seperti masalah lapangan

pekerjaan dan pendidikan. Indikasi rendahnya Sumber Daya Insani (SDI) Indonesia

ialah besarnya kesenjangan pendapatan, besarnya pengangguran dan rendahnya

pendidikan rata-rata tenaga kerja. Secara komparatif kondisi sumber daya insani

(SDI) Indonesia dibandingkan dengan SDI mancanegara masih tergolong rendah

yaitu peringkat ke-98. Sementara itu peringkat SDI Filipina 84, Thailand 66,

Malaysia 52, Brunai 42, Singapura 37, Hongkong 25, Australia 9, Belanda 8, dan

Jepang peringkat pertama, (Hadipranata, 2000).

Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa angka pengangguran pada tahun 2002

mencapai 9,05 persen atau sebanyak 9,1 juta penduduk menganggur dan tidak

memiliki pekerjaan. Para pengangguran ini menyebar di daerah perkotaan dan

pedesaan, jumlah laki-laki dan perempuan sebanding, tetapi pertumbuhan

pengangguran di perkotaan jauh lebih cepat di banding di pedesaan. Dengan

demikian dibandingan dengan keadaan 1996 dalam enam tahun terakhir secara

absolut jumlah penganggur bertambah sebanyak 7,2 juta orang. Penganggur

perempuan naik dari 2,1 juta orang menjadi 4,4 juta orang pada tahun 2002,

sedangkan pria naik dari 2,3 juta menjadi 4,7 juta orang. Dengan melihat kenyataan

periode tahun 1996-2002 jika tidak diantisipasi maka tingkat pengangguran akan

meningkat, dan mungkin pertumbuhannya sekitar satu persen tahun pada 2003

(Kompas, 2003)

Beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi pengangguran, antara lain

yaitu membuka lowongan kerja melalui bursa kerja. Seperti yang dilakukan oleh Asia

Expo untuk mengadakan acara bursa kerja yang ke sembilan kalinya. Acara yang

disponsori oleh JobsDB.com dan DepNaKer ini digelar pada tanggal 27-28 Januari

2004. PT JobsDB Indonesia yang terkenal sebagai penyelenggara bursa kerja online

menyajikan lebih dari 1500 lowongan kerja dari dalam dan luar negeri. Pihak Dirjen

Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri sendiri juga tidak ragu

menyokong ajang ini mengingat masalah tenaga kerja masih saja menjadi masalah

pelik di Indonesia.

Pada bursa kerja tersebut ribuan pencari kerja akan datang dalam pameran

Career 2004 ini. Selain rekruitmen calon pekerja secara langsung para pencari kerja

juga dapat melamar pekerjaan secara online pada terminal komputer yang tersedia.

Berbagai lowongan kerja dari industri perbankan, otomotif, TI, konsultan, dan

lainnya tersedia di pameran bursa kerja ini. (www.infokerja.web.id, 2004)

Saat menghadapi sulitnya lapangan pekerjaan, optimisme memang tetap harus

dibangun. Akan tetapi, realitas yang adapun tak bisa disembunyikan. Bahwa

sederetan problem ketenagakerjaan yang menjadi penyakit lama negeri ini belum juga

tampak ada tanda-tanda menuju kondisi yang lebih cerah dan menjanjikan. Kenapa

bisa begitu banyak pengangguran? Menurut Nuryati (2003) sebenarnya banyaknya

pengangguran ini paling tidak berpangkal pada tiga hal. Pertama, banyaknya

angkatan kerja baru yang setiap tahun mengalir, namun tidak tertampung oleh

kesempatan kerja. Keadaan demikian yang berlangsung terus-menerus telah

menghasilkan tumpukan pengangguran. Ditambah lagi dengan persoalan kedua,

yaitu adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi mereka yang memang

sebelumnya bekerja. Ketiga, kebanyakan orang tidak dapat berusaha mandiri akibat

tidak memiliki modal, lahan, keahlian (skill) maupun kesempatan. Persoalan pertama

dimungkinkan karena tidak seimbangnya penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan.

Baik karena sempitnya lapangan kerja ataupun tidak sesuainya keahlian yang

ditawarkan oleh pencari kerja dengan keahlian yang diperlukan. Tentu hal ini

merupakan dampak dari kebijakan yang mendahulukan pertumbuhan ekonomi

daripada pemerataan sehingga yang tumbuh bukanlah perkembangan ekonomi rakyat,

melainkan konglomerasi oleh segelintir orang. Selain itu, dunia pendidikan yang

tidak menukik kepada persoalan praktis yang diperlukan dalam kehidupan, hanya

akan memperparah banyaknya pengangguran. Apalagi pendidikan yang serba

tanggung. Memahami kerangka teoritis setengah-setengah. Ujungnya ke sini tidak ke

sana pun tidak. Muara semua itu adalah pengangguran.

Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat mobilitas dan

perubahan yang tinggi dan dapat menganggu kestabilan emosi seseorang. Hal ini

karena suatu perubahan yang dialami individu belum tentu menyenangkan, tetapi ada

kalanya muncul situasi yang membawa kecemasan. Tingkat persaingan semakin

tinggi untuk mendapatkan suatu pekerjaan atau kesempatan bekerja dapat

menyebabkan kecemasan bagi individu yang belum mendapat pekerjaan.Kecemasan

terhadap sempitnya lapangan pekerjaan dapat disebabkan antara lain oleh banyaknya

pengangguran yang ada di negara Indonesia.

Rasa cemas akan sempitnya lapangan pekerjaan dapat muncul karena adanya

faktor situasi-situasi yang telah disebutkan di atas, dimana semakin sulitnya dan

semakin berkurangnya lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki kelak setelah

mahasiswa menyelesaikan studinya terlebih-lebih kaitannya dengan kondisi krisis

ekonomi saat ini.

Iskandar (1984) mengatakan bahwa kecemasan merupakan faktor emosional.

Kecemasan merupakan sebagian dari dinamika kehidupan yang tidak mungkin

ditiadakan. Meichati (1983) menyatakan bahwa kecemasan adalah bentuk perasaan

yang biasanya diiringi dengan suasana hati yang kurang menyenangkan, kecemasan

sering dialami terhadap hal-hal yang belum diketahui kepastiannya, misal terhadap

masa daepannya, terhadap rencana yang sedang diangankan dan sebagainya.

Hoesodo (1991), mengatakan kecemasan disebabkan tekanan dari dalam diri

seseorang yang merasa takut akan terjadinya sesuatu hal yang tidak layak, dan ini

berhubungan dengan harga dirinya, individu yang mengalami kecemasan hanya

mengenai konflik secara samar-samar dan hanya menyadari suatu keadaan yang

menakutkan. Kecemasan merupakan keadaan atau kondisi emosi yang tidak

menyenangkan yang dicirikan dengan perasaan tegang, keadaan dan kekhawatiran

kerena tergiatnya atau terbangkitnya sistem syaraf otonom

Pengertian kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan dengan kaitannya

dalam penelitian ini diartikan adalah perasaan takut atau perasaan tidak tenang yang

dapat meningkatkan ketegangan dalam menghadapi kurangnya kesempatan yang

dimiliki individu dalam lapangan pekerjaan atau profesi tertentu.

Cemas tidaknya seseorang terhadap sempitnya lapangan pekerjaan bukan

berasal dari pengakuan umum Oleh karena itu diharapkan apabila seseorang merasa

cemas terhadap kesempatan lapangan pekerjaan dan menyadari bahwa ia harus

memecahkan masalah tersebut, maka akan timbul prakarsa, ide–ide yang cemerlang

untuk mencari terobosan guna menanggulangi keterbatasan lapangan pekerjaan

karena semakin tingginya tingkat persaingan kerja. Terobosan yang dapat dilakukan

antara lain menumbuhkan minat untuk berwirausaha.

Kenyataan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang semula meningkat,

sekarang merosot tajam, disebabkan banyaknya perusahaan yang tidak dapat

mempertahankan usahanya. Perusahaan berusaha mempertahankan perusahaan tetap

berjalan namun pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya produksi,

sehingga tidak jarang perusahaan terpaksa ditutup dengan alasan terus merugi. Ada

sebagian perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja, seperti pemutusan

hubungan kerja karyawan bank yang terlikuidasi pada beberapa waktu yang lalu

sehingga mengakibatkan banyak tenaga kerja yang menganggur. Apabila jumlah

tersebut ditambah dengan lulusan perguruan tinggi yang ada maka jumlah

pengangguran akan bertambah besar (Rahmad, 1999).

Berdasarkan kenyataan ini dapat dibuat pertanyaan penelitian apakah ada

hubungan antara kecemasan terhadap sempitnya lapangan pekerjaan dengan minat

berwirausaha?. Mengacu pada pertanyaan penelitian tersebut peneliti tertarik untuk

menguji secara empirik dengan mengadakan penelitian berjudul: Hubungan antara

Kecemasan terhadap Sempitnya Lapangan Pekerjaan dengan Minat Berwirausaha.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi