Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Sikap Kerja Karyawan

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dunia industri dan sektor usaha berkembang dengan pesat sekali

berkat penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin kompleksnya

masyarakat modern studi mengenai masalah-masalah manusia dalam sistem

ekonomi dan proses produksi juga semakin penting, khususnya studi yang

menyangkut upaya pembinaan staf manager dengan pemilikan kemampuan

manajerial tinggi, disamping upaya penyiapan karyawan sebagai tenaga

terlatih. Maka sektor usaha dan industri sebagai alat ekonomis masyarakat

modern perlu menggunakan asas-asas teknologis dan prinsip-prinsip sosial

psikologis untuk memecahkan berbagai masalah manajemen, produksi dan

relasi antar manusia.

Namun demikian sumber daya manusia merupakan sektor yang paling

penting di dalam perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

merupakan salah satu faktor penggerak untuk perkembangan dan kemajuan

perusahaan. Adanya sumber daya manusia yang potensial akan lebih

mempermudah pengaturan serta pembagian tugas yang harus diselesaikan.

Metode-metode ilmiah dan psikologis yang tepat dan akurat dengan

menggunakan data kuantitatif dipakai tidak hanya untuk mempertinggi hasil

produksi saja, akan tetapi juga dipakai terhadap para pekerja, buruh, pegawai

anggota organisasi dalam hal penempatan mereka pada tugas-tugas yang

sesuai dengan skill dan bakat masing-masing. Juga untuk memberikan

pelatihan yang perlu bagi setiap anggota dan pegawai agar mereka mampu

menanggapi setiap permasalahan manusiawi di perusahaan, lembaga dan

pabrik-pabrik, misalnya masalah karyawan, konflik-konflik, frustasi, tidak

disiplin, gaji dibawah standar minimum dan sebagainya.

Data Kepaniteraan Penyelesaian Perselisihan Ketenagakerjaan

(KP2K) Jateng memperlihatkan persoalan efisiensi, upah, indisipliner dan

persoalan kondisi kurang harmonisnya hubungan antara pengusaha dengan

karyawan atau buruh. Data KP2K Jateng juga menunjukkan jumlah

Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) kerap terjadi pada sektor usaha

industri pengolahan. Pada tahun 2003, jumlah perkara pada sektor usaha ini

sebanyak 11 perkara dengan jumlah tenaga kerja 1.666 orang sedangkan PHI

pada sektor usaha ini sampai juni 2004 mencapai 13 perkara dengan jumlah

tenaga kerja 3.513 orang (Kompas, 22 januari 2005)

Lingkungan pekerjaan seringkali dicirikan oleh adanya konflik-konflik

destruktif yang berdampak negatif. Ini termasuk kerusakan fisik dan

emosional, hilangnya keyakinan dan turunnya harga diri. Dampak negatif dari

konflik interpersonal di tempat kerja terbukti mempengaruhi pribadi maupun

tingkat organisasi. Pada tahap berikutnya, konflik mempengaruhi pula prestasi

organisasi atau unit secara keseluruhan. Pada tahap awal, dampak negatif

konflik interpersonal menyebabkan stress yang dikaitkan dengan tampilnya

reaksi-reaksi psikologis, fisik dan tingkah laku.

Pada tingkat psikologis, reaksi-reaksi yang biasa muncul berupa

kesulitan berkonsentrasi dan berfikir jernih, yang diikuti dengan

meningkatnya rasa mudah marah dan ketidakmampuan untuk rileks.

Menghadapi konflik tentu saja menimbulkan stress, yang pada gilirannya akan

meningkatkan sinisme terhadap klien atau rekan kerja yang akan menuju

konflik lebih jauh. Reaksi ini kemungkinan akan mengurangi objektifitas

seseorang dan memperlihatkan ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol

sikap yang terus menerus menyalahkan orang lain. Oleh karena itu,

pengelolaan konflik interpersonal memegang peranan penting dalam

mengurangi stress di tempat kerja.

Berdasarkan kenyataan tersebut terlihat bahwa ketrampilan manajerial

dan teknis saja belum cukup untuk mengelola dunia bisnis dan industri sebab

belum dapat memecahkan masalah-maalah moral, kebaikan, kebahagiaan,

keadilan dan kesejahteraan lahir dan batin di tengah masyarakat luas.

Tambahan pula, dunia bisnis dan industri pada masa sekarang lebih banyak

memerlukan sikap moral yang benar dan baik untuk menjamin keadilan dan

kesejahteraan serta relasi antar manusiawi yang mantap. Sikap merupakan

organisasi kognitif yang dinamis dan banyak dimuati unsur-unsur emosional

dan disertai kesiagaan untuk bereaksi, yang khusus dipengaruhi oleh

pengalaman-pengalaman masa lampau sehingga sifatnya sangat dinamis

dalam memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku karyawan. Maka

sikap ini dipengaruhi oleh sukses dan kegagalan-kagagalan pengalaman

dimasa lalu. Kegagalan dan sukses itu sedikit atau banyak akan mengubah

sikap menjadi tingkah laku terhadap suatu situasi. Adapun yang dimaksud

dengan sikap kerja adalah sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap

pekerjaan yang dihadapi, yang juga dipengaruhi oleh perasaan dan pikiran

individu yang bersangkutan (As’ad, 1998).

Walgito (1987) menyatakan bahwa sikap adalah keadaan diri manusia

yang menggerakkan untuk bertindak, menyertai manusia dengan perasaan

tertentu di dalam menanggapi objek dan terbentuk atas dasar pengalaman-

pengalaman. Sikap merupakan suatu pandangan atau perasaan terhadap suatu

obyek tertentu dimana sikap tersebut akan disertai oleh kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan perasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu

(dalam Gerungan, 2000).

Karyawan adalah makluk sosial yang menjadi bagian dari suatu

kelompok sosial dan tim kerja tertentu. Jika dia tidak sanggup bekerja sama

secara kooperatif dengan teman sejawatnya, betapapun tinggi kemampuan

teknis dan intelektualnya, pastilah dia tidak akan betah bekerja ditempat itu

dan tidak akan mampu berprestasi secara maksimum. Juga, ruang kerja yang

sehat dan suhu kamar yang sejuk tidak akan bisa memberikan imbangan psikis

berupa kesenangan kerja apabila relasi diantara pegawai atau karyawan tidak

lancar dan managemen perusahaan tidak memuaskan atau tidak manusiawi

sifatnya. Sehingga semakin jelas bagi kita bahwa sikap emosional mereka

terhadap pekerjaan dan kawan-kawan sejawatnya, suasana hati, baik buruknya

kondisi fisik lingkungan kerjanya sangat berperan penting dalam

pembentukan sikap kerja para karyawan yang berpengaruh terhadap prestasi

kerja.

Silalahi (dalam Wijayanti, 1995) juga menerangkan bahwa prestasi

kerja dan produktifitas kerja dapat dicapai dengan adanya perasaan memiliki

atas pekerjaan tersebut. Akan lebih jelas lagi apabila rasa memiliki tersebut

juga disertai dengan adanya sikap positif terhadap organisasi dan

pekerjaannya. Sejauh mana individu dengan batas kualifikasi masing-masing

melaksanakan pekerjaannya dengan baik sangat variatif tergantung pada sikap

mereka terhadap perusahaan, atasan, rekan sekerja serta aspek-aspek lainnya.

Di jelaskan oleh Anastasi (1989) bahwa kadangkala karyawan yang

kemampuannya biasa-biasa saja, tetapi mempunyai sikap kerja yang baik

ternyata dapat mencapai prestasi kerja yang baik begitu juga sebaliknya.

Wexley dan Yukl (1992) mengatakan bahwa sikap kerja merupakan

bagian perasaan terhadap pekerjaan sebab dengan adanya perasaan puas

terhadap aspek-aspek dalam bekerja akan sangat berpengaruh terhadap baik

buruknya sikap kerja karyawan terhadap aspek-aspek kerja tersebut. Iklim

kerja yang menyenangkan dan disiplin kerja yang tinggi tidak bisa ditegakkan

atas landasan ancaman-ancaman terus menerus, misalnya ancaman pemecatan

dan sanksi hukum resmi termasuk pula insentif uang sebagai bentuk hadiah

akan tetapi apresiasi dan perasaan suka atau senang terhadap pekerjaan

lingkungan kerja, kawan-kawan sejawat dan pada atasanlah yang menjadi

motif pokok untuk mendorong seseorang suka bekerja di perusahaan. Ada

beberapa individu yang berperangai malas, agresif, selalu curiga dan bersikap

bermusuhan disebabkan oleh” kecenderungan-kecenderungan alamiah” atau

sikap mental yang salah, semua ini disebabkan gangguan psikis emosional

sehingga menyebabkan mereka bertingkah laku abnormal dan sikap kerja

yang buruk.

Jika emosi-emosi karyawan menjadi lebih positif sehingga moralnya

bisa dipertinggi maka akan muncul tim kerja yang akrab dan penuh

persahabatan lalu orang jadi lebih rajin dan senang bekerja. Penelitian

menunjukkan bahwa monotomi dari pekerjaan mudah menimbukan kejenuhan

dan sikap depresif pesimistis. Mengubah sikap kerja karyawan tidak harus

memberikan kuliah, ceramah secara terus-menerus tetapi juga diperlukan

motivasi dalam diri karyawan dalam mengatur suasana hati, sikap emosional

mereka terhadap pekerjaan dan kawan-kawan sejawatnya, baik buruknya

kondisi fisik kerja. Hendaknya perubahan sikap itu harus dilandaskan pada

prinsip kesukarelaan, dimana mereka menyadari dan merasakan kebutuhan

untuk mengubah sikap sendiri tanpa mendapat tekanan, ancaman dan rasa

ketakutan. Sikap baru itu secara konkret dirasakan lebih dekat pada realitas

hidup yang wajar-wajar saja. Faktor yang terdapat dalam pembentukan sikap

adalah pengalaman pribadi, emosi dalam diri individu (Azwar, 1998)

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan emosi yang

baik mempunyai andil besar dalam pengambilan keputusan untuk bertindak.

Besarnya pengaruh emosi dalam bertindak, sangatlah diperlukan karyawan

bagaimana membentuk emosi yang cerdas bagi individu. Seorang karyawan

yang cerdas secara emosional akan dapat mengetahui dan menangani serta

mengelola perasaan mereka sendiri dengan baik, mereka dapat memotivasi

dirinya untuk berprestasi mampu bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan maupun

kesusahan dan mampu berempati serta membina hubungan baik dengan

lingkungan kerja. Mewujudkan sikap kerja yang baik diperlukan emosional

yang baik, cerdas dan terkontrol sehingga diperlukan kecerdasan emosional

yang tinggi dari karyawan karena reaksi atau respon karyawan banyak

dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti emosi, kepribadian, persepsi yang

semuanya itu tercermin dalam sikap karyawan terhadap pekerjaan.

Kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer (dalam Shapiro,

1997) adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri, mengelola emosi diri,

mengelola emosi orang lain, mengenali emosi orang lain, memotivasi diri dan

kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Sehingga memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi diharapkan seseorang menemukan

keberhasilan baik didunia pribadi maupun dunia kerja. Suasana hati atau

emosi yang terdapat dalam diri karyawan ketika sedang bekerja bisa

merupakan emosi yang positif dan juga yang negatif. Selain itu kecerdasan

emosional merupakan dasar pembentukan emosi yang mencakup ketrampilan

individu dalam membangun kesadaran diri dan pemahaman pribadi (Patton,

1998)

Kemampuan dalam mengontrol diri untuk proses pengaktifan sikap

kerja sangat diperlukan bagi individu untuk mampu dalam memotivasi diri

secara terus-menerus dan tekun dalam memacu semangat diri agar dapat

berprilaku secara lebih baik dan bermanfaat. Hal ini didukung oleh pendapat

Goleman (2000) bahwa yang dimaksud kecerdasan emosional termasuk

didalamnya kemampuan untuk mengontrol diri, memacu semangat diri, tetap

tekun serta dapat memotivasi diri sendiri. Orang-orang yang kekurangan

dalam kemampuan emosional ini terus-menerus melawan perasaan-perasaan

gelisah dan penyesalan. Mereka yang memiliki kelebihan dalam hal ini dapat

kembali bersemangat jauh lebih cepat dari rintangan hidup. Mengatasi

perasaan adalah kemampuan yang secara alami mengikuti dan mengenali

perasaan kita, sementara kesadaran diri adalah sifat kunci dari kecerdasan

emosi (Alder, 2001)

Sehubungan dengan masalah di atas maka penulis memandang perlu

untuk melakukan penelitian sampai sejauh mana adanya hubungan dan saling

terkait diantara permasalahan yang ada tersebut. Sikap kerja yang baik akan

lebih mudah ditegakkan bila timbul dari kesadaran diri, sehingga dengan

kecerdasan emosional yang tinggi pula karyawan mampu menjaga semangat

kerja tersebut untuk memotivasinya mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Sehingga dengan asumsi tersebut di atas menimbulkan pertanyaan bagi

penulis apakah ada keterkaitan antara kecerdasan emosional dengan sikap

kerja? Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian hubungan

antara kecerdasan emosional dengan sikap kerja karyawan.


B.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi