Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kharismatik Dan Budaya Organisasi Dengan Kinerja Karyawan

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, manusia dituntut untuk bisa bersaing dalam semua

aspek dan juga bisa melakukan perubahan untuk menuju kearah perbaikan. Hal ini

juga berlaku dalam bidang industri yang mengalami banyak kemajuan dalam

perekonomian di Indonesia. Pembangunan dalam bidang industri, sangat pesat

perkembangannya dan telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan

manusia.

Banyaknya perubahan yang terjadi, tidak begitu saja lepas dari peran

manusia sebagai penentu suksesnya sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan

bahwa manusialah satu-satunya sumber utama dari suatu perusahaan yang tidak

bisa digantikan oleh teknologi lainnya walaupun sarana dan fasilitas

pendukungnya sangat lengkap, namun hal tersebut tidak akan mempunyai arti

apapun tanpa adanya manusia yang mengatur, menggunakan dan memeliharanya

(As’ad, 1998). Suatu perusahaan akan dapat mencapai suatu hasil yang optimal

apabila didalamnya terdapat suatu kepemimpinan yang baik dan efektif serta

didukung dengan budaya yang baik pula sehingga hal ini akan dapat

meningkatkan kinerja karyawan dan secara otomatis berimbas pula pada

peningkatan kinerja organisasi.

Kinerja karyawan yang tinggi sangat diperlukan dalam dunia industri,

dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Secara

umum, individu yang menunjukan hasil kerja yang bagus dapat dikatakan sebagai

individu yang memiliki kinerja yang tinggi atau baik. Begitu pula sebaliknya,

individu yang menunjukan hasil kerja yang buruk dapat dikatakan bahwa orang

tersebut memiliki kinerja yang rendah atau buruk. Baik buruknya suatu kinerja

karyawan antara karyawan yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda,

meskipun jenis pekerjaan yang dikerjakan sama. As’ad (1998) menyatakan bahwa

kinerja merupakan hasil yang dicapai individu menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Setiap organisasi, apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan

seorang pemimpin yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan bagi

keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan. Keberadaan pemimpin dalam suatu

perusahaan sangat penting artinya, karena ia memiliki peranan yang strategis

dalam mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya kepemimpinan digambarkan oleh

Bennis dan Nanus (dalam Locke) sebagai berikut: Sebuah perusahaan yang hanya

bermodal kecil bisa meminjam uang, dan perusahaan yang berada di lokasi yang

tidak tepat bisa pindah, tapi sebuah perusahaan yang tidak memiliki seorang

pemimpin hanya mempunyai sedikit peluang untuk selamat. Di samping itu juga

kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena

tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi.

Contoh kasusnya seperti yang terjadi di PT Aseli dagadu Djokdja. Tujuh orang

karyawan PT aseli dagadu djokdja melakukan mogok kerja untuk memprotes

pemecatan yang disertai dengan kekerasan fisik yang dilakukan oleh pimpinan

perusahaan tersebut terhadap salah satu karyawannya hal ini disebabkan karena

pimpinan tidak mau menerima kritikan yang datang dari salah satu karyawannya

(Kompas, 13 Agustus 2005)

Masing-masing pemimpin mempunyai cara tersendiri atau gaya sendiri

dalam mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Menurut

(Rivai, 2003) gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan

pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau

dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi

yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

Suatu gaya kepemimpinan yang tepat, akan menimbulkan motivasi

seseorang untuk berprestasi sehingga secara langsung akan dapat mempengaruhi

kinerja karyawan salah satunya adalah gaya kepemimpinan kharismatik. Persepsi

karyawan terhadap gaya kepemimpinan ini sangat baik, karena dalam hal ini

karyawan merasa sangat hormat dan sayang terhadap pemimpinnya tersebut tanpa

adanya paksaan. Sehingga dengan keadaan seperti itu, maka akan dapat

menghasilkan tingkat kinerja tertinggi pada karyawannya (Hakim dan Rokhmah,

2004).

Kartono (1998), mengatakan bahwa pemimpin kharismatik memiliki

kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi

orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang luar biasa jumlahnya dan

pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sedangkan (Nawawi, 2003),

mengartikan kepemimpinan kharismatik sebagai kemampuan mempengaruhi

orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam sifat atau

aspek kepribadian pemimpin sehingga menimbulkan rasa hormat, rasa segan dan

kepatuhan yang tinggi pada para pengikutnya. Di sini dapat dilihat jelas bahwa

totalitas kepribadian pemimpin kharismatik tersebut dapat memancarkan pengaruh

dan daya tarik yang teramat besar bagi para karyawan sehingga karyawan merasa

yakin bahwa mereka dapat memberikan hasil bagi perusahaan tempat mereka

bekerja yang berupa kinerja.

Dalam hal ini, pemimpin juga diterima sebagai seorang yang istimewa dan

luar biasa oleh orang-orang yang dipimpinnya. Mereka menerima pemimpin

tersebut tanpa mempertanyakan lagi, mereka tunduk pada pemimpin dengan

senang hati, mereka merasa sayang dengan pemimpin tersebut, mereka terlibat

secara emosional dalam misi kelompok atau organisasi tersebut, mereka percaya

bahwa mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja tinggi (dalam Hakim &

Rokhmah, 2004)

Selain persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan, ada faktor lain

yang secara langsung akan dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu budaya

organisasi. Budaya organisasi ini penting bagi kelangsungan hidup perusahaan

karena budaya tersebut menjadi batas suatu organisasi, sehingga dapat

membentuk identitas atau ciri khas suatu organisasi.

Menurut Tozi, Rizzo, Carroll (dalam munandar, 2001), Budaya organisasi

adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu

yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Dengan

kata lain, secara sederhana dapat diungkapkan sebagai cara berpikir, cara bekerja,

cara laku para karyawan suatu perusahaan dalam melakukan tugas pekerjaan

mereka masing-masing. Budaya organisasi ini, merupakan bagian dari kehidupan

organisasi yang berupa nilai-nilai dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku,

sikap serta efektifitas seluruh karyawan yang berupa kinerja karyawan. Nilai-nilai

yang dirasakan bersama ini pada gilirannya akan membentuk suatu sistem

didalam organisasi. Sistematisasi nilai organisasi tersebut akan terbentuk

manakala organisasi mulai memformalkan atau menstandarisasikan nilai-nilai

menjadi suatu aturan atau ketentuan bagi anggota organisasi.

Menurut Gibson dan luthans (dalam Sutanto, 2002) Budaya organisasi

dapat dibedakan menjadi budaya yang kuat dan budaya yang lemah. Budaya yang

kuat ditunjukan dengan nilai-nilai organisasi yang tercermin pada perilaku

karyawan. Budaya yang kuat diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan

kinerja karyawan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada kinerja

organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu membentuk

budaya organisasi yang kuat. Budaya yang kuat terbentuk karena nilai-nilai dan

gaya kepemimpinan yang kuat. Selain itu, budaya yang kuat ditentukan pula oleh

pemerataan (shared) dan intensitas (intensity). Pemerataan menunjukan

sejauhmana setiap anggota organisasi mempunyai nilai-nilai yang sama. Nilai-

nilai itu akan melekat pada setiap anggota organisasi, sedangkan intensitas

menunjukan tingkat komitmen anggota organisasi pada nilai-nilai yang berlaku

pada semua anggota organisasi. Sehingga budaya ini akan berdampak pada

perilaku dan sikap setiap anggota organisasi.

Dengan melihat uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang timbul

adalah “apakah ada hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan

kharismatik dan budaya organisasi dengan kinerja karyawan”. Sehingga peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul HUBUNGAN ANTARA

PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KHARISMATIK DAN

BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN.





B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi