Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pelaksanaan Testing Psikologi Dengan Kecemasan Calon Tenaga Kerja Job-Hoping

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya tes psikologi hanya dipergunakan untuk kepentingan klinis

dan pendidikan, khususnya menangani masalah keterbelakangan mental. Seiring

dengan perputaran waktu dan banyaknya penemuan-penemuan dalam ilmu

psikologi yang sangat pesat pada akhir abad XIX, maka tes psikologi tidak hanya

digunakan menangani masalah klinis dan pendidikan saja, tetapi dipergunakan

dalam bidang ilmu pengetahuan yang lain, baik secara pure science maupun


applied,


sebab psikologi sebagai ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan secara


tegas dengan ilmu pengetahuan yang lain, termasuk dalam bidang industri dan

organisasi. Penggunaan tes untuk menyaring pelamar kerja mempunyai sejarah

panjang dalam psikologi industri dan organisasi, paling tidak dimulai sejak perang

dunia I (Jewel dan Siegall, 1998). Menurut Anastasi dan Urbina (1997), tes

psikologi pada umumnya digunakan sebagai alat bantu dalam keputusan-

keputusan tentang pekerjaan, meliputi konseling individual maupun keputusan-

keputusan kelembagaan yang menyangkut seleksi dan klasifikasi personal.

Sesuai dengan perkembangan ekonomi yang semakin pesat dibutuhkan

tenaga kerja yang handal yang sesuai dengan bakat dan potensinya. Dengan

penempatan yang sesuai dengan bakat dan potensi tersebut akan dapat

ditingkatkan produktivitas kerja atau dalam rangka kebutuhan akan penambahan

tenaga kerja perusahaan kadangkala timbul secara mendadak dan jumlahnya tidak

begitu besar. Dalam hal ini testing psikologi dilakukan untuk mengukur kondisi

seseorang dalam hal kejiwaan dan potensi serta kemampuan khusus. Pengukuran

beberapa aspek tersebut di atas merupakan usaha yang sangat penting dalam

memprediksi kemampuan/potensi yang dimiliki seseorang sesuai persyaratan

yang ditentukan oleh perusahaan yang membutuhkan calon tenaga kerja tersebut

(Anastasi dan Urbina, 1997).

Pelaksanaan tes psikologi di sektor industri dan organisasi swasta maupun

pemerintah diharapkan dapat menyaring atau memilih orang-orang yang cocok

atau tepat untuk menduduki suatu jabatan atau posisi. Cocok di sini diartikan

bahwa orang dengan kemampuan tertentu karyawan ditempatkan pada posisi atau

jabatan tertentu pula, sebab seleksi merupakan proses utama dalam macthing

(mencocokkan) individu dengan jabatan atau pekerjaan dalam istilah industri

disebut fitting the person to the job (Haryanto, 1999). Menurut Anastasi dan

Urbina (1997) dari sudut pandang pemilik perusahaan atau pekerja, hal yang

sangat penting adalah bahwa individu ditempatkan pada pekerjaan dengan

kualifikasi yang tepat. Lebih lanjut Anastasi dan Urbina (1997) mengatakan

bahwa penempatan yang efektif juga memberikan implikasi bahwa ciri-ciri yang

tidak relevan dengan persyaratan sebuah pekerjaan seharusnya tidak

mempengaruhi keputusan-keputusan seleksi, entah secara menguntungkan

ataupun tidak.

Deskripsi tentang pentingnya tes psikologi dalam industri dan organisasi

adalah bahwa karyawan yang terlatih akan menghemat ongkos produksi 20.880


Dollar US


per tahun (Hadi, 2000), artinya adalah bahwa sebelum seseorang

dinyatakan sebagai karyawan pada suatu perusahaan sebaiknya dites psikologi

terlebih dahulu agar perusahaan tahu apa bakat, minat, dan keahliannya. Setelah

perusahaan mengetahui tentang bakat, minat, dan keahliannya maka perusahaan

merekrut mereka yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan men- training

mereka sesuai dengan bakat, minat, dan keahlian mereka. Dengan demikian akan

menghemat ongkos produksi perusahaan itu. Laporan ini diterbitkan pada tahun

1945. Karyawan yang tidak terlatih mengalami kecelakaan yang lebih banyak

dalam pekerjaannya yaitu 19% dibandingkan dengan karyawan yang terlatih. Dan

dibawah bimbingan sarjana psikologi industri tersebut program latihannya telah

mengurangi jumlah bahan-bahan yang terbuang, kerusakan alat, menekan turn


over dan mengurangi absenteisme


51%. Dari deskripsi diatas maka perusahaan-


perusahaan merasa sangat memerlukan tes psikologi untuk keperluan-keperluan

seleksi, klasifikasi, promosi dalam perusahaannya.

Tes psikologi lebih populer di kalangan masyarakat dengan istilah

psikotes. Selain di bidang pendidikan, istilah ini juga dikenal oleh ibu-ibu rumah

tangga, orang tua wali murid, karyawan sipil dan TNI/ABRI. Terutama dalam

hubungan dengan seleksi calon karyawan yang akan bekerja dalam suatu instansi

(Sadli, 1991). Tapi walaupun mereka (calon karyawan) kenal dengan tes psikologi

mereka hanya kenal pada sebatas istilah yang popular itu, atau mereka hanya tahu

dari mulut ke mulut ataupun tahu dari majalah atau buku-buku panduan tes.

Mereka berusaha untuk menyimpulkan informasi-informasi tentang tes psikologi

itu berdasarkan pandangan, pengamatan, dan menghubung-hubungkan informasi

itu kemudian menafsirkannya. Peristiwa tersebut dinamakan perception atau

persepsi. Menurut Rahmat (1996) persepsi adalah cara pandang, pengamatan,

tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menaksirkan pesan. Berdasarkan persepsi itu,

mereka (calon karyawan) mungkin suatu saat akan merasa lebih siap dalam

menghadapi tes psikologi.

Menurut Cronbach (dalam Sadli, 1991) bahwa tes merupakan prosedur

yang sistematis untuk memperbandingkan prilaku dua orang atau lebih. Ini berarti

sesuai dengan fungsi seleksi yaitu membandingkan dua orang atau lebih yang

mana yang lebih baik dan lebih cocok untuk menduduki suatu jabatan atau posisi.

Hal senada dikatakan Anastasi dan Urbina (1997), yaitu secara umum tes

psikologi untuk mengukur perbedaan antara individu-individu atau antara reaksi-

reaksi individu yang sama dalam situasi yang berbeda. Tes psikologi umumnya

digunakan sebagai alat Bantu dalam pengambilan keputusan-keputusan tentang

pekerjaan, meliputi baik konseling individual maupun keputusan-keputusan

kelembagaan yang menyangkut seleksi dan klasifikasi personal.

Tes psikologi memang fenomena yang menarik, di satu pihak sangat

membutuhkan tes ini (orang, perusahaan swasta dan negara), di lain pihak (calon

tenaga kerja) sangat takut dan mau tidak mau harus melaksanakannya. Pada

umumnya tes psikologi sering dikaitkan dengan tes intelegensi untuk mengetahui

IQ, bakat dan kemampuan akan tetapi, tes psikologi diartikan atau dikaitkan

dengan hal-hal yang tak ada hubungannya dengan tujuan penggunaan tes

psikologi itu sendiri (Irfan dan Rustam, 2000). Pernyataan senada juga dikatakan

oleh Gandadiputra (dalam Sadli, 1991), tes psikologi dianggap terbatas pada tes

IQ, kecerdasan, bakat. Banyak ahli yang mendefinisikan tes psikologi ini, pada

umumnya sama dan saling melengkapi.

Bila seseorang akan menghadapi ujian, pasti mereka akan mempersiapkan

diri, biasanya mereka tahu apa yang harus dipersiapkan, karena bahan ujian itu

umumnya telah jelas batas-batasnya serta telah diketahui pula bagaimana ujian itu

akan dilakukan, contoh: ujian bahasa Indonesia bab I sampai bab II, maka yang

dipelajari adalah dua bab itu dan tidak mungkin mempelajari bab yang lain

walaupun bidang studinya sama. Dari deskripsi diatas maka akan diketahui

perbedaan antara tes-tes umum dengan tes psikologi.

Menurut Azwar (1987), seseorang yang akan menghadapi tes, apalagi tes

psikologi akan merasa suatu ketidakpastian mengenai apa yang harus

dipersiapkan, apa yang akan dihadapinya, dan bagaimana tes itu nanti akan

dikenakan padanya (kecuali bila ia sudah berpengalaman dalam hal tes psikologi).

Sering dijumpai orang akan merasa sangat gelisah dan cemas karena harus

mengikuti tes psikologi (Irfan dan Rustam, 2000).

Menurut Spielberger (dalam Rahmat, 1992) kecemasan didefinisikan

sebagai suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan ditandai oleh

perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan juga ditandai

oleh aktifnya system syaraf pusat (cerrebro spinalis system).

Kecemasan dapat didefinisikan sebagai manifestasi dari berbagai proses

emosi yang bercampur aduk dan terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan

perasaan dan pertentangan. Lebih lanjut dikatakan bahwa kecemasan itu

mempunyai segi yang disadari, seperti: rasa terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa,

terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi diluar kesadaran,
seperti: merasa takut tanpa tahu sebabnya, ia menjadi takut dan tidak dapat

menghindari perasaan yang tidak menyenangkan tersebut (Daradjat, 1990).

Rendahnya pengetahuan mengenai tes psikologi ini membuat calon

karyawan (tenaga kerja) menjadi merasa tidak berdaya, takut untuk menghadapi

dan melaksanakan tes psikologi. Menurut Sadli (1991) terutama hubungannya

dengan seleksi calon karyawan yang akan bekerja dalam suatu perusahaan atau

instansi, tes psikologi sebagai istilah, disatu pihak menakutkan atau membuat

orang merasa ngeri dan dilain pihak merupakan suatu hal yang sangat membantu

tapi tak jarang orang sangat gelisah karena harus menghadapi tes psikologi ini.

Bahkan tes psikologi ini dianggap sebagai suatu ancaman kegagalan untuk

terwujudnya suatu cita-cita, sekolah, kerja, dan lain-lain, mereka sangat cemas

bila menghadapi dan melaksanakan tes psikologi karena tidak tahu apa yang harus

dipersiapkan dan apa yang harus dilakukan.

Pada penelitian ini penulis ingin meneliti calon tenaga kerja job-hoping

sebab mereka mempunyai keinginan yang sangat besar dalam bekerja, suka

melamar kerja, dan masih sedikit pengalaman dalam menghadapi dan

melaksanakan testing psikologi. Menurut Hurlock (2001) banyak orang dewasa

muda yang kurang memiliki ketrampilan dan pelatihan untuk suatu pekerjaan

tertentu dalam melamar berbagai kantor yang sifatnya berbeda dengan yang

dilamar, tidak sesuai pula dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya,

masa tersebut adalah masa berharap bekerja job-hopping yang terjadi pada waktu

manusia dewasa muda yang berusia antara dua puluh sampai tiga puluh tahun.

Individu pada masa dewasa muda yang sedang gigih mencari pekerjaan

banyak mengalami kecemasan dalam menghadapi tes psikologi, sebab mereka
belum pernah melakukan tes psikologi atau baru sekali atau dua kali

menjalaninya, artinya mereka belum mempunyai pengalaman dalam hal tes

psikologi. Mereka berusaha mendapatkan informasi tentang pelaksanaan testing

psikologi dari teman yang sudah pernah menjalani testing psikologi atau

membaca-baca buku-buku panduan dan majalah-majalah.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti permasalahan tentang apakah ada hubungan antara persepsi terhadap

pelaksanaan testing psikologi dengan kecemasan calon tenaga kerja job-hoping.



B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara persepsi terhadap pelaksanaan testing psikologi dengan

kecemasan calon tenaga kerja job-hoping.



C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi