Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Perilaku Remaja Anggota Klub Modifikasi Motor Di Kota Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Manusia terlahir ke dunia tentunya mempunyai peran dan fungsi yang

luhur, dengan syarat ia dapat berperan secara utuh dalam kancah kehidupan. Peran

yang dimaksud disini adalah apabila seorang manusia dapat memerankan diri

sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk sosial. Manusia merupakan

mahluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan

antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah,

tempat kerja, dan lingkungan disekitar mereka.

Manusia dalam hidup mengalami beberapa tahap perkembangan, dimana

masing-masing tahapan kehidupan memiliki titik krusial sendiri-sendiri. Namun

tentunya ada tahap-tahap yang dipandang menjadi titik tengah dari pada

permasalahan itu. Tahapan dalam hidup yang mungkin tidak terlupakan dan

banyak meninggalkan kenangan pada diri seseorang adalah masa remaja. Menurut

Simandjuntak (1984) bahwa masa remaja adalah suatu masa dimana mulai

muncul permasalah dari diri seseorang yang sifatnya mulai kompleks dimana pada

masa remaja ini seseorang anak mulai mengalami perubahan baik secara fisik

maupun secara psikologis yang sering menimbulkan rasa tidak aman dan tidak

tenang pada diri remaja. Masa remaja juga disebutkan sebagai masa peralihan dari

masa anak-anak menuju dewasa dengan batasan umur 12-19 tahun, yang ditandai

dengan timbulnya tanda pubertas yang pertama dan berakhir ketika anak remaja

itu mencapai kematangan fisik dan mental (Simandjuntak, 1984).

Remaja pada saat ini tidak lepas dari kata pergaulan seperti pada

kenyataan di masyarakat muncul istilah remaja gaul ataupun remaja yang tidak

gaul. Hal ini bermula dari remaja yang gemar bergaul dengan teman-teman sebaya

yang menyebut diri mereka gaul dan menyebut remaja yang hanya diam belajar di

rumah sebagai remaja yang tidak gaul. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara

lain oleh derajat keakraban, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi

diantara mereka, terutama faktor sejauh mana keterlibatan dan saling

mempengaruhi karena pepatah yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang

dapat hidup sendiri sangatlah tepat untuk kaum remaja. Dalam pertumbuhan dan

perkembangannya, remaja sangat memerlukan kelompok sosial yang dapat

menerima dia sebagaimana adanya, karena corak dan kehidupan kelompok remaja

akan mempengaruhi gaya dan perilakunya dan sebaliknya remaja akan dapat

merubah perilaku remaja seperti pola dan perilakunya (Widodo, 2002).

Perilaku remaja akan banyak dipengaruhi oleh perilaku

kelompoknya. Perilaku kelompok remaja dapat terbentuk di dalam sekolah

maupun di luar sekolah. Jenis kegiatan kelompok biasanya ditetapkan oleh

kelompok yang bersangkutan, sehingga disamping ada kegiatan yang bernilai

positif sering pula ada berbagai kegiatan yang bernilai negatif, terutama apabila

kegiatan kelompok remaja ini merupakan kegiatan teman sebaya yang secara

bebas dilakukan dan tidak terawasi oleh orang dewasa, misalnya perilaku mereka

didalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial,

jika tidak dicermati kelompok sebaya merupakan hal yang sangat berpengaruh

dan menentukan perilaku dan perkembangan remaja maka perkembangan

program remaja akan menuju kearah yang negatif sehingga perlu adanya

pengawasan dari orang dewasa baik guru atau pun orang tua terhadap kegiatan

kelompoknya. Sosialisasi pada remaja nampak pada kesediaan remaja untuk

mengikuti kelompok remaja tertentu yang sesuai dengan minatnya. Keberhasilan

remaja dalam melakukan proses sosialisasi juga banyak dipengaruhi oleh sikap

orang tua dan orang-orang disekitarnya pada perkembangan sebelumnya (Widodo,

2002)

Internalisasi nilai yang dianut orang tua banyak melakukan kegiatan sosial

dimasyarakat akan menyebabkan remaja mudah melakukan proses sosialisasi

dalam masyarakat, sebaliknya remaja yang bersikap kaku dan salah tingkah

biasanya berasal dari orang tua yang bersikap eksklusif. Kriteria keberhasilan

remaja dalam melakukan sosialisasi dilihat dari keaktifan remaja dalam kegiatan

kelompok.

Kegagalan remaja dalam proses sosialisasi terutama dengan kelompok

sebaya akan menyebabkan remaja menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya

diri atau justru nampak dalam sikap yang sombong, keras kepala dan sering salah

tingkah bila berada dalam situasi sosial. Sikap sosial remaja terutama yang

berhubungan dengan proses sosialisasi dalam kelompok termanifestasi dalam

perilaku-perilaku seperti persaingan, perilaku seragam didalam kelompok,

menonjolkan diri atau menarik perhatian, menentang otoritas orang tua dan

kesadaran sosial (Widodo, 2002)


Perilaku yang positif akan menjadikan hubungan antar manusia atau

kelompok terasa nyaman. Apabila sudah terpenuhi secara psikologis maksud dan

proses dari perilaku yang kita tunjukan pada keluarga, lingkungan masyarakat

teman sekolah dan rekan kerja maka akan muncul harmonisasi dan keseimbangan

kehidupan pribadi, keluarga dan sosial. Perilaku kita akan terlihat baik apabila kita

bertindak sesuai norma-norma dan peraturan yang nantinya akan memunculkan

kenyamanan dalam kehidupan keseharian.

Perilaku manusia bukan dilihat dari hubungan sebab akibat, melainkan

dari keterkaitan normatif antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Budaya

menentukan perilaku yang dianggap tepat tentang bagaimana seharusnya

seseorang berperilaku. Perilaku yang tepat tersebut tergantung dari karakteristik

orang dan situasi. Posisi seseorang dalam suatu ruang sosial, peran-peran sosial

yang diharapkan, norma dan peraturan-peraturan dapat menjelaskan perilaku

manusia (Moghaddam dan Studer, dalam Utama, 2003)

Masyarakat kota Solo memiliki laju kosmopolit dan memiliki kedinamisan

yang tinggi. Banyak sekali kegiatan yang diselenggarakan baik itu yang

dilaksanakan setiap hari, setiap pekan, setiap bulan ataupun setiap tahun. Seperti

yang terlihat aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor setiap malam minggu

di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas ini terbilang cukup unik, karena para

pecinta motor, tua dan muda, secara berkelanjutan tidak pernah absen berkumpul

menurut klub motornya masing-masing, salah satunya yang dilakukan oleh

Surakarta Karisma Klub (SKC). Klub motor yang berdiri pada tanggal 12 Oktober

2003 ini merupakan suatu wadah pecinta, pemilik, pengguna sepeda motor Honda

Kharisma. Dengan berdirinya klub ini diharapkan mampu menjalin komunikasi,

informasi, termasuk juga sebagai sarana perkenalan dan berbagi rasa diantara

anggota mereka. Adapun anggota-anggota klub di Solo yang berjumlah 47 klub

motor dari berbagai merek dan jenisnya antara lain adalah seperti IKASO (Ikatan

Anak Astrea Supra Solo), ISSO (Ikatan Scooter Solo), Moncelo (Motor Ceper

Solo), SKC (Solo King Klub), SKAT cs (Surakarta Thunder Klub), SCC (Solo CB

Klub), SOC (SANEX Otomotif Klub), VESO (Vega Solo), SSC (Solo Shogun

Klub), SCS (Suzuki Klub Surakarta), SOBEC (Solo Bebek Community),

MOKOES (Motor Koening Solo), CHAS (Klub Honda Astrea Solo), SAT cs

(Satria Klub Surakarta), NRC (NSR Racing Club), MHCS (Motor Honda C 90

Club Surakarta) dan yang lainnya. Diantaranya juga ada klub motor yang

digunakan untuk ajang promosi seperti Mentari dan Djarum Black yang

menggunakan sistem kontrak dengan jangka waktu tertentu.

Aktivitas klub motor ini biasanya dimulai sekitar jam 21.00 WIB hingga

24.00 WIB disepanjang jalan Slamet Riyadi. Ada dua agenda utama dalam

aktivitas ini, agenda pertama adalah kumpul bersama membahas rencana kegiatan

klub mendatang ataupun sekedar berbagi cerita, berbaur dan bercanda diantara

mereka. Setelah itu sekitar pukul 23.00 WIB mereka melakukan rolling, yaitu

konvoi berkeliling kota Solo. Solidaritas yang terjalin diantara klub motor

terbilang tinggi, keakraban terlihat dari cara mereka menyapa sesama anggota

klub dengan mengangkat tangan, mengacungkan jempol kepada anggota klub

yang lain yang mereka balas dengan antusias pula. Keakraban ini tak hanya

berlaku pada sesama anggota klub motor saja, tetapi juga dengan klub lain seperti

klub-klub mobil yang sama-sama mengadakan aktivitas klubnya.

Di dalam klub mereka bisa mengekspresikan kemampuan yang

dimilikinya ke dalam bentuk kreativitas yang dimunculkan dalam bentuk

modifikasi sepeda motor yang mereka miliki, dan membuat sedemikian rupa

bentuk yang akan diubah sehingga dapat menjadikan sebuah hasil karya seni yang

sangat mahal dengan berbagai jenis modifikasi yang dapat mereka kreasikan ke

dalam bentuk karya seni yang indah dilihat, dari apa yang sudah mereka miliki.

Modifikasi motor ini banyak jenisnya, yang paling banyak dan sepertinya

wajib dilakukan para modifikator motor adalah membuat motornya menjadi

pendek, atau yang lebih akrab disebut ceper Membuat motor ceper ini tidak

tanggung-tanggung ada beberapa orang menceperkan motor ini sampai hampir

menyentuh tanah, ada juga yang sampai yang menghilangkan sok beker belakang

untuk mendapatkan tingkat kependekan motor yang mereka inginkan.

Model air brusher mereka mengecat sedemikian rupa motornya dalam

berbagai bentuk dan model gambar yang sudah mereka buat atau miliki, kemudian

mereka tuangkan didalam bentuk cat atau lukisan gambar pada motor mereka

sehingga menghasilkan sebuah hasil karya seni yang sudah mereka tuangkan

dalam kendaraan yang mereka miliki.

Banyaknya anak pada jaman sekarang yang mempunyai keinginan untuk

memodifikasi motornya, demi untuk memuaskan hasrat mereka dalam

menuangkan ide-ide mereka. Tidak pandang dulu motor keluaran baru sampai

motor keluaran yang sudah lama tetap mereka jadikan sasaran didalam

mendapatkan sesuatu yang memuaskan, dan ada juga yang hanya sekedar ikut-

ikutan memodifikasi motornya dengan cara melihat majalah, Koran otomotif, dan

dari teman-teman mereka yang sudah dimodifikasi motornya, dari situlah mereka

terbawa sehingga mempunyai keinginan yang sama, itu merupakan suatu

kepuasan yang dimiliki mereka.

Berdasarkan dengan realita yang telah diuraikan diatas, perilaku remaja

yang muncul pada saat ini adalah aktivitas rutin berkumpulnya anak-anak motor

pada setiap malam minggu disepanjang jalan Slamet Riyadi. Aktivitas yang

mereka lakukan dari para pecinta motor, tua dan muda, secara continue tidak

pernah absen berkumpul menurut klub motornya masing-masing, salah satunya

yang dilakukan oleh Surakarta Karisma Klub (SKC), mulai pukul 21.00-24.00

malam disepanjang jalan Slamet Riyadi banyak dijumpai klub-klub motor dari

berbagai merek dari keluaran baru sampai keluaran lama. Agenda yang dilakukan

oleh mereka pada saat berkumpul diantaranya ngobrol bareng berbagi cerita,

berbaur, bercanda diantara mereka, menggoda cewek-cewek yang lewat didepan

mereka selain itu ada sisi kreativitas yang mereka tunjukan dalam bentuk

modifikasi yang mereka tuangkan lewat motor yang dimilikinya.

Kegiatan rutin yang dilakukan klub-klub motor yang ada di kota Solo pada

setiap malam minggunya bisa membuat para remaja lebih dapat mengekspresikan

dalam bentuk modifikasi motor yang mereka ingin lakukan sehingga menjadi

sesuatu yang memuaskan bagi dirinya sendiri ataupun buat orang lain dan ada

juga yang hanya sekedar ikut-ikutan memodifikasi motor dengan melihat majalah

dan tabloid otomotif, dari situlah mereka mendapatkan kepuasan dari dalam

dirinya, karena mereka ingin menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan untuk

orang lain dengan memodifikasi motornya, supaya bisa menarik perhatian dari

orang lain, ingin tampil berbeda dari pada yang lain, ingin mempunyai ciri khas

yang tidak dimiliki orang lain dan ingin dikenal oleh orang yang melihatnya.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul pertanyaan pada penulis,

faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku remaja memodifikasi

motor pada klub yang ada di kota Solo serta bagaimana rutinitas, aktivitas dan

kegiatan ketika berkumpul, rolling dan touring serta hubungan dengan sesama

anggota klub yang lain. Dari sinilah penulis merasa tertarik dan perlu melakukan

suatu kajian atau penelitian dengan judul : “Perilaku Remaja Anggota Klub

Modifikasi Motor Di kota Solo”.



B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini ialah perilaku remaja anggota klub modifikasi motor

di kota Solo, sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada

organisme tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses yang

diterima oleh organisme. Peneliti ingin mengungkap khususnya tentang

bagaimana perilaku remaja anggota klub modifikasi motor di kota Solo.



C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi