BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangan yang terjadi di antaranya adalah kemajuan di bidang keuangan
dan investasi. Dengan kemajuan tersebut perusahaan nasional dan multinasional
kini memiliki berbagai sumber pendanaan yang dapat membantu meningkatkan
produksi mereka, yang mana salah satunya adalah melalui penjualan saham dan
investasi di pasar modal.
Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan
oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar
perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lainnya
memerlukan informasi ini kaitannya dengan kepentingan mereka. Informasi
keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing
pemakai.
SFAC No. 2 Quantitative Characteristic of Accounting Information
menyatakan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh
informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah
kemampuan prediksi (FASB, 1980). Hal ini menunjukkan bahwa informasi
akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan
oleh investor dalam melakukan prediksi penerimaan laba di masa yang akan
datang. Dividen yang akan diterima oleh investor tergantung pada jumlah laba
yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu prediksi
1
2
laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan menjadi
sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara memprediksi laba perusahaan
adalah menggunakan rasio keuangan.
Sejumlah studi telah menguji manfaat informasi akuntansi dengan
menggunakan rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang ada di dalam
laporan keuangan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio dengan fenomena
ekonomi. Gibson dan Boyer (1980) menyatakan bahwa FASB memprakarsai
sebuah kebijaksanaan yang dapat meliputi rasio keuangan yang seragam. Salah
satu tujuan FASB adalah mengembangkan kriteria untuk pelaporan keuangan
yang memberikan kerangka informasi yang lengkap seperti rasio keuangan.
Rasio memperlihatkan hubungan matematis antara perkiraan-perkiraan dalam
laporan keuangan. Rasio merupakan alat analisis yang dapat memberikan
petunjuk dan gejala dari kondisi yang mendasar.
Prediksi laba perusahaan di masa yang akan datang dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis fundamental, yaitu menganalisis nilai suatu
perusahaan dengan menggunakan variabel-variabel akuntansi yang terdapat
dalam laporan keuangan suatu perusahaan tersebut. Salah satu bagian dari
analisis fundamental adalah analisis rasio, yaitu analisis dengan menggunakan
hubungan matematis antara variabel keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Penggunaan rasio keuangan lebih mampu memberikan informasi tentang arah
atau kecenderungan dari suatu perusahaan daripada hanya menggunakan variabel
keuangan secara sendiri-sendiri.
Pankoff dan Virgil (1970:71) mengemukakan bahwa manfaat laporan
keuangan tidak dapat hanya diukur dari keakuratannya dalam mencerminkan
3
kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu, tetapi juga harus diukur
manfaatnya dalam memprediksi kondisi keuangan perusahaan pada masa yang
akan datang.
Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba
perusahaan di Indonesia telah dilakukan oleh Machfoedz (1994) terhadap 68
perusahaan pabrikan yang terdaftar di BEJ. Machfoedz menganalisis 42 rasio
keuangan yang dikategorikan dalam sembilan kategori. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya 13 rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi
perubahan laba.
Dalam memprediksi laba, tidak cukup hanya dengan menggunakan
manfaat rasio keuangan yang terdapat dalam informasi laporan keuangan. Untuk
hal ini perlu dipertimbangkan faktor size effect, yaitu faktor ukuran perusahaan.
Size merupakan variabel perusahaan pertama yang memperlihatkan
pengaruhnya terhadap excess return dan diteliti secara luas ke dalam suatu
penjualan yang memungkinkan. Beberapa penjualan antara lain mengemukakan
bahwa expected return telah salah dikalkulasikan pada konsep Zero beta/ CAPM,
khususnya untuk perusahaan kecil, sehingga model multi faktor yang
mempertimbangkan faktor size effect dianggap mampu menjelaskan dengan lebih
baik terhadap expected return.
Primandani (2002:4) melakukan penelitian tentang pengaruh
pengumuman laba tahunan pada perubahan volume perdagangan dengan
memasukkan ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa
unexpected trading volume berkorelasi secara negatif dengan ukuran perusahaan.
Hal ini karena laba tahunan perusahaan yang lebih kecil lebih sulit untuk
4
diprediksi sehingga menimbulkan kejutan yang lebih besar daripada
pengumuman laba tahunan pada perusahaan besar. Selain itu, pengumuman laba
tahunan perusahaan kecil mewakili sebagian besar dari total informasi yang
tersedia tentang perusahaan tersebut. Pengumumannya akan berhubungan dengan
volume perdagangan yang relatif besar.
Analisis rasio merupakan alat analisis yang selalu digunakan untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan terutama di
bidang keuangan. Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak ekstern.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai keuangan
suatu perusahaan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan bermanfaat dalam
memprediksi laba perusahaan (Hartono dan Zainuddin, 1999:67)
Dalam hubungan antara size, growth, dan dividend, penelitian memiliki
pandangan teoritikal bahwa perusahaan yang lebih produktif biasanya memiliki
proyek investasi lebih baik dan menikmati growth dan earning yang tinggi. Oleh
karena hubungan tersebut, maka efeknya memberi sinyal hubungan yang positif
terhadap kenaikan total investasi (net investment). Size merupakan salah satu dari
variabel akuntansi yang mempengaruhi resiko perusahaan. Size perusahaan yang
besar menyebabkan risiko yang akan dihadapi akan lebih kecil dibanding risiko
yang dihadapi oleh perusahaan yang size-nya lebih kecil.
Perusahaan berskala kecil cenderung bekerja kurang baik dan efisien.
Perusahaan dengan size yang besar lebih mudah akses ke pasar modal, serta pola
5
pertumbuhannya dapat berubah dengan cepat dan lebih stabil dibanding dengan
perusahaan kecil. Di samping itu, saham dari perusahaan dengan size yang besar
tingkat frekuensi perdagangannya lebih cepat dan lebih mudah dibanding saham
di perusahaan yang size-nya kecil. Hal ini mungkin terjadi, karena kemampuan
perusahaan besar untuk membuat beraneka macam produk dan pengoperasiannya
menjadi lebih mudah. Perusahaan dengan size kecil sangat relevan terhadap
perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan dibandingkan
dengan saham perusahaan dengan size yang besar (Fama dan French, 1995).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Roma (2002)
yang melakukan penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ untuk waktu
dari satu tahun ke depan selama tahun 1994-1996, tanpa memperhatikan size
effect yang merupakan keterbatasan dari penelitiannya itu. Dari hasil penelitian
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul: “Manfaat rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba dengan mempertimbangkan faktor size effect
selama periode tahun 1999-2001.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah rasio keuangan
berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi perubahan laba dengan
mempertimbangkan faktor size effect pada perusahaan manufaktur yang go public
di BEJ?”
C. Pembatasan Masalah
6
Mengingat luasnya ruang lingkup obyek penelitian dan terbatasnya
kemampuan penulis, maka penulis menentukan batasan masalah yang akan
dibahas. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat menjadi jelas
permasalahannya sehingga tujuan penelitian tercapai sebagaimana mestinya.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada manfaat rasio
keuangan dalam memprediksi perubahan laba dengan mempertimbangkan faktor
size effect pada perusahaan manufaktur yang go public di BEJ periode tahun
1999 sampai 2001.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
PENDAHULUAN
Dewasa ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangan yang terjadi di antaranya adalah kemajuan di bidang keuangan
dan investasi. Dengan kemajuan tersebut perusahaan nasional dan multinasional
kini memiliki berbagai sumber pendanaan yang dapat membantu meningkatkan
produksi mereka, yang mana salah satunya adalah melalui penjualan saham dan
investasi di pasar modal.
Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan
oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar
perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lainnya
memerlukan informasi ini kaitannya dengan kepentingan mereka. Informasi
keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing
pemakai.
SFAC No. 2 Quantitative Characteristic of Accounting Information
menyatakan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh
informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah
kemampuan prediksi (FASB, 1980). Hal ini menunjukkan bahwa informasi
akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan
oleh investor dalam melakukan prediksi penerimaan laba di masa yang akan
datang. Dividen yang akan diterima oleh investor tergantung pada jumlah laba
yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu prediksi
1
2
laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan menjadi
sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara memprediksi laba perusahaan
adalah menggunakan rasio keuangan.
Sejumlah studi telah menguji manfaat informasi akuntansi dengan
menggunakan rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang ada di dalam
laporan keuangan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio dengan fenomena
ekonomi. Gibson dan Boyer (1980) menyatakan bahwa FASB memprakarsai
sebuah kebijaksanaan yang dapat meliputi rasio keuangan yang seragam. Salah
satu tujuan FASB adalah mengembangkan kriteria untuk pelaporan keuangan
yang memberikan kerangka informasi yang lengkap seperti rasio keuangan.
Rasio memperlihatkan hubungan matematis antara perkiraan-perkiraan dalam
laporan keuangan. Rasio merupakan alat analisis yang dapat memberikan
petunjuk dan gejala dari kondisi yang mendasar.
Prediksi laba perusahaan di masa yang akan datang dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis fundamental, yaitu menganalisis nilai suatu
perusahaan dengan menggunakan variabel-variabel akuntansi yang terdapat
dalam laporan keuangan suatu perusahaan tersebut. Salah satu bagian dari
analisis fundamental adalah analisis rasio, yaitu analisis dengan menggunakan
hubungan matematis antara variabel keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Penggunaan rasio keuangan lebih mampu memberikan informasi tentang arah
atau kecenderungan dari suatu perusahaan daripada hanya menggunakan variabel
keuangan secara sendiri-sendiri.
Pankoff dan Virgil (1970:71) mengemukakan bahwa manfaat laporan
keuangan tidak dapat hanya diukur dari keakuratannya dalam mencerminkan
3
kondisi keuangan perusahaan pada masa lalu, tetapi juga harus diukur
manfaatnya dalam memprediksi kondisi keuangan perusahaan pada masa yang
akan datang.
Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba
perusahaan di Indonesia telah dilakukan oleh Machfoedz (1994) terhadap 68
perusahaan pabrikan yang terdaftar di BEJ. Machfoedz menganalisis 42 rasio
keuangan yang dikategorikan dalam sembilan kategori. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya 13 rasio keuangan yang signifikan dalam memprediksi
perubahan laba.
Dalam memprediksi laba, tidak cukup hanya dengan menggunakan
manfaat rasio keuangan yang terdapat dalam informasi laporan keuangan. Untuk
hal ini perlu dipertimbangkan faktor size effect, yaitu faktor ukuran perusahaan.
Size merupakan variabel perusahaan pertama yang memperlihatkan
pengaruhnya terhadap excess return dan diteliti secara luas ke dalam suatu
penjualan yang memungkinkan. Beberapa penjualan antara lain mengemukakan
bahwa expected return telah salah dikalkulasikan pada konsep Zero beta/ CAPM,
khususnya untuk perusahaan kecil, sehingga model multi faktor yang
mempertimbangkan faktor size effect dianggap mampu menjelaskan dengan lebih
baik terhadap expected return.
Primandani (2002:4) melakukan penelitian tentang pengaruh
pengumuman laba tahunan pada perubahan volume perdagangan dengan
memasukkan ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa
unexpected trading volume berkorelasi secara negatif dengan ukuran perusahaan.
Hal ini karena laba tahunan perusahaan yang lebih kecil lebih sulit untuk
4
diprediksi sehingga menimbulkan kejutan yang lebih besar daripada
pengumuman laba tahunan pada perusahaan besar. Selain itu, pengumuman laba
tahunan perusahaan kecil mewakili sebagian besar dari total informasi yang
tersedia tentang perusahaan tersebut. Pengumumannya akan berhubungan dengan
volume perdagangan yang relatif besar.
Analisis rasio merupakan alat analisis yang selalu digunakan untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan terutama di
bidang keuangan. Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak ekstern.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai keuangan
suatu perusahaan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan bermanfaat dalam
memprediksi laba perusahaan (Hartono dan Zainuddin, 1999:67)
Dalam hubungan antara size, growth, dan dividend, penelitian memiliki
pandangan teoritikal bahwa perusahaan yang lebih produktif biasanya memiliki
proyek investasi lebih baik dan menikmati growth dan earning yang tinggi. Oleh
karena hubungan tersebut, maka efeknya memberi sinyal hubungan yang positif
terhadap kenaikan total investasi (net investment). Size merupakan salah satu dari
variabel akuntansi yang mempengaruhi resiko perusahaan. Size perusahaan yang
besar menyebabkan risiko yang akan dihadapi akan lebih kecil dibanding risiko
yang dihadapi oleh perusahaan yang size-nya lebih kecil.
Perusahaan berskala kecil cenderung bekerja kurang baik dan efisien.
Perusahaan dengan size yang besar lebih mudah akses ke pasar modal, serta pola
5
pertumbuhannya dapat berubah dengan cepat dan lebih stabil dibanding dengan
perusahaan kecil. Di samping itu, saham dari perusahaan dengan size yang besar
tingkat frekuensi perdagangannya lebih cepat dan lebih mudah dibanding saham
di perusahaan yang size-nya kecil. Hal ini mungkin terjadi, karena kemampuan
perusahaan besar untuk membuat beraneka macam produk dan pengoperasiannya
menjadi lebih mudah. Perusahaan dengan size kecil sangat relevan terhadap
perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan dibandingkan
dengan saham perusahaan dengan size yang besar (Fama dan French, 1995).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Roma (2002)
yang melakukan penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ untuk waktu
dari satu tahun ke depan selama tahun 1994-1996, tanpa memperhatikan size
effect yang merupakan keterbatasan dari penelitiannya itu. Dari hasil penelitian
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul: “Manfaat rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba dengan mempertimbangkan faktor size effect
selama periode tahun 1999-2001.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah rasio keuangan
berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi perubahan laba dengan
mempertimbangkan faktor size effect pada perusahaan manufaktur yang go public
di BEJ?”
C. Pembatasan Masalah
6
Mengingat luasnya ruang lingkup obyek penelitian dan terbatasnya
kemampuan penulis, maka penulis menentukan batasan masalah yang akan
dibahas. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat menjadi jelas
permasalahannya sehingga tujuan penelitian tercapai sebagaimana mestinya.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada manfaat rasio
keuangan dalam memprediksi perubahan laba dengan mempertimbangkan faktor
size effect pada perusahaan manufaktur yang go public di BEJ periode tahun
1999 sampai 2001.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: