ABSTRAK
TB Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama di
negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2006, terdapat sekitar 9,2 juta
kasus baru TB secara global dan sekitar 1,7 juta orang meninggal. Jumlah penderita
TB Paru BTA positif di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan pada tahun 2006
sebanyak 24 orang dengan angka kesembuhan 62%. Pada tahun 2007, terdapat 20
penderita TB Paru BTA positif tapi angka kesembuhan hanya 20%. Hal ini berarti
terjadi penurunan angka kesembuhan dan Puskesmas Pekan Labuhan belum
mencapai target yang ditetapkan yaitu minimal 85%.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, dan efek samping Obat Anti Tuberkulosis), faktor pelayanan
kesehatan (ketersediaan obat , sikap petugas kesehatan, lokasi/jarak, penyuluhan
kesehatan, kunjungan rumah), dan peran PMO terhadap tingkat kepatuhan berobat
penderita TB Paru. Populasi adalah seluruh penderita TB Paru yang berobat dengan
sampel sebanyak 38 orang yang sedang menjalani pengobatan tahap lanjutan kategori
1 (total sampling). Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru adala h pengetahuan
(p=0,004) dan peran PMO (p=0,000). Variabel yang tidak memiliki pengaruh adalah
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, efek samping OAT, dan faktor pelayanan
kesehatan (p>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian, maka petugas kesehatan di Pu skesmas Pekan
Labuhan perlu melakukan penyuluhan kesehatan secara intensif dan
berkesinambungan kepada penderita TB Paru dan PMO agar tercapai keberhasilan
pengobatan.
TB Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama di
negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2006, terdapat sekitar 9,2 juta
kasus baru TB secara global dan sekitar 1,7 juta orang meninggal. Jumlah penderita
TB Paru BTA positif di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan pada tahun 2006
sebanyak 24 orang dengan angka kesembuhan 62%. Pada tahun 2007, terdapat 20
penderita TB Paru BTA positif tapi angka kesembuhan hanya 20%. Hal ini berarti
terjadi penurunan angka kesembuhan dan Puskesmas Pekan Labuhan belum
mencapai target yang ditetapkan yaitu minimal 85%.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, dan efek samping Obat Anti Tuberkulosis), faktor pelayanan
kesehatan (ketersediaan obat , sikap petugas kesehatan, lokasi/jarak, penyuluhan
kesehatan, kunjungan rumah), dan peran PMO terhadap tingkat kepatuhan berobat
penderita TB Paru. Populasi adalah seluruh penderita TB Paru yang berobat dengan
sampel sebanyak 38 orang yang sedang menjalani pengobatan tahap lanjutan kategori
1 (total sampling). Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru adala h pengetahuan
(p=0,004) dan peran PMO (p=0,000). Variabel yang tidak memiliki pengaruh adalah
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, efek samping OAT, dan faktor pelayanan
kesehatan (p>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian, maka petugas kesehatan di Pu skesmas Pekan
Labuhan perlu melakukan penyuluhan kesehatan secara intensif dan
berkesinambungan kepada penderita TB Paru dan PMO agar tercapai keberhasilan
pengobatan.