RINGKASAN
Demam Berdarah Degue (DBD) adalah Arthropod Viral Disease yang
paling penting yang menginfeksi manusia, di perkirakan WHO terjadi peningkatan 30
kali lipat peningkatan sejak 50 tahaun tera khir. Dengue endemis di Sumatera kecuali
daerah Nias yang bebas DBD.
Dengan penemuan diagnosis yang cepat dan tepat sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan, dan penyebaran penyakit dan kematian Biorad
mengeluarkan alat diagnostik dengan nama Platellia Dengue Kit , yang dapat
mendeteksi protein non structural NS1 dari virus dengue dan dimiliki oleh 4 serotipe,
dapat mendeteksi virus lebih awal, mu lai hari pertama deman, NS1 merupakan
glikoprotein essential bagi virus dengue yang diproduksi membrane virus dengue,
sehingga dijumpai konsentrasi ya ng tinggi pada fase awal. MAC ELLISA tidak dapat
digunakan pada awal karena IgM dapat terdeteksi selama 5 – 10 hari pada infeksi
primer ( Dussart P,2006). LPB dapat memb antu diagnosa dini sehingga kami ingin
meneliti.
Tes diagnostik lainnya seperti isolsi virus, RT -PCR, memerlukan teknik
yang rumit dan mahal, sehingga NS1Ag tes menjadi dasar penelitian sebagai gold
standart.
Dari 63 subjek yang diperiksa NS1Ag, jumlah yang positip NS1Ag sejumlah 38
subjek(60,33%) dan jumlah yang negatip tes NS1Ag sejumlah 25 subjek (39,68%).
Selama masa perawatan dari kelompok subjek ynag memiliki tes negatip NS1Ag 1
subjek dijumpai infeksi Malaria falcif arum sehingga dikelu arkan dari subjek
penelitian dan satu subjek lainnya dijumpai Appendicitis juga dikeluarkan.
Masing-masing kelompok NS1Ag positip dan NS1Ag negatip diperiksa
seara seri LPB, lekosit, hemoglobin, hematokrit, limfosit, monosit. LPB
menunjukkan hasil yang bermakna p< 0,05 mulai hari ke 4, secara signifikan dapat dibedakan LPB dari kelompok non dengue. LPB dapat dijumpai ter tinggi pada hari ke 7. Titik potong (cut of point) persentase LPB yang paling baik yaitu LPB yang >
4%. Sensitivitas pada hari ke 4, 5, 6. yaitu 50%, 63,33%, 86,96%. Spesitifitas 90%,
85,71%,81,82%.
Jumlah lekosit terendah dijumpai pada hari ke 4 dengan titik potong
lekosit < 5000 memberi nilai sensitivitas tertinggi 94,44%, rentang hematokrit pada penelitian ini 36-48%, tidak dijumpai hemokonsentrasi. Jumlah trombosit terendah dijumpai pada hari ke 6, titik potong trombosit < 150.000 pada hari ke 4, sensitivitas tertinggi 94,44%. Tes diagnostik yang baik sebagai tes penapisan. Pada penelitian perbandingan 6 kriteria alternative, dianalisa secara tes diagnostik paling prsktis yaitu kriteria I. LPB mempuy ai sensitivitas tertinggi. Sensitivitas 86,96% spesitifitas 81,82%, Index Youden 0,69. Diikuti kriteria alternatif ke III dengan sensitivitas 68,75%, sesitifitas 100%, Index Youden 0,69. Dapat diambil kesimpulan: LPB dapat digunakan sebagai salah satu kriteria diagnostik infeksi dengue ya ng hanya membutuhkan cara pemeriksaan sederhana dan sarana laboratorium sede rhana sehingga sangat bermanfaat untuk daerah atau puskesmas dengan sarana laboratorium sederhana. Kata kunci: LPB infeksi dengue
Demam Berdarah Degue (DBD) adalah Arthropod Viral Disease yang
paling penting yang menginfeksi manusia, di perkirakan WHO terjadi peningkatan 30
kali lipat peningkatan sejak 50 tahaun tera khir. Dengue endemis di Sumatera kecuali
daerah Nias yang bebas DBD.
Dengan penemuan diagnosis yang cepat dan tepat sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan, dan penyebaran penyakit dan kematian Biorad
mengeluarkan alat diagnostik dengan nama Platellia Dengue Kit , yang dapat
mendeteksi protein non structural NS1 dari virus dengue dan dimiliki oleh 4 serotipe,
dapat mendeteksi virus lebih awal, mu lai hari pertama deman, NS1 merupakan
glikoprotein essential bagi virus dengue yang diproduksi membrane virus dengue,
sehingga dijumpai konsentrasi ya ng tinggi pada fase awal. MAC ELLISA tidak dapat
digunakan pada awal karena IgM dapat terdeteksi selama 5 – 10 hari pada infeksi
primer ( Dussart P,2006). LPB dapat memb antu diagnosa dini sehingga kami ingin
meneliti.
Tes diagnostik lainnya seperti isolsi virus, RT -PCR, memerlukan teknik
yang rumit dan mahal, sehingga NS1Ag tes menjadi dasar penelitian sebagai gold
standart.
Dari 63 subjek yang diperiksa NS1Ag, jumlah yang positip NS1Ag sejumlah 38
subjek(60,33%) dan jumlah yang negatip tes NS1Ag sejumlah 25 subjek (39,68%).
Selama masa perawatan dari kelompok subjek ynag memiliki tes negatip NS1Ag 1
subjek dijumpai infeksi Malaria falcif arum sehingga dikelu arkan dari subjek
penelitian dan satu subjek lainnya dijumpai Appendicitis juga dikeluarkan.
Masing-masing kelompok NS1Ag positip dan NS1Ag negatip diperiksa
seara seri LPB, lekosit, hemoglobin, hematokrit, limfosit, monosit. LPB
menunjukkan hasil yang bermakna p< 0,05 mulai hari ke 4, secara signifikan dapat dibedakan LPB dari kelompok non dengue. LPB dapat dijumpai ter tinggi pada hari ke 7. Titik potong (cut of point) persentase LPB yang paling baik yaitu LPB yang >
4%. Sensitivitas pada hari ke 4, 5, 6. yaitu 50%, 63,33%, 86,96%. Spesitifitas 90%,
85,71%,81,82%.
Jumlah lekosit terendah dijumpai pada hari ke 4 dengan titik potong
lekosit < 5000 memberi nilai sensitivitas tertinggi 94,44%, rentang hematokrit pada penelitian ini 36-48%, tidak dijumpai hemokonsentrasi. Jumlah trombosit terendah dijumpai pada hari ke 6, titik potong trombosit < 150.000 pada hari ke 4, sensitivitas tertinggi 94,44%. Tes diagnostik yang baik sebagai tes penapisan. Pada penelitian perbandingan 6 kriteria alternative, dianalisa secara tes diagnostik paling prsktis yaitu kriteria I. LPB mempuy ai sensitivitas tertinggi. Sensitivitas 86,96% spesitifitas 81,82%, Index Youden 0,69. Diikuti kriteria alternatif ke III dengan sensitivitas 68,75%, sesitifitas 100%, Index Youden 0,69. Dapat diambil kesimpulan: LPB dapat digunakan sebagai salah satu kriteria diagnostik infeksi dengue ya ng hanya membutuhkan cara pemeriksaan sederhana dan sarana laboratorium sede rhana sehingga sangat bermanfaat untuk daerah atau puskesmas dengan sarana laboratorium sederhana. Kata kunci: LPB infeksi dengue