BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dinegara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih banyak dijumpai
penyakit infeksi tuberkulosa sebagai penyakit menular. Sampai saat ini penyakit
tuberkulosa masih menempati urutan keempat sebagai penyebab kematian di
Indonesia. (1).
Diagnosa Tuberkulosa mudah ditegakkan dengan aspirasi biopsi, bila gambaran
sitologi yang khas untuk tuberkulosa dijumpai pada sediaan yakni kelompokan
sel-sel histiosit jenis epiteloid dan sel datia berinti banyak. (2,5,9) Tetapi pada
kasus dimana hasil aspirasi tidak mengandung sel datia Laghans dan sel
epiteloid, hanya mangandung massa n ekrotik maka akan menimbulkan kesulitan
dalam menegakkan diagnosa. (5) Bila pada kasus tersebut dilakukan kultur
terhadap pus maka beberapa diantaranya dapat menunjukan pertumbuhan
kuman tuberkulosa. Tapi kultur ini memerlukan waktu yang lama yaitu ± 4
minggu (7) sehingga diagnosa tuberkulosa lama baru dapat ditegakkan.
Berdasarkan desakan para klinisi, oleh karena pemeriksaan kultur kuman
memerlukan waktu yang lama ini, mendorong kami untuk memperhatikan aspirat
pus secara mikroskopik bahwa sebagian dari sediaan-sediaan biopsi aspirasi
abses di jumpai massa nekrotik begranul halus eosinofilik berbercak -bercak
berasumsi bahwa massa ini dapat menjadi faktor pembeda abses tuberkulosa
dan abses non tuberkulosa.
2. PERUMUSAN MASALAH
Pemeriksaan sitologi aspirasi dari abses tuberkulosa sangat penting dalam
mendiagnosa pasien-pasien tuberkulosa. Masih merupakan tanda tanya, apakah
pemeriksaan sitologi dari abses dalam hal ini massa nekrotik begranul halus
eosinofilik berbercak-bercak dapat digunakan sebagai dasar u ntuk menegakkan
diagnosa tuberkulosa diluar paru.
3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membedakan antara aspirat pus yang
disebabkan oleh kuman tuberkulosa dan kuman non tuberkulosa secara
mikroskopis.
4. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu kedokteran
pada umumnya serta khususnya diagnostik patologi yaitu :
a. Dapat membedakan aspirat yang disebabkan oleh kuman non tuberkulosa
dan tuberkulosa secara mikroskopis.
b. Untuk membantu para klinisi agar lebih cepa t memberikan terapi pada
pasien-pasien yang menderita tuberkulosa ekstra pulmonar.
©2003 Digitized by USU digital library 2
c. Dengan adanya penelitian ini, diagnosa tuberkulosa ekstra pulmonar dengan
cepat dapat ditegakkan.
5. HIPOTESA
hipotesa nul adalah tidak ada hubungan massa nekrotik bergranul h alus
eosinofilik berbercak-bercak dengan tuberkulosa.
Hipotesa penelitian adalah ada hubungan massa nekrotik bergranul halus
eosinofilik berbercak-bercak dengan tuberkulosa.
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dinegara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih banyak dijumpai
penyakit infeksi tuberkulosa sebagai penyakit menular. Sampai saat ini penyakit
tuberkulosa masih menempati urutan keempat sebagai penyebab kematian di
Indonesia. (1).
Diagnosa Tuberkulosa mudah ditegakkan dengan aspirasi biopsi, bila gambaran
sitologi yang khas untuk tuberkulosa dijumpai pada sediaan yakni kelompokan
sel-sel histiosit jenis epiteloid dan sel datia berinti banyak. (2,5,9) Tetapi pada
kasus dimana hasil aspirasi tidak mengandung sel datia Laghans dan sel
epiteloid, hanya mangandung massa n ekrotik maka akan menimbulkan kesulitan
dalam menegakkan diagnosa. (5) Bila pada kasus tersebut dilakukan kultur
terhadap pus maka beberapa diantaranya dapat menunjukan pertumbuhan
kuman tuberkulosa. Tapi kultur ini memerlukan waktu yang lama yaitu ± 4
minggu (7) sehingga diagnosa tuberkulosa lama baru dapat ditegakkan.
Berdasarkan desakan para klinisi, oleh karena pemeriksaan kultur kuman
memerlukan waktu yang lama ini, mendorong kami untuk memperhatikan aspirat
pus secara mikroskopik bahwa sebagian dari sediaan-sediaan biopsi aspirasi
abses di jumpai massa nekrotik begranul halus eosinofilik berbercak -bercak
berasumsi bahwa massa ini dapat menjadi faktor pembeda abses tuberkulosa
dan abses non tuberkulosa.
2. PERUMUSAN MASALAH
Pemeriksaan sitologi aspirasi dari abses tuberkulosa sangat penting dalam
mendiagnosa pasien-pasien tuberkulosa. Masih merupakan tanda tanya, apakah
pemeriksaan sitologi dari abses dalam hal ini massa nekrotik begranul halus
eosinofilik berbercak-bercak dapat digunakan sebagai dasar u ntuk menegakkan
diagnosa tuberkulosa diluar paru.
3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membedakan antara aspirat pus yang
disebabkan oleh kuman tuberkulosa dan kuman non tuberkulosa secara
mikroskopis.
4. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu kedokteran
pada umumnya serta khususnya diagnostik patologi yaitu :
a. Dapat membedakan aspirat yang disebabkan oleh kuman non tuberkulosa
dan tuberkulosa secara mikroskopis.
b. Untuk membantu para klinisi agar lebih cepa t memberikan terapi pada
pasien-pasien yang menderita tuberkulosa ekstra pulmonar.
©2003 Digitized by USU digital library 2
c. Dengan adanya penelitian ini, diagnosa tuberkulosa ekstra pulmonar dengan
cepat dapat ditegakkan.
5. HIPOTESA
hipotesa nul adalah tidak ada hubungan massa nekrotik bergranul h alus
eosinofilik berbercak-bercak dengan tuberkulosa.
Hipotesa penelitian adalah ada hubungan massa nekrotik bergranul halus
eosinofilik berbercak-bercak dengan tuberkulosa.