RINGKASAN
Agar tercapai tumbuh kembang yang optimal diperlukan pemabaman tentang
pentingnya pemberian stimulasi terutama pada periode kritis yaitu masa balita oleh
lingkungan di sekitarnya terutama ibunya.
Krisis ekonomi telah membuat ibu - ibu lebih banyak mempergunakan waktu
dan memfokuskan perhatian mereka untuk bekerja. Keadaan ini dikhawatirkan dapat
mempengaruhi pengetabuan, sikap dan perilaku mereka terhadap aspek - aspek
kesehatan termasuk stimulasi.
Penelitian ini berrujuan untuk mengetabui perbedaan tingkat pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu balita yang bekerja dan tidak bekerja terhadap pemberian stimulasi bagi
perkembangan bayinya. Dan mencari hubungan antara tingkat pendidikan ibu, usia ibu
dan jumlah anak dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita terhadap stimulasi.
Penelitian dilakukan secara sekat lintang melalui wawancara ibu balita yang
bekerja dan istri karyawan (ibu tidak bekerja ) di PT Indofood Sukses Makmur Tanjung
Morawa Medan dengan menggunakan kuisioner terancang. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 10 Oktober - 4 November 2002. Besar sampel yang dihitung dengan
menggunakan rumus adalah 58. Variabel yang dinilai adalah variabel bebas ( tingkat
pendidikan ibu, usia ibu, jumlah anak, jumlah balita) dan variabel terikat ( pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang stimulasi)
47
Data dikumpulkan dan disajikan secara kualitatif, diuji dengan kai kuadrat, dan
dinyatakan bermakna apabila p < 0,05. Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS versi 10,0. Dari 131 ibu yang diteliti didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah SLTA, 62 orang (47,3%) dan usia ibu terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun yaitu 108 orang (82,4%). Jumlah anak dalam keluarga terbanyak adalah ibu dengan <:: 3 anak (38,(%).Tidak dijumpai perbedaan bermakna pada usia ibu, tingkat pendidikan dan jumlah anak dan [umlah balita pada kedua kelompok, Pengetahuan baik tentang stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 42 (32,1%) dan 64 (48,9%). Sikap baik tentang stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 62 (47,3%) dan 18 (13,7%). Sedangkan perilaku baik terhadap stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 38 (29,0%) dan 15(11,5%). Dari penelitian ini dapat kami simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara ibu bekerja dengan tidak bekerja pada tingkat pengetahuan, sikap dan perilakunya terhadap stimulasi pada pengasuhan anak balitanya. Meskipun tingkat pengetahuan tentang stimulasi pada ibu bekerja lebih buruk jika dibandingkan dengan ibu tidak bekerja, namun sikap dan perilakunya tentang stimulasi lebih baik. Pada ibu bekerja, faktor tingkat pendidikan dan usia ibu berhubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan tentang stimulasi.
Agar tercapai tumbuh kembang yang optimal diperlukan pemabaman tentang
pentingnya pemberian stimulasi terutama pada periode kritis yaitu masa balita oleh
lingkungan di sekitarnya terutama ibunya.
Krisis ekonomi telah membuat ibu - ibu lebih banyak mempergunakan waktu
dan memfokuskan perhatian mereka untuk bekerja. Keadaan ini dikhawatirkan dapat
mempengaruhi pengetabuan, sikap dan perilaku mereka terhadap aspek - aspek
kesehatan termasuk stimulasi.
Penelitian ini berrujuan untuk mengetabui perbedaan tingkat pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu balita yang bekerja dan tidak bekerja terhadap pemberian stimulasi bagi
perkembangan bayinya. Dan mencari hubungan antara tingkat pendidikan ibu, usia ibu
dan jumlah anak dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita terhadap stimulasi.
Penelitian dilakukan secara sekat lintang melalui wawancara ibu balita yang
bekerja dan istri karyawan (ibu tidak bekerja ) di PT Indofood Sukses Makmur Tanjung
Morawa Medan dengan menggunakan kuisioner terancang. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 10 Oktober - 4 November 2002. Besar sampel yang dihitung dengan
menggunakan rumus adalah 58. Variabel yang dinilai adalah variabel bebas ( tingkat
pendidikan ibu, usia ibu, jumlah anak, jumlah balita) dan variabel terikat ( pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang stimulasi)
47
Data dikumpulkan dan disajikan secara kualitatif, diuji dengan kai kuadrat, dan
dinyatakan bermakna apabila p < 0,05. Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS versi 10,0. Dari 131 ibu yang diteliti didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah SLTA, 62 orang (47,3%) dan usia ibu terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun yaitu 108 orang (82,4%). Jumlah anak dalam keluarga terbanyak adalah ibu dengan <:: 3 anak (38,(%).Tidak dijumpai perbedaan bermakna pada usia ibu, tingkat pendidikan dan jumlah anak dan [umlah balita pada kedua kelompok, Pengetahuan baik tentang stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 42 (32,1%) dan 64 (48,9%). Sikap baik tentang stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 62 (47,3%) dan 18 (13,7%). Sedangkan perilaku baik terhadap stimulasi pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja masing - masing 38 (29,0%) dan 15(11,5%). Dari penelitian ini dapat kami simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara ibu bekerja dengan tidak bekerja pada tingkat pengetahuan, sikap dan perilakunya terhadap stimulasi pada pengasuhan anak balitanya. Meskipun tingkat pengetahuan tentang stimulasi pada ibu bekerja lebih buruk jika dibandingkan dengan ibu tidak bekerja, namun sikap dan perilakunya tentang stimulasi lebih baik. Pada ibu bekerja, faktor tingkat pendidikan dan usia ibu berhubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan tentang stimulasi.