Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus

RINGKASAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang banyak dijumpai di seluruh

dunia. Prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan sekitar 4%. Untuk Indonesia,

World Health Organization (WHO) memperkirakan kenaikan jumlah pasien DM dari

8,4 juta orang pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta orang pada tahun 2030.

Prevalensi DM yang paling banyak dijumpai adalah DM tipe 2 (Non Insulin

Dependen Diabetes Mellitus, NIDDM). Prevalensi DM tipe 2 di Indonesia

berdasarkan berbagai penelitian epidemiologis berkisar antara 1,5 - 2,3 %. DM tipe

2 umumnya ditemukan pada usia dewasa, walaupun dapat terjadi pada anak -anak.

DM tipe 2 terjadi karena kombinasi dari kelainan produksi insulin dan resistensi

terhadap insulin, atau berkurangnya sensitifitas terhadap insulin yang melibatkan

reseptor insulin di membran sel.

Dalam hubungannya dengan kadar insulin di dalam darah, penelitian-

penelitian menunjukkan bahwa pada stadium awal DM tipe 2 masih dijumpai sel -

sel beta pankreas yang mampu menghasilkan insulin, belum terjadi defisiensi

insulin yang absolut. Pada tahap ini mungkin terjadi hiperinsulinemia yang

merupakan kompensasi ataupun akibat dari resistensi insulin. Pada tahap ini tidak

diperlukan terapi dengan insulin. Pada stadium lanjut DM tipe 2, produksi insulin

dari sel -sel beta pankreas sangat berkurang sehingga pasien harus mendapat

terapi insulin.

Pada proses biosintesa insulin, C -peptide dibentuk sebagai produk yang

disekresikan bersamaan dengan insulin melalui proses pemecahan proteolitik dari

molekul prekursor proinsulin. Insulin dan C -peptide dibentuk dalam jumlah yang

sama dan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah melalui vena porta. Sebagian dari




Denrison Purba : Pe rbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes

Melitus, 2010.



insulin diekstraksi di dalam hepar. Tapi hampir tidak ada C- peptide yang

diekstraksi di hepar, sehingga masa paruh C -peptide lebih panjang dibandingk an

insulin. Kadar C -peptide 5–10 kali lebih tinggi di dalam sirkulasi perifer, dan

kadarnya berfluktuasi sedikit dibandingkan insulin.



Konsentrasi C -peptide dalam darah memberikan suatu penilaian yang

akurat terhadap fungsi cadangan sel beta pankreas manusia dan ini sudah menjadi

suatu petanda yang penting dari sekresi insulin pada pasien DM.

Penentuan ka dar C-peptide puasa dan setelah stimulasi (dengan glukosa

atau glukagon) telah digunakan untuk penentuan aktivitas sekresi sel beta

pankreas, karena kadar C-peptide di sirkulasi tidak dipengaruhi insulin eksogen.

Beberapa penelitian telah menjumpai bahwa kadar C -peptide meningkat

pada DM tipe 2 yang baru didiagnosa.

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional study di Departemen/Instalasi

Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam

Malik Medan bekerja sama dengan Departemen Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan, yang

dimulai pada bulan Mei 2009 sampai dengan Oktober 2009. Populasi yang

dimasukkan dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat jalan di

poliklinik Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dan kontrol

normal diambil dari orang yang tidak menderita DM. Berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi dan perkiraan besar sampel, diperolehlah sampel penelitian 6 8 orang

yaitu 3 4 orang sebagai sampel pasien DM tipe 2 yang baru didiagnosa dan 34

orang sebagai kontrol sampel non DM.




Denrison Purba : Pe rbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes

Melitus, 2010.



Sebanyak 5 cc darah dari vena mediana cubiti tanpa antikoagulan diambil

untuk pemeriksaan kadar C -peptide serum puasa dan creatinin serum.

Pemeriksaan kadar C -peptide dilakuka n setelah terkumpul sejumlah sampel

dengan alat Cobas elecsys 601 (Cobas e 601), dengan metode

electrochemiluminescentimmunoassay (ECLIA).

Pengolahan data dan analisa statistik menggunakan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 15.0. Berdasarkan analisa statistik

didapatkan hasil bahwa dijumpai peningkatan kadar C -peptide yang bermakna

pada DM Tipe 2 yang baru didiagnosa dibandingkan dengan kontrol non DM (p < 0,05).
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi