SARI
Di tengah runtuhnya moralitas masyarakat sebagai dampak dari
benturan berbagai budaya, pesantren seakan menjadi telaga yang masih
menawarkan kebeningan air kearifan untuk membenahi kembali moralitas.
Banyak pendekar-pendekar kearifan yang di hasilkan dari lumbung pesantren
dan siap berjuang untuk menegakan nilai-nilai moral. Dengan bahasa yang
agak konkret, banyak tokoh-tokoh nasional yang bersih yang lahir dari rahim
pesantren, meskipun ada politisi dan pemegang amanah yang tidak baik yang
lahir dari pesantren. Hal ini wajar, karena ibarat ayam yang mengeram telurtelurnya,
tidak semua telur yang dierami menjadi ayam, demikianlah juga
pesantren yang tidak semua santri yang dikeluarkan dapat menjadi pejuangpejuang
moral. Namun demikian, pesantren tetap memiliki segudang kearifan
yang layak untuk diungkap guna menunjukan potensi-potensi yang
dimilikinya.
Pemilihan judul ini didasarkan pada peranan pondok pesantren
sebagai lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di daerah
pedalaman. Sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam pondok
pesantren banyak diminati oleh masyrakat pedesaan. Untuk itu peneliti ingin
mengetahui lewat penelitian tentang kegiatan dan proses pendidikan serta
pengajaran disalah satu pondok pesantren di desa Tegalrejo yaitu pondok
pesantren Asrama Perguruan Islam.
Permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti adalah (1). Gambaran
Umum Wilayah Kabupaten Magelang dan pondok pesantren Asrama
Perguruan Islam (2). Kurikulum Pendidikan di Pondok Pesantren Asrama
Perguruan Islam (3). Peran Kyai dalam pengembangan da’wah Islam.
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengungkap serta
memaparkan semua kegiatan baik itu yang bersifat akademik maupun non
akademik di pondok pesantren yang didirikan oleh KH. Chudlori. Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi masukan kepada
pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional agar pesantren tidak
dianak tirikan dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Disamping itu
memberi masukan kepada pengasuh atau kyai agar dapat membawa santrinya
ke arah kemajuan sesuai dengan kemajuan zaman.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) heuristik, (2)
kritik sumber, (3) interprestasi, (4) historiografi.
Hasil penelitian diantaranya menunjukan bahwa pondok pesantren
Asrama Perguruan Islam didirakan atas dorongan dari masyarakat desa
Tegalrejo yang pada saat itu sangat membutuhkan tempat untuk belajar bagi
anak-anak dan orang tua. Pondok pesantren Asrama Perguruan Islam yang
didirikan tahun 1950 oleh KH. Chudlori semakin berkembang pesat dan
sampai akhir tahun 2006 jumlah santrinya mencapai 3500 jiwa.
Di tengah runtuhnya moralitas masyarakat sebagai dampak dari
benturan berbagai budaya, pesantren seakan menjadi telaga yang masih
menawarkan kebeningan air kearifan untuk membenahi kembali moralitas.
Banyak pendekar-pendekar kearifan yang di hasilkan dari lumbung pesantren
dan siap berjuang untuk menegakan nilai-nilai moral. Dengan bahasa yang
agak konkret, banyak tokoh-tokoh nasional yang bersih yang lahir dari rahim
pesantren, meskipun ada politisi dan pemegang amanah yang tidak baik yang
lahir dari pesantren. Hal ini wajar, karena ibarat ayam yang mengeram telurtelurnya,
tidak semua telur yang dierami menjadi ayam, demikianlah juga
pesantren yang tidak semua santri yang dikeluarkan dapat menjadi pejuangpejuang
moral. Namun demikian, pesantren tetap memiliki segudang kearifan
yang layak untuk diungkap guna menunjukan potensi-potensi yang
dimilikinya.
Pemilihan judul ini didasarkan pada peranan pondok pesantren
sebagai lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di daerah
pedalaman. Sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam pondok
pesantren banyak diminati oleh masyrakat pedesaan. Untuk itu peneliti ingin
mengetahui lewat penelitian tentang kegiatan dan proses pendidikan serta
pengajaran disalah satu pondok pesantren di desa Tegalrejo yaitu pondok
pesantren Asrama Perguruan Islam.
Permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti adalah (1). Gambaran
Umum Wilayah Kabupaten Magelang dan pondok pesantren Asrama
Perguruan Islam (2). Kurikulum Pendidikan di Pondok Pesantren Asrama
Perguruan Islam (3). Peran Kyai dalam pengembangan da’wah Islam.
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengungkap serta
memaparkan semua kegiatan baik itu yang bersifat akademik maupun non
akademik di pondok pesantren yang didirikan oleh KH. Chudlori. Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi masukan kepada
pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional agar pesantren tidak
dianak tirikan dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Disamping itu
memberi masukan kepada pengasuh atau kyai agar dapat membawa santrinya
ke arah kemajuan sesuai dengan kemajuan zaman.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) heuristik, (2)
kritik sumber, (3) interprestasi, (4) historiografi.
Hasil penelitian diantaranya menunjukan bahwa pondok pesantren
Asrama Perguruan Islam didirakan atas dorongan dari masyarakat desa
Tegalrejo yang pada saat itu sangat membutuhkan tempat untuk belajar bagi
anak-anak dan orang tua. Pondok pesantren Asrama Perguruan Islam yang
didirikan tahun 1950 oleh KH. Chudlori semakin berkembang pesat dan
sampai akhir tahun 2006 jumlah santrinya mencapai 3500 jiwa.