SARI
Sjahrir adalah salah satu tokoh pergerakan yang mengantarkan bangsa
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Perjalanan perjuangannya pada
masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang telah ditempuh melalui jalan nonkooperasi
yang cukup militan, bahkan melakukan suatu gerakan illegal sejak
kedatangan Jepang di Indonesia hingga menjelang kemerdekaan. Melalui
diplomasi/perundingan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari dunia
internasional.
Permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah (1)
bagaimana latar belakang kehidupan Sjahrir, (2) Bagaimana kiprah/perjuangan
Sjahrir pada masa penjajahan Belanda dan pada masa pendudukan Jepang, (3)
bagaimana kegiatan politik Sjahrir pada awal kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah (1) Menjelaskan latar belakang
kehidupan Sjahrir dari kecil hingga dewasa, pendidikannya, dan organisasi sosial
politiknya, (2) Menjelaskan kiprah/perjuangan Sjahrir pada masa penjajahan
Belanda dan pada masa pendudukan Jepang, (3) menjelaskan kegiatan politik
Sjahrir pada awal kemerdekaan Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode sejarah, dengan langkah-langkah: heuristik, kritik,
interpretasi dan penulisan secara kronologis dan tematis (historiografi).
Dari hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) sosok Sjahrir
ialah seorang pemimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia berasal dari
Minangkabau, sebuah wilayah yang terkenal dengan rantau. Hal ini terbukti,
bahwa Sjahrir beranjak dari masa kecil menuju kedewasaan melalui berbagai
kebudayaan, diantaranya kebudayaan Sumatra, Jawa, jajahan Belanda, kota besar
Belanda dan penjara serta tempat pengasingan. Begitu juga dengan pendidikannya
yang ia dapatkan dari suatu daerah ke daerah lain pun dijalaninya (Medan,
Bandung hingga Belanda). Kehidupan rantaunya, pendidikannya dan berbagai
pengalaman yang diperolehnya telah mengantarkannya pada kedudukan
puncaknya yaitu melalui organisasi perhimpunan Indonesia dan Partai Nasional
Indonesia. (2) Kiprah politik Sjahrir di masa penjajahan Belanda dan di masa
pendudukan Jepang merupakan perjuangan Sjahrir dalam menghadapi Belanda
(kolonialisme dan impereialisme) dan dalam menghadapi Jepang (fasisme).
Dalam melaksanakan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, Sjahrir
menggunakan taktik/strategi perjuangan non-kooperasi. Dalam merealisasikan
perjuangannya, ia membentuk suatu organisasi (PNI-Baru) dan membuat sebuah
jaringan gerakan bawah tanah untuk melawan dan mengusir penjajah demi
mewujudkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. (3) strategi perjuangan Sjahrir
mengalami perubahan. Sikap non-kooperasi sedikit demi sedikit mulai
ditinggalkan dan berbalik kooperasi dengan pihak lawan. Sjahrir telah
menentukan kebijakan politiknya dengan mengambil jalan diplomasi. Ia merasa
bahwa dengan kekerasan dan senjata bangsa Indonesia tidak mampu menandingi
kekuatan lawan yang telah menggunakan taktik, strategi dan teknik serta
persenjataan modern.
Diplomasi merupakan kunci bagi kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia. Melalui diplomasi, Sjahrir telah melaksanakan berbagai perundingan
dengan pihak lawan (Belanda), hingga tercapai persetujuan Linggarjati yang
populer itu. Persetujuan tersebut yang telah mengantarkan bangsa Indonesia pada
suatu pengakuan kedaulatan dari dunia internasional.
Sjahrir adalah salah satu tokoh pergerakan yang mengantarkan bangsa
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Perjalanan perjuangannya pada
masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang telah ditempuh melalui jalan nonkooperasi
yang cukup militan, bahkan melakukan suatu gerakan illegal sejak
kedatangan Jepang di Indonesia hingga menjelang kemerdekaan. Melalui
diplomasi/perundingan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari dunia
internasional.
Permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah (1)
bagaimana latar belakang kehidupan Sjahrir, (2) Bagaimana kiprah/perjuangan
Sjahrir pada masa penjajahan Belanda dan pada masa pendudukan Jepang, (3)
bagaimana kegiatan politik Sjahrir pada awal kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah (1) Menjelaskan latar belakang
kehidupan Sjahrir dari kecil hingga dewasa, pendidikannya, dan organisasi sosial
politiknya, (2) Menjelaskan kiprah/perjuangan Sjahrir pada masa penjajahan
Belanda dan pada masa pendudukan Jepang, (3) menjelaskan kegiatan politik
Sjahrir pada awal kemerdekaan Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode sejarah, dengan langkah-langkah: heuristik, kritik,
interpretasi dan penulisan secara kronologis dan tematis (historiografi).
Dari hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) sosok Sjahrir
ialah seorang pemimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia berasal dari
Minangkabau, sebuah wilayah yang terkenal dengan rantau. Hal ini terbukti,
bahwa Sjahrir beranjak dari masa kecil menuju kedewasaan melalui berbagai
kebudayaan, diantaranya kebudayaan Sumatra, Jawa, jajahan Belanda, kota besar
Belanda dan penjara serta tempat pengasingan. Begitu juga dengan pendidikannya
yang ia dapatkan dari suatu daerah ke daerah lain pun dijalaninya (Medan,
Bandung hingga Belanda). Kehidupan rantaunya, pendidikannya dan berbagai
pengalaman yang diperolehnya telah mengantarkannya pada kedudukan
puncaknya yaitu melalui organisasi perhimpunan Indonesia dan Partai Nasional
Indonesia. (2) Kiprah politik Sjahrir di masa penjajahan Belanda dan di masa
pendudukan Jepang merupakan perjuangan Sjahrir dalam menghadapi Belanda
(kolonialisme dan impereialisme) dan dalam menghadapi Jepang (fasisme).
Dalam melaksanakan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, Sjahrir
menggunakan taktik/strategi perjuangan non-kooperasi. Dalam merealisasikan
perjuangannya, ia membentuk suatu organisasi (PNI-Baru) dan membuat sebuah
jaringan gerakan bawah tanah untuk melawan dan mengusir penjajah demi
mewujudkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. (3) strategi perjuangan Sjahrir
mengalami perubahan. Sikap non-kooperasi sedikit demi sedikit mulai
ditinggalkan dan berbalik kooperasi dengan pihak lawan. Sjahrir telah
menentukan kebijakan politiknya dengan mengambil jalan diplomasi. Ia merasa
bahwa dengan kekerasan dan senjata bangsa Indonesia tidak mampu menandingi
kekuatan lawan yang telah menggunakan taktik, strategi dan teknik serta
persenjataan modern.
Diplomasi merupakan kunci bagi kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia. Melalui diplomasi, Sjahrir telah melaksanakan berbagai perundingan
dengan pihak lawan (Belanda), hingga tercapai persetujuan Linggarjati yang
populer itu. Persetujuan tersebut yang telah mengantarkan bangsa Indonesia pada
suatu pengakuan kedaulatan dari dunia internasional.