BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Keberadaan lansia memotivasi kesadaran kita akan pentingnya upaya dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kelompok lansia sehingga secara fisik dan secara mental mereka dapat merasakan kenyamanan, kebugaran serta dapat memberikan respon yang baik semua kesempatan yang ada. Pada lanjut usia ini terjadi perubahan-perubahan tubuh yang menuju ke arah kemunduraan baik secara fisik maupun secara mental. Dari perubahan fisik yang terjadi itu meliputi pada komposisi tubuh, sistem pencernaan, sistem kekebalan, sistem jantung, sistem pernafasan, otak dan sistem saraf, sistem metabolisme dan hormon, sistem ekskresi, dan massa tulang. Dan pada perubahan mental yang terjadi ini di pengaruhi oleh tipe kepribadian, faktor sosial, dan faktor budaya. Faktor yang mengalami kemunduran pada perubahan fisik adalah salah satunya pada sistem pernafasan dan sistem jantung (cardiorespirasi). Dimana dalam usia lanjut ini, fungsi paru-paru akan menurun akibat berkurangnya elastisitas serabut otot yang mempertahankan bronchiolus (pipa kecil di dalam paru) yang tetap terbuka. Penurunan fungsi paru juga dapat terjadi karena kebiasaan merokok dan kurangnya beraktivitas fisik atau berolahraga. Dalam hal ini akan berdampak pada pengambilan oksigen yang ditandai dengan volume udara pada paru yang sedikit. Sedangkan pada sistem jantung, dengan bertambahnya usia menyebabkan efisiensi kerja jantung dalam memompa darah menjadi berkurang. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan elastisitas pembuluh arteri akibat perubahan kolagen dan elastin dalam dinding arteri. Selain itu, terjadi penurunan kemampuan pembuluh darah untuk berelaksasi dalam mengakomodasi perubahan volume darah (seperti denyut jantung). Kondisi ini lambat laun akan meningkatkan tekanan darah. Namun bertambahnya usia tidak menyebabkan jantung mengecil/atropi (Wirakusumah,2000:27).
Beraktifitas fisik yang baik dan teratur akan membantu keadaan tubuh tetap terjaga dengan baik, baik itu aktivitas yang bersifat aerobik maupun aktvitas yang anaerobik. Tetapi untuk usia lanjut aktivitas yang baik itu yang bersifat aerobik. Banyak sekali aktivitas yang bersifat aerobik yang dianjurkan untuk diberikan kelompok lansia, agar keadaan kebugaran dan kesegaran jasmani tubuh pada lansia tetap terjaga dan terkendali yaitu misalnya dengan jalan kaki, jogging, melompat, bersepeda baik yang stasioner maupun yang jalan,serta senam lansia.
Para lansia sangat baik diberi aktivitas yang bersifat aerobik, agar selalu terjadi pertukaran gas antara tubuh dan lingkungan sekitarnya atau pengambilan oksigen melalui udara yang masuk kedalam paru-paru dan menghembuskan karbondioksoda dan uap air. Sehingga dengan mengikuti aktivitas yang baik dan teratur, volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan dan pengeluaran nafas itu bisa terjaga dengan baik. Aktivitas fisik dianjurkan untuk para lansia karena mempunyai beberapa manfaat yaitu mengurangi cepatnya dan banyaknya penurunan fungsi alat-alat tubuh, denyut nadi istirahat akan menurun, jumlah darah yang keluar dari jantung memompa menjadi lebih baik. Otot-ototnya dapat mengambil oksigen lebih baik, dan volume darah dan sistem jantung dan peredaran darah meningkat (Prodia,1997:30). Selain itu ada beberapa keuntungan dari latihan olahraga yang teratur yaitu: perbaikan dan terpeliharanya kebugaran jantung dan pernafasannya, perbaikan dan terpeliharanya kekuatan otot, daya tahan dan kelenturan, pengaturan metabolisme dan kenaikan berat badannya dapat terkendali, sehingga massa otot lebih terpelihara, tekanan darahnya dapat bertahan, mencegah terjadinya kehilangan massa tulang, turunnya kadar lemak dalam darah, pembuluh-pembuluh darah lebih elastis tidak cepat menebal, dapat terpelihara dan bahkan dapat terjadi perbaikan dari pengambilan oksigen maksimal (Prodia,1997:26).
Setiap kegiatan fisik baik itu anak-anak, orang dewasa, maupun orang lanjut usia akan menimbulkan kelelahan dan perubahan faali (physiologys) dalam melakukan aktivitas olahraga, salah satu organ yang berperan adalah jantung dan paru, dimana jantung akan berdetak cepat dengan frekuensi yang meningkat disertai kerja cepat oleh paru. Energi yang dibutuhkan untuk aktivitas tubuh diedarkan oleh peredaran darah ke seluruh tubuh. Proses tersebut ditentukan kapasitas sistem kardiovaskuler.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan dalam pemilihan judul dalam skripsi ini yaitu antara lain :
1) Fenomena yang terjadi di panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran, bahwa pihak panti cenderung tidak membeda-bedakan atau menyamakan dalam memberikan program aktivitas fisik kepada para lansia yang didasarkan atas tingkatan umur dan kemampuan mereka. Waktu dalam pelaksanaan program panti terbatas, sehingga para lansia dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari menjadi terbatas pula dan hanya terpaku pada suatu program yang diberikan dari pihak panti.
2) Penelitian yang semacam ini belum pernah ada dan belum pernah diteliti. Sehingga penulis melaksanakan penelitian ini dengan judul “hubungan aktivitas fisik dan kesehatan cardiorespirasi pada lansia di panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran”.
1.2 Permasalahan
Sesuai dengan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1.2.1 apakah ada hubungan antara usia dengan aktivitas fisik pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran?
1.2.2 apakah ada hubungan aktivitas fisik dan kesehatan sistem cardiovaskuler pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran ?
1.2.3 apakah ada hubungan aktivitas fisik dan kesehatan sistem respirasi pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.3.1 mengetahui hubungan antara usia dengan aktivitas fisik pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran
1.3.2 mengetahui hubungan aktivitas fisik dan kesehatan sistem cardiovaskuler pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran.
1.3.3 mengetahui hubungan aktivitas fisik dan kesehatan sistem respirasi pada lansia di panti Wredha Tresna Wening Wardoyo Ungaran.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut yaitu manfaat konseptual dan manfaat praktis. Manfaat konseptual yaitu memberikan wacana pengetahuan tentang arti pentingnya melakukan aktivitas fisik, karena aktivitas fisik memberikan dampak yang positif terhadap organ-organ tubuh salah satunya pada kesehatan kardiorespirasi. Memberikan masukan bagi pihak panti di bidang kesehatan. Dimana kesehatan dipandang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam menjalankan hidupnya.. Sedangkan manfaat praktisnya adalah sebagai bahan literatur atau referensi ilmiah yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan kesehatan kardiorespirasi pada lansia bagi mahasiswa umum dan khususnya bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Hubungan
Hubungan adalah keadaan berhubungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:409). Jadi istilah hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara aktivitas fisik dan kesehatan cardio respirasi pada lansia.
1.5.2 Aktivitas Fisik
Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan atau kerja, dan fisik adalah jasmani, badan. Jadi aktivitas fisik adalah suatu kegiatan atau kerja yang melibatkan atau berhubungan dengan jasmani atau badannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:23 dan 317). Aktivitas fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik yang dilakukan para lansia dalam kehidupan sehari-harinya.
1.5.3 Kesehatan Cardiorespirasi
Kesehatan adalah keadaan sehat, arti sehat adalah baik seluruh badan dan bagian-bagiannya (bebas sakit). Sedangkan cardio respirasi adalah istilah dari kata cardio dan respirasi. Cardio adalah sistem jantung, dan respirasi adalah pernafasan atau kegiatan memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan dari paru-paru (A.K.Muda,1994:218). Yang dimaksud kesehatan kardiorespirasi adalah suatu keadaan baik atau sehat pada sistem jantung dan sistem pernafasan yang bebas dari sakit, yang diukur melalui denyut nadi istirahat dan tekanan darah pada kesehatan cardiovaskuler, frekuensi pernafasan istirahat dan kapasitas vital paru pada kesehatan respirasi.
1.5.4 Lansia
Lansia merupakan kepanjangan dari lanjut usia, yang berarti orang yang sudah berusia lanjut. Menurut ketentuan WHO, bahwa batas usia dari para lansia adalah 60 tahun ke atas (Prodia, 1997:22), sedangkan di Indonesia sekitar usia 55 tahun ke atas (Wirakusumah, 2002:5). Lansia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para lansia yang berusia 60 tahun ke atas.