SARI
Novel merupakan karya fiksi yang menyuguhkan peristiwa dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Peristiwa tersebut merupakan perwujudan masalah yang ada di masyarakat baik pengalaman pribadi pengarang maupun orang lain. Demikian juga dengan novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono yang menyuguhkan tokoh utama wanita di dalamnya yaitu tokoh Nenek, Ibu, dan Gading. Ketiga tokoh utama wanita dalam novel tersebut berasal dari tiga generasi yang berbeda. Mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang emansipasi. Pandangan yang berbeda tersebut mempengaruhi sikap dan tindakan ketiga tokoh dalam memperjuangan hak-haknya sebagai seorang wanita yang ingin sejajar dengan kaum laki-laki. Perjuangan tokoh utama dilakukan di bidang politik, hukum, ekonomi, pendidikan, dan di lingkungan keluarga.
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah struktur novel berupa tokoh penokohan, emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono, dan pandangan ketiga tokoh utama wanita mengenai emansipasi.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkap struktur yang berupa tokoh penokohan, emansipasi wanita dan pandangan ketiga tokoh utama wanita tentang emansipasi yang terdapat dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode struktural dengan pendekatan objektif. Penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan deskripsi penokohan lewat pendekatan objektif. Unsur penokohan dianalisis untuk mengetahui sejauh mana emansipasi yang dilakukan ketiga tokoh utama wanita dalam lingkungan keluarga (domestik) dan masyarakat. Analisis penokohan yang dilakukan dengan metode ini lebih ditekankan pada tokoh dan penokohannya yaitu pada watak atau karakter tokoh.
Hasil pembahasan skripsi ini adalah mengenai tokoh dan penokohan yaitu Nenek, Ibu, dan Gading. Dari analisis penokohan ketiga tokoh utama wanita dalam novel ini tokoh Nenek digambarkan sebagai sosok wanita Jawa yang sudah berumur lebih dari delapan puluh empat tahun yang memegang teguh adat Jawa. Tokoh Ibu digambarkan berumur lebih dari lima puluh tahun, sosok wanita modern yang cenderung tidak lagi memegang teguh adat Jawa. Tokoh Ibu berani untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai seorang wanita. Tokoh Gading adalah generasi ketiga yang hidup di masa
modern, berpandangan sangat luas dan selalu menjunjung emansipasi wanita. Analisis selanjutnya, membahas emansipasi wanita di bidang politik dimana tokoh Ibu dan Gading memperjuangkan haknya untuk memilih, menimbang, dan memutuskan. Di bidang
hukum tokoh Ibu dan Gading memperjuangkan agar mendapatkan hak untuk memperoleh keadilan. Di bidang ekonomi tokoh Ibu memperjuangkan hak mendapatkan kehidupan yang layak dengan menjadi dosen, sedangkan tokoh Gading menjadi seorang wartawan. Di bidang pendidikan tokoh Ibu dan Gading memperjuangkan haknya dengan mendapatkan pendidikan yang tinggi. Di lingkungan keluarga tokoh Ibu memperjuangkan haknya agar tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh suami sehingga cenderung otoriter. Pandangan ketiga tokoh utama wanita tentang emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan ada yang mendukung dan ada yang kurang mendukung. Tokoh Ibu karena latar belakang pengalaman masa lalunya sewaktu dia kecil yang mendorong Ibu untuk mendukung sepenuhnya emansipasi wanita. Beliau tidak ingin mengalami apa yang dialami oleh ibunya yaitu Tokoh Nenek yang mendapat perlakuan tidak adil dari suaminya. Tokoh Gading mendukung emansipasi wanita dilatarbelakangi oleh lingkungan keluarga yang demokratis dan berwawasan modern serta pendidikan yang tinggi. Tokoh Nenek cenderung kurang mendukung karena latar belakang keluarganya yang mendidik sesuai nilai-nilai sosial yang berpedoman pada budaya dan adat Jawa yang dipengaruhi oleh sistem patriarkat.
Bardasarkan hasil pembahasan di atas Penulis menyarankan agar hasil analisis skripsi yang berjudul Pandangan Tiga Tokoh Wanita Tentang Emansipasi Dalam Novel Tiga Orang Perempuan Karya Maria A. Sardjono ini dapat digunakan oleh peneliti sastra yang lain untuk menganalisis dari segi sosiologi sastra atau segi ilmu sastra yang lain.