SARI
Kelas 1 Sekolah Dasar adalah tingkatan paling awal seseorang dalam menapaki pendidikan formal. Di sini, siswa mendapatkan materi bahasa dan sastra Indonesia yang di dalamnya tercakup pula pembelajaran membaca. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran membaca di kelas 1 SD mengalami banyak sekali kendala. Salah satunya adalah tentang ketidaksesuaian bahan ajar membaca yang digunakan guru pada saat proses pembelajaraan membaca. Ketidakcocokkan ini terutama terjadi pada kosakata, pilihan kata, dan isi wacana yang disajikan. Keadaan demikian dapat mengakibatkan menurunnya prestasi membaca siswa, khususnya kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha untuk mencari solusi terhadap masalah di atas melalui pengajaran membaca yang didesain dengan pendekatan pengalaman berbahasa. Dari pembelajaran membaca yang didesain dengan pendekatan pengalaman berbahasa ini diharapkan akann terbentuk sebuah wacana yang sesuai dengan latar belakang kondisi anak didik.
Penelitian ini berusaha untuk mengkaji (1) Apakah kemampuan membaca siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan melalui pendekatan pengalaman berbahasa? (2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen setelah mengikuti pembelajaran membaca yang didesain dengan pendekatan pengalaman berbahasa? Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen setelah pengajaran membacanya didesain dengan pendekatan pengalaman berbahasa, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen setelah mengikuti pembelajaran membaca yang didesain dengan pendekatan pengalaman berbahasa.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (action research) yang bersiklus. Masing-masig siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah kemampuan membaca siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran, Kabupaten Sragen yang berjumlah 34 siswa. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes lisan tanya-jawab dan membaca, sedangkan tes tertulis berupa soal objektif pilihan ganda. Instrumen nontes berupa pedoman diagnosis perilaku siswa, pedoman wawancara, jurnal guru, dan dokumentasi foto. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung perolehan nilai individu dan klasikal/rata-rata, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil kerja dari instrumen nontes.
Dari pelaksanaan penelitian siklus I diperoleh hasil bahwa secara individu masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah standart (< 70) dan secara klasikal berhasil mencapai angka 74,26 atau mencapai kategori nilai baik. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 8,24 % menjadi 80,38 atau mencapai kategori nilai sangat baik pada pelaksanaan penelitian siklus II. Dari hasil kerja pedoman diagnosis perilaku siswa pada saat penelitian siklus I, diketahui masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku negatif yang cenderung merugikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Perilaku ini misalnya seperti melamun, mengantuk, berbicara yang tidak relevan, Mencari perhatian orang lain, mengganggu teman, kurang antusias menceritakan kegemarannya, dan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru. Perilaku-perilaku siswa yang demikian tidak lagi dijumpai pada saat pelaksanaan penelitian siklus II, karena pada penelitian siklus II siswa cenderung aktif tanya-jawab, berkomentar kritis, memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan cenderung antusias dalam menceritakan kegemarannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan positif antara penelitian siklus I dan siklus II.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pengalaman berbahasa mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD Negeri I Masaran Kabupaten Sragen dan mampu merubah perilaku siswa ke arah yang positif. Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini ialah agar guru hendaknya lebih memilih alternatif pembelajaran membaca yang sesuai untuk anak didiknya terutama terhadap penerapan pendekatan pengalaman berbahasa yang terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD. Bagi sekolah hendaknya memberikan kebebasan guru untuk mencari sumber belajara yang lain, mengingat banyak sekali sekolah yang menetapkan salah satu produk buku untuk dijadikan pegangan belajar.