ABSTRAK
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMAN 14 Semarang kelas XI proses pembelajaran konsep sistem transport pada hewan dan manusia keaktifan siswanya kurang maksimal, dibuktikan dengan masih sedikitnya siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu metode yang diterapkan guru selama ini kurang bervariasi. Guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga hubungan siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya kurang. Akibatnya siswa menjadi jenuh dalam mengikuti pelajaran dan keaktifan siswa menjadi rendah. Dengan melihat keadaan demikian maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model game simulation. Model game simulation yakni suatu permainan yang para pemainnya berperan sekaligus sebagai tokoh yang harus diperankan dalam permainan yang dilakukan dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peran yang diperankan.
Penelitian dengan menggunakan model game simulation brtujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas XI-IPA-1 SMAN 14 Semarang melalui penerapan model game simulation pada pembelajaran konsep sistem transport pada hewan dan manusia.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus dengan subyek penelitian siswa kelas XI-IPA-1 SMAN 14 Semarang, yang terdiri dari 42 siswa. Karakteristik kelas XI-IPA-1 SMAN 14 Semarang keaktifannya rendah. Data tentang keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar partisipasi yang diberikan kepada siswa. Data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan angket. Data tentang evaluasi anggota kelompok menggunakan lembar evaluasi. Data tentang wawancara guru dan siswa diambil dengan melakukan wawancara guru dan siswa.
Indikator kinerja tercapai setelah penelitian dua siklus dilakukan, selama penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa kelas XI-IPA-1 SMAN 14 Semarang, siklus I 43,8%, siklus II 69,5%, siklus III 80 %.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah tercapai maka disimpulkan dengan menggunakan model game simulation keaktifan siswa meningkat pada setiap siklus dengan tujuan keaktifan lebih 60%. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa dan guru senang menggunakan model game simulation karena proses belajar mengajar lebih menyenangkan dan berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan.