Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

170. Konsep Pendidikan Akhlak (Studi Komparasi pada Pemikiran Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara)

ABSTRAK Lunturnya nilai-nilai moral dari diri manusia, telah melahirkan banyak pelanggaran dan penyelewengan di berbagai bidang. hal ini tidak bisa lepas dari peran dan tanggung jawab keluarga sebagai pilar pendidikan pertama bagi seseorang, masyarakat yang membesarkan, dan lembaga pendidikan di bangkubangku sekolah. Meskipun segala upaya telah dilakukan, kesadaran individu tetap mengambil tempat terdepan dalam aplikasi nilai-nilai yang diperolehnya. Apabila menilik lebih jauh, sebenarnya telah banyak solusi yang ditawarkan oleh para ulama dan tokoh pendidikan untuk masalah tersebut, di antaranya adalah Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana konsep pendidikan akhlak Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara?, Apa persamaan dan perbedaan mereka dalam memahami Pendidikan Akhlak, dan apa kontribusi mereka dalam pengembangan pendidikan akhlak saat ini? Dari fokus masalah tersebut penulis mengambil langkah untuk menganalisisnya atau menelitinya dengan tujuan mengetahui dan memahami Konsep Pendidikan Akhlak menurut Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara, sehingga dapat digunakan sebagai kontribusi pemikiran dalam dunia pendidikan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian library research. Sedangkan metode dalam mengumpulkan data adalah dengan mencari data dokumentasi atau yang lainnya dari berbagai sumber yang sejalan dengan penelitian ini. Kemudian metode analisis data yang dipakai oleh penulis adalah content analysis dan interpretasi data. Ibn Miskawaih memulai pembahasannya dari jiwa manusia, yang dibagi menjadi tiga macam, yakni jiwa amarah, jiwa kebinatangan, dan jiwa berfikir. Hal ini karena jiwa dipandang sebagai pemeran terpenting dalam bertindak atau sebagai pemunculan akhlak. Akhlak yang dipopulerkan oleh Ibnu Miskawaih ini adalah akhlak yang berdasarkan pada doktrin jalan tengah. Ibn Miskawaih secara umum memberi pengertian pertengahan (jalan tengah) tersebut antara lain dengan keseimbangan, moderat, harmoni, utama, mulia, atau posisi tengah antara ekstrem kelebihan dan ekstrem kekurangan masing-masing jiwa manusia. Dari sini terlihat bahwa Ibn Miskawaih memberi tekanan yang lebih untuk pertama kali buat pribadi manusia. Selanjutnya Konsep Pendidikan akhlak menurut Ki Hadjar Dewantara adalah pemberian nasehat-nasehat, materi-materi, anjuran-anjuran yang dapat mengarahkan anak pada keinsyafan dan kesadaran akan perbuatan baik yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, mulai dari masa kecilnya sampai pada masa dewasanya agar terbentuk watak dan kepribadian yang baik untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Dalam proses pendidikan tersebut harus ada pendidik dan anak didik. Pendidikan akhlak yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara berdasarkan pada asas pancadharma, yang terdiri dari kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara memiliki persamaan dan perbedaan dalam memandang pendidikan akhlak. Tetapi, secara umum mereka sepaham dalam memahami pendidikan akhlak. Salah satu persamaan yang mereka sepakati adalah mengenai hakikat pendidikan akhlak dan materi pendidikan akhlak, yaitu syari’at Islam. Sedangkan perbedaan dari keduanya adalah mengenai dalam memandang guru pendidikan akhlak. Ibn Miskawaih lebih ketat dalam menentukan pendidik pendidikan akhlak. Kontribusi pemikiran Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar dewantara terhadap dunia pendidikan akhlak saat ini tidak diragukan lagi. Pemikiran mereka menjadi standarisasi pendidikan saat ini. Misalnya, pemikiran Ibn Miskawaih dalam mempengaruhi standar profesionalisme guru dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam mendekonstruksi lingkungan pendidikan di Indonesia yang hanya di sekolah menjadi lebih luas dan tidak terbatas (keluarga dan masyarakat) dalam internalisasi nilai-nilai akhlak kepada anak, yang dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan. Hasil pemaparan di atas diharapkan dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki pendidikan akhlak pada zaman sekarang, sehingga tidak lagi terdenganr kasus-kasus amoral yang dilakukan oleh civitas academika.
File Selengkapnya...

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi