ABSTRAK
Syaikh Muhammad Mahfuzh bin Abdullah bin Abdul Mannan merupakan salah satu ulama Nusantara yang banyak menghasilkan karya dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Syaikh Muhammad Mahfuzh Al-Tarmasi lahir di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada 12 Jumadil Ula (25 Rajab) 1258 H / 31 Agustus 1842 M. Syaikh Mahfuzh pakar dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Karena kepakarannya itu, ia diangkat menjadi salah satu ulama yang mengajar di Masjid Al-Haram. Spesialisasinya dalam mengajar di Masjid Al-Haram adalah bidang Hadis dan Ulum Al-Hadits.
Salah satu karyanya dalam bidang Ulum Al-Hadits yang paling populer dan telah dicetak berulang kali adalah Manhaj Dzawi Al-Nazhar. Kitab ini berisikan kaidah ilmu Hadis (ilmu Musthalah Al-Hadits), yang merupakan syarh (penjelasan) terhadap kitab Manzhûmah ‘Ilm Al-Atsar karya Al-Suyûthi.
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimanakah kontribusi Syaikh Mahfuzh Al-Tarmasi dalam perkembangan Ulum Al-Hadits, 2). Bagaimanakah sistematika kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar, karya Syaikh Mahfuzh Al-Tarmasi, 3). Bagaimanakah metode syarh kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar, karya Syaikh Mahfuzh al-Tarmasi.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian yang bersifat kepustakaan (library research) ini menggunakan metode deskriptif, guna menganalisis kontribusi Syaikh Mahfuzh dalam perkembangan Hadis, sistematika Manhaj Dzawi Al-Nazhar, dan metode syarh Manhaj Dzawi Al-Nazhar. Sesuai dengan masalah tersebut, data primer yang digunakan berasal dari kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar, karya Syaikh Mahfuzh. Sedangkan data sekunder berasal dari beberapa kitab karya Syaikh Mahfuzh, dan beberapa buku yang ditulis orang lain tentang Syaikh Mahfuzh, yang relevan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kontribusi Syaikh Mahfuzh dalam perkembangan Ulum Al-Hadits adalah menambahkan 20 bait tambahan, sebagai pelengkap jumlah 1000 nazham Alfiyah Al-Suyuthi yang kurang. Serta memisahkan dan mengurai cabang-cabang Ulum Al-Hadits yang telah dikelompokkan tersendiri oleh Al-Suyuthi. Adapun sistematika kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar adalah seperti yang dilakukan Al-Suyuthi, yaitu sistematika gabungan antara cara Ibnu Shalah dari segi mendahulukan pembagian Hadis dari segi kualitasnya, tetapi urutan dan cabang Ulum Al-Hadits mengikuti apa yang ditawarkan Ibnu Hajar. Hanya saja Syaikh Mahfuzh mengurai pembahasan cabang Ulum Al-Hadits menjadi 81 cabang, dari 69 cabang Ulum Al-Hadits yang ada dalam Alfiyah Al-Suyuthi. Sedangkan metode syarh kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar, apabila dilihat dari susunan syarh adalah menggunakan metode syarh tafshili atau syarh rinci. Sedangkan apabila ditinjau dari pendekatan syarh yang digunakan, maka kitab Manhaj Dzawi Al-Nazhar menggunakan metode syarh kebahasaan, bisa juga disebut menggunakan metode syarh komprehensif.
