BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, dan, vitamin C yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kebutuhan masyarakat terhadap sayur dan buah segar saat ini sangat meningkat, baik yang diolah menjadi produk maupun hanya di jadikan sebagai sayuran, namun salah satu kendala buah dan sayur adalah sifatnya yang mudah rusak, layu, bahkan busuk. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut (Henny Kristiana 2013), salah satu penyebab meningkatnya kerusakan pada buah yang disimpan dipengaruhi oleh proses metabolisme dan aktivitas-aktivitas biokimia yang masih berlangsung setelah pemanenan. Selain itu, penanganan yang kurang tepat juga turut berperan dalam menentukan jumlah kerusakan saat masa penyimpanan. Misalnya, proses pemindahan bahan dengan membanting kemasan akan memberikan luka (memar) pada buah, yang nantinya akan mempercepat proses pembusukan buah itu sendiri. Tomat termasuk dalam golongan buah klimetrik, artinya pemanenan tomat tidak perlu menunggu saat matang penuh karena dapat matang sempurna setelah panen. Komponen tertinggi pada buah tomat adalah air yakni lebih dari 93-95%. Kadar air yang tinggi mengakibatkan umur simpan yang pendek, susut bobot tinggi dan tektur rendah akibat penguapan, pernafasan, perubahan fisik (keriput).
Proses metabolisme yang terjadi setelah tomat di panen akan berpengaruh terhadap umur simpan buah tomat dan makin tinggi kecepatan metabolisme, makin pendek umur simpan, karena setelah dipanen secara fisiologis buah tomat masih hidup. Oleh sebab itu perlu dikembangkan teknologi penanganan segar buah tomat guna menghambat pematangan yang terlalu cepat serta menghambat pembusukan. Salah satu cara mempertahankan kesegaran buah tomat adalah dengan menggunakan kemasan plastik polietilen, plastik wrapping, plastik polipropilen.
Pengemasan adalah kegiatan untuk melindungi kesegaran komoditas hasil pertanian saat pengangkutan, pendistribusian, dan atau penyimpanan agar mutu komoditas tetap terpelihara. Pengemasan harus memenuhi prinsip penanganan pasca panen yang baik dan tidak menimbulkan susut hasil atau sampah. (Anonimous 2004).
Buah tomat sangat sensitif terhadap suhu, maka pengaplikasian kemasan dan suhu yang tepat di yakini mampu menekan laju respirasi dan transpirasi. Secara umum kita ketahui selama ini untuk mempertahankan kesegaran buah tomat disimpan dalam suhu dingin 4oC namun penelitian yang diperoleh (Mills, 2009) ternyata anjuran ini di koreksi. Dari penelitian didapat bahwa penyimpanan buah dan sayur dalam suhu dingin yang paling aman adalah dengan suhu 6-7 0C. (Henny Kristiana 2013)