ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ‚Peneguhan Pendidikan Karakter di Pesantren: Implementasinya di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo.‛ Pokok masalah dalam penelitian ini adalah ‚Bagaimana upaya peneguhan pendidikan karakter di pesantren seperti yang terimplementasi di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo‛? Pokok masalah tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: (1) Bagaimana upaya Pesantren As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo dalam meneguhkan pendidikan karakter? (2) Bagaimana implementasi peneguhan pendidikan karakter di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo? (3) Bagaimana ragam faktor pendukung dan penghambat implementasi peneguhan pendidikan karakter di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo dan bagaimana pula solusinya?
Jenis penelitian yang digunakan tergolong deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi yang digunakan adalah pendekatan sosiologis dan pedagogis. Adapun sumber data penelitian ini terdiri atas Pengurus Besar As’adiyah, Pembina Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah, dan santri hafiz. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lalu, teknik analisis dan interpretasi data penelitian menggunakan model analisis Miles dan Huberman dengan melalui tiga tahapan, yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Setelah itu, dilakukan pengujian keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Upaya As’adiyah dalam melakukan peneguhan pendidikan karakter sejatinya sudah dilakukan sejak berdirinya pesantren ini. Bagian dari upayanya antara lain; dibentuknya Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah, didirikannya lembaga pengkaderan ulama Ma‘had ‘Ali As’adiyah, Adanya tata tertib santri dan santriwati di setiap lembaga pendidikanAs’adiyah, keharusan bagi santri dan santriwati untuk mengikuti pengajian kitab kuning di
lembaga tertentu, pemisahan antara santri laki-laki dan perempuan di lembaga tertentu, pengadaan asrama, kantin kejujuran, pendirian lembaga pendidikan formal As’adiyah, pengembangan muatan lokal mata pelajaran ke-As’adiyahan, dan pengoperasian Radio Suara As’adiyah. (2) Implementasi peneguhan pendidikan karakter di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah; kedisiplinan, kebersamaan, kesungguhan, kasih sayang, penghargaan, kesabaran, kemandirian, kejujuran, kesetaraan, musyawarah, kerjasama, kepedulian, tanggung jawab, dan keikhlasan. (3) Faktor pendukung dan penghambat implementasi peneguhan pendidikan karakter di Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah meliputi: faktor pendukung; asrama bagi santri, tata tertib santri, buku absen santri, jadwal imam salat, jadwal kebersihan, tugas ramadan bagi santri hafiz yang bersedia dan dianggap layak, berada di lingkungan pesantren, buku absen mudarris/guru bantu, buku firqah dan kartu monitoring santri, pemberian hadiah dan hukuman, pelajaran tambahan, jadwal olahraga bersama, jadwal piket malam, undangan pengajian takziah, biaya tanggungan dari pihak pewakaf, semua aktivitas dilakukan di asrama, penamatan alQur’an bagi santri yang menyelesaikan hafalan, serta kepedulian dan keikhlasan alumni. Faktor penghambat; guru bantu belum bisa menjadi pelaku contoh yang baik, pembina asrama tidak menetap di asrama, santri punya motor, kemajuan teknologi, lingkungan asrama yang ada di pusat kota, rawan banjir, perbedaan latar belakang pendidikan santri, tidak profesional dan objektif, dan adanya santri yang bermukim di luar asrama. Faktor penghambat tersebut telah diatasi/dapat diatasi dengan solusi sebagai berikut; musyawarah untuk mencari dan menemukan jalan tengah, ketegasan dari pengurus Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah, menyediakan ruangan khusus yang memadai untuk pembina asrama yang sudah berkeluarga, menjadikan alumni dan guru bantu yang belum berkeluarga sebagai pembina asrama, memperketat pengawasan terhadap santri, dilarang memiliki motor di asrama, membatasi dan melarang total penggunaan telepon genggam, memberlakukan jam pelajaran wajib bagi santri hafiz, agenda rutin membersihkan area selokan yang ada di sekitar asrama dan pemukiman warga, memanfaatkan lantai dua asrama Ummil Hasanah As’adiyah Lompo, pengelompokan santri berdasarkan latar belakang pendidikannya dalam penerimaan materi pelajaran tambahan, atau dengan menyamaratakan materi yang diterima yaitu materi dasar, harus profesional dan objektif, membatasi jumlah santri baru yang akan diterima setiap tahun ajaran baru, dan pengadaan asrama baru untuk santri hafiz.
Implikasi penelitian ini adalah: (1) Untuk menciptakan peserta didik yang berkaraker mulia maka segala daya dan upaya harus dilakukan oleh semua stakeholders yang ada di lingkungan pendidikan, termasuk pesantren. Upaya yang dilakukan merupakan wujud dari pengejewantahan tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia yang berkarakter. (2) Dalam melakukan upaya peneguhan pendidikan karakter di lembaga pendidikan, selalu ada faktor pendukung dan penghambat yang mengitarinya. Faktor pendukung perlu diberdayakan dan dimaksimalkan agar peneguhan pendidikan karakter yang dilakukan dapat berhasil. Begitu pula dengan faktor penghambat yang dihadapi perlu disikapi dengan bijaksana dan diminimalisir sedini mungkin, supaya peneguhan pendidikan karakter yang terlaksana tidak berjalan sia-sia. (3) Kepada seluruh pendidik dan Pengurus Besar Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo, khususnya di lembaga Majlis al-Qurra wal-Huffazh As’adiyah, selalu menjaga nilai-nilai akhlakul karimah, karena selain menjadi ciri khas pesantren, ia juga merupakan tujuan pendidikan pesantren dan nasional, demi terciptanya generasi muda yang cerdas dan bertakwa kepada Allah swt.
File Selengkapnya.....