BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton merupakan elemen struktur bangunan yang banyak dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan baik dalam pembuatan campuran maupun dalam pelaksaan kontruksinya. Salah satu perkembangan beton yaitu pembuatan kombinasi antara material beton dan baja tulangan menjadi satu kesatuan kontruksi yang disebut dengan beton bertulang. Banyak beton bertulang diterapkan pada bangunan-bangunan seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, tendon air dan berbagai kontruksi lainnya. Beton bertulang pada bangunan terdiri dari beberapa elemen struktur, misalnya balok, kolom, plat lantai, pondasi, sloof, ring balk, maupun plat lantai.
Beton bertulang juga telah dikenal luas dalam penggunaan material struktur bangunan, dengan pertimbangan pemanfaatan kelebihan perilaku yang dimiliki masing-masing komponen pembentuknya, dimana beton mempunyai kuat tekan yang sangat besar dibanding kuat tariknya, untuk mengeliminasi kuat tariknya yang rendah maka beton dipadukan secara komposit dengan baja tulangan yang mimiliki kuat tarik yang besar.
Pada umumnya pengerjaan pengecoran banyak yang tidak selesai atau berhenti karena permasalahan waktu, bahan, jarak dan kebutuhan pada suatu proyek. Maka menghasilkan sambungan pada permukaan beton lama (telah mengeras) dengan pengecoran baru (adonan beton segar). Pada pelaksanaan pengecoran harus dilakukan sampai satu bentang selesai sehingga waktu pengerasan beton akan bersamaan sehingga beton mampu menahan tekanan.
“Apabila pengecoran tidak selesai dan harus ditunda maka harus dilakukan penyambungan. Namun pada umur penyambungan semakin tua semakin mudah terjadi patah pada sambungan” (Pratama., 2014). Dalam penelitian ini akan meneliti tentang analisis perbedaan kuat lentur balok dengan dimensi 60 cm x 15
cm x 15 cm, dengan tulangan 4D8 sebagai tulangan utama dan 4D6 sebagai sengkang. Pada penelitian ini digunakan Balok sebagai benda uji. Balok tersebut memiliki dimensi sebesar 60 cm x 15 cm x15 cm. Jumlah total benda uji yaitu 9, dengan 3 variasi. Variasi dalam penelitian ini berbeda bukanlah campuran atau bahan pada pembuatan benda uji, namun bentuk atau fisik yang berbeda yaitu 3 buah balok bertulangan baja dengan sambungan, dan pada area sambungan akan ditambahkan dengan LEM perekat beton dengan merk SIKA dengan nama produk SIKACIM BONDING ADHESIVE, 3 buah balok bertulangan baja dengan sambungan, namun pada area sambungan tidak ditambahkan lem perekat beton melainkan langsung menyambungakan dengan sekmen 1 yang telah mengeras, 3 buah balok bertulangan baja tanpa sambungan yang berfungsi sebagai kontrol atau pembanding antara balok beton normal dan balok beton sambungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Sambungan pada balok menggunakan SikaCim Bonding Adhesive?
2. Bagaimana pengaruh Sambungan pada balok tidak menggunakan SikaCim Bonding Adhesive?
3. Bagaimana perbandingan lentur pada balok tanpa sabungan?
1.3 Batasan Penelitian
Agar sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka diperlukan adanya batasan masalah seperti berikut :
1. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi 60 cm x 15 cm x 15 cm. Total benda uji 9, dengan masing-masing variasi 3 benda uji.
2. Berat air ditentukan menggunakan water powder rasio, di mana w/p sebesar 0,38.
3. Bahan tambahan yang digunakan adalah SIKACIM BONDING ADHESIVE dengan perbandingan 1:1:3 (SIKA:AIR:SEMEN)
4. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari.
5. Penelitian ini hanya meninjau perbandingan kuat tekan lentur pada balok yang tidak normal dan terdapat sambungan.
6. MIX DESAIN
7. Agregat halus berupa pasir Progo yang berasal dari Sungai Progo, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.
8. Agregat kasar yang digunakan adalah agregat yang dipecah/split Clereng asal Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Semen Portland yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Gresik (PPC) kapasitas 40 kg
9. Analisis hitungan momen rencana dan momen maksimal yang terjadi pada balok.
1.4 Tujuan penelitian
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis kuat lentur beton yang menggunakan penambahan SikaCim Bonding Adhesive pada sambungan balok.
2. Menganalisis kuat lentur beton yang tidak menggunakan penambahan SikaCim Bonding Adhesive pada sambungan balok.
3. Menganalisis kuat lentur pada beton normal sebagai control.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengoptialkan kekuatan tekan sambungan beton dengan penambahan SikaCim Bonding Adhesive
2. Sebagai referensi pada sambungan cor beton lama dan baru