ABSTRAK
Tujuan : Untuk membandingkan penggunaan kateter menetap 24 jam atau
tanpa penggunaan kateter pada pasien pasca seksio sesaria dan operasi
ginekologi dalam kejadian retensio urin dan infeksi saluran kemih..
Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan pene litian uji klinis dengan
randomized clinical trial dan pengamatan double blind yang dilakukan
terhadap pasien yang menjalani operasi seksio sesaria atau operasi
ginekologi di RSUP. H. Adam Malik , RSUD. Dr. Pirngadi Medan serta RS.
PTPN 2 Medan. Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dan sudah
menjalani operasi akan dipasang kate ter menetap 24 jam sebagai kelompok
T. Mohammad Rizki : Kejadian Retensio Urine Dan Infeksi Saluran Kemih Pasca Seksio Sesaria Dan Operasi
Ginekologi Dengan Kateter Menetap 24 Jam Dan Tanpa Kateter, 2009
USU Repository © 2008
kontrol atau kateter langsung dilepa s setelah operasi sebagai kelompok
perlakuan. Lalu akan dinilai kejadian re tensio urin, kejadian infeksi saluran
kemih dan faktor-faktor y ang mungkin bisa menyebabkan retensio urin. Data
yang diperoleh dicatat di status penel itian dan dianalisa secara statistik
dengan uji Chi-square dengan menggunakan perangkat statistic komputer.
Hasil Penelitian : Pada Penelitian ini diperoleh ju mlah sampel sebanyak 60
sampel, yang dibagi menjadi 2 kelom pok penelitian yaitu 30 orang untuk
kelompok kontrol dan 30 orang untuk kelompok perla kuan.Data dikumpulkan
dari Desember 2008 sampai Januari 2009. Karakteris tik sampel penelitian
dalam hal usia dan paritas tidak dijumpai perbedaan yang bermakna.
Terdapat 4 kasus (13,3%) pada ke lompok perlakuan yang mengalami
retensio urin dan semuanya memerlukan kateterisasi intermitten sebanyak 1
kali, dijumpai hubungan yang berma kna dengan p=0,038 (p<0,05). Sedangkan tidak ada kasus retensio urin pada kelompok kontrol. Terdapat 4 kasus (13,3%) pada kelompok kontrol yang terjadi infeksi saluran kemih dan, dijumpai hubungan yang bermakna p=0,0 38 (p<0,05) antara lama kateter menetap pasca operasi terhadap kejadian infeksi saluran kemih. Tidak ada kasus infeksi saluran kemih dijumpai pada kelompok perlakuan. Jenis anastesi, lamanya operasi dan jenis operasi tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian retensio urin dengan (p>0,05).
Kesimpulan : Penggunaan kateter menetap harus dipertahankan dalam
beberapa lama untuk mencegah retensio urin pasca operasi.
Kata Kunci : Kateter, Retensio Urin, Infeksi Saluran Kemih .
Tujuan : Untuk membandingkan penggunaan kateter menetap 24 jam atau
tanpa penggunaan kateter pada pasien pasca seksio sesaria dan operasi
ginekologi dalam kejadian retensio urin dan infeksi saluran kemih..
Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan pene litian uji klinis dengan
randomized clinical trial dan pengamatan double blind yang dilakukan
terhadap pasien yang menjalani operasi seksio sesaria atau operasi
ginekologi di RSUP. H. Adam Malik , RSUD. Dr. Pirngadi Medan serta RS.
PTPN 2 Medan. Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dan sudah
menjalani operasi akan dipasang kate ter menetap 24 jam sebagai kelompok
T. Mohammad Rizki : Kejadian Retensio Urine Dan Infeksi Saluran Kemih Pasca Seksio Sesaria Dan Operasi
Ginekologi Dengan Kateter Menetap 24 Jam Dan Tanpa Kateter, 2009
USU Repository © 2008
kontrol atau kateter langsung dilepa s setelah operasi sebagai kelompok
perlakuan. Lalu akan dinilai kejadian re tensio urin, kejadian infeksi saluran
kemih dan faktor-faktor y ang mungkin bisa menyebabkan retensio urin. Data
yang diperoleh dicatat di status penel itian dan dianalisa secara statistik
dengan uji Chi-square dengan menggunakan perangkat statistic komputer.
Hasil Penelitian : Pada Penelitian ini diperoleh ju mlah sampel sebanyak 60
sampel, yang dibagi menjadi 2 kelom pok penelitian yaitu 30 orang untuk
kelompok kontrol dan 30 orang untuk kelompok perla kuan.Data dikumpulkan
dari Desember 2008 sampai Januari 2009. Karakteris tik sampel penelitian
dalam hal usia dan paritas tidak dijumpai perbedaan yang bermakna.
Terdapat 4 kasus (13,3%) pada ke lompok perlakuan yang mengalami
retensio urin dan semuanya memerlukan kateterisasi intermitten sebanyak 1
kali, dijumpai hubungan yang berma kna dengan p=0,038 (p<0,05). Sedangkan tidak ada kasus retensio urin pada kelompok kontrol. Terdapat 4 kasus (13,3%) pada kelompok kontrol yang terjadi infeksi saluran kemih dan, dijumpai hubungan yang bermakna p=0,0 38 (p<0,05) antara lama kateter menetap pasca operasi terhadap kejadian infeksi saluran kemih. Tidak ada kasus infeksi saluran kemih dijumpai pada kelompok perlakuan. Jenis anastesi, lamanya operasi dan jenis operasi tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian retensio urin dengan (p>0,05).
Kesimpulan : Penggunaan kateter menetap harus dipertahankan dalam
beberapa lama untuk mencegah retensio urin pasca operasi.
Kata Kunci : Kateter, Retensio Urin, Infeksi Saluran Kemih .