RINGKASAN
Resistensi malaria P. falciparum terhadap berbagai macam obat
merupakan aspek utama yang menyebabk an meningkatnya angka kesakitan
dan kematian pada malaria. Amodiak uin-artesunat dapat menghambat
resistensi obat dan menurunkan transmisi malaria. Kombinasi kinin-
klindamisin merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk malaria P.
falciparum yang resisten.
Penelitian uji klin is acak terbuka dilakukan terhadap 232 anak usia 1
bulan hingga 18 tahun yang dilakukan di Kabupaten Mandailing Natal,
propinsi Sumatera Utara, pada bulan A gustus hingga September 2006. Grup
Pertama mendapat artesunat 4 mg/kgbb dikombinasi dengan amodiakuin 10
mg/kgbb peroral selama 3 hari, grup yang lain mendapat klindamisin 5
mg/kgb dua kali sehari selama 3 hari dikombinasi dengan kinin 10 mg/kgbb
selama 4 hari pertama dan dilanjut kan dengan 5 mg/kgbb untuk tiga hari
berikutnya.
Pemeriksaan darah tepi tipis dan t ebal dilakukan pada hari 0,2,7 dan
28. Uji statistik yang digunakan adalah uji kai-kuadrat. Didapatkan hasil
setelah 28 hari, 227 anak dapat menyelesai kan penelitian, memenuhi kriteria
dasar dan apusan darah tepi dapat diana lisa. Didapatkan angka kesembuhan
100% pada kedua kelompok pada har i kedua pemeriksaan darah tepi ,
rekrudensi tidak ditemukan pada kedua ke lompok pada hari ke-7 dan ke-28.
Pada grup artesunat-amodiakuin dijumpai efek samping yang bermakna
dibandingkan dengan grup kinin-klindamisi n yaitu berupa sakit kepala (n=17,
14,9%) dan muntah (n=8, 7,0%).
Sebagai kesimpulan, kombinasi terapi artesunat-amodiakuin dan kinin-
klindamisin menunjukkan efikasi y ang sama sebagai pengobatan malaria
falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Resistensi malaria P. falciparum terhadap berbagai macam obat
merupakan aspek utama yang menyebabk an meningkatnya angka kesakitan
dan kematian pada malaria. Amodiak uin-artesunat dapat menghambat
resistensi obat dan menurunkan transmisi malaria. Kombinasi kinin-
klindamisin merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk malaria P.
falciparum yang resisten.
Penelitian uji klin is acak terbuka dilakukan terhadap 232 anak usia 1
bulan hingga 18 tahun yang dilakukan di Kabupaten Mandailing Natal,
propinsi Sumatera Utara, pada bulan A gustus hingga September 2006. Grup
Pertama mendapat artesunat 4 mg/kgbb dikombinasi dengan amodiakuin 10
mg/kgbb peroral selama 3 hari, grup yang lain mendapat klindamisin 5
mg/kgb dua kali sehari selama 3 hari dikombinasi dengan kinin 10 mg/kgbb
selama 4 hari pertama dan dilanjut kan dengan 5 mg/kgbb untuk tiga hari
berikutnya.
Pemeriksaan darah tepi tipis dan t ebal dilakukan pada hari 0,2,7 dan
28. Uji statistik yang digunakan adalah uji kai-kuadrat. Didapatkan hasil
setelah 28 hari, 227 anak dapat menyelesai kan penelitian, memenuhi kriteria
dasar dan apusan darah tepi dapat diana lisa. Didapatkan angka kesembuhan
100% pada kedua kelompok pada har i kedua pemeriksaan darah tepi ,
rekrudensi tidak ditemukan pada kedua ke lompok pada hari ke-7 dan ke-28.
Pada grup artesunat-amodiakuin dijumpai efek samping yang bermakna
dibandingkan dengan grup kinin-klindamisi n yaitu berupa sakit kepala (n=17,
14,9%) dan muntah (n=8, 7,0%).
Sebagai kesimpulan, kombinasi terapi artesunat-amodiakuin dan kinin-
klindamisin menunjukkan efikasi y ang sama sebagai pengobatan malaria
falsiparum tanpa komplikasi pada anak.