BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia mempunyai ragam lisan dan tulisan yang kedua-duanya digunakan dalam situasi formal dan nonformal. Oleh karena itu, guru harus selayaknya memperkenalkan bahasa Indonesia kepada siswa.
Pada pelajaran bahasa ada empat keterampilan yang harus diajarkan. Keempat keterampilan tersebut: (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. Keempatnya saling berhubungan secara sinergis. Selain itu, berhubungan erat dengan proses berpikir yang mendasari keterampilan ber-bahasa.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pengajaran berbahasa Indonesia adalah keterampilan reseftif (mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara). Pengajaran berbahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahapan selanjutnya. Kemudian peningkatan kedua keterampilan tersebut akan menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang terpadu.
Membaca merupakan bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Membaca sangat bersandar pada kemampuan berbahasa. Pendekatan pengala-man berbahasa dapat digunakan dalam pengajaran membaca. Menurut pende-katan ini, kekuatan konseptual dan linguistik yang dibawa anak ke sekolah harus digunakan secara penuh.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. (Hodgson, 1960 : 43-44 dalam Tarigan, 1986 : 7). Membaca ialah kegiatan menyerap informasi yang diperoleh dari bahan visual atau tertulis. Aktivitas ini melibatkan informasi visual (mata, tulisan, cahaya) dan informasi nonvisual (pengetahuan tentang bahasa, pengalaman membaca, dan wawasan tentang materi bacaan. (dalam http://pustaka.ut.ac.id). Burn, Roe dan Ross (1996: 46 dalam http://dandea-.blogspot.com) menyatakan bahwa: “Membaca adalah suatu proses kegiatan berbahasa untuk memahami dan menerima isi bacaan yang disampaikan oleh penulis melalui baca tulis dan wujud isi pesan berupa fakta, gagasan, pendapat, dan ugkapan perasaan.”
Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.