ABSTRAK
Pengaruh Pentoxifylline Terhadap Perubahan Skor Forns Penderita Hepatitis Kronis B
F Sahat H Situmorang, Lukman Hakim Zain Divisi Gastroentero-Hepatologi, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H Adam Malik , Medan
Latar Belakang:
Hepatitis kronis B berlanjut menjadi fibrosis hati dan akhirnya berkembang menjadi sirosis hati dan penyakit hati tahap akhir. Fibrosis hati proses reversibel dan pemahaman patogenesis fibrosis telah membuka peluang penggunaan terapi anti fibrosis. Sekarang ini, belum tersedia terapi kuratif untuk fibrosis hati dan pasien tergantung transplantasi. Sehingga dibutuhkan farmakoterapi anti-fibrotik. Pentoxifylline telah dipostulatkan bekerja sebagai anti-fibrosis dengan menghambat proliferasi HSC dan sintesa kolagen pada invitro dan invivo.
Untuk mengetahui penurunan skor Forns pada penderita hepatitis kronis B setelah pemberian pentoxifylline.14 pasien hepatitis kronis B dengan peningkatan GPT (>1.3 kali) dilakukan secara uji klinis dengan penilaian skor Forns sebelum dan sesudah pemberian pentoxifylline dengan dosis 3x400 mg selama 4 minggu.
Hasil :
Setelah 4 minggu terapi, penurunan berrmakna pada SGOT (65.1 ± 37.3 vs 51.0 ± 16.5 p=0.015), SGPT (79.6 ± 20.7 vs 67.4 ± 14.4, p=0.008), bilirubin total (1.68 ± 1.78 vs 1.12 ± 1.16, p=0.021). Peninggian tidak bermakna pada Albumin (4.39 ± 0.76 vs 4.51 ± 0.57), kolesterol (192.6 ± 53.1 vs 199.7 ± 62.4), trombosit (182.8 ± 77.0 vs 186.8 ± 75.9). Penurunan tidak bermakna skor Forns (5.98 ± 2.16 vs 5.79 ± 2.50, p= 0.124), Sebanyak 9 pasien kategori fibrosis ringan-sedang menjadi 4 orang kategori bukan fibrosis dengan nilai p=0.046.
Terapi jangka pendek pentoxifylline sebagai anti-fibrosis pada terhadap penderita hepatitis kronis B berdasar skor Forns adalah tidak sepenuhnya bermakna. Namun efektif mencapai penurunan SGOT, SGPT dan bilirubin.
Kata kunci : Hepatitis B kronis, Fibrosis, HSC. Pentoxifylline
File Selengkapnya.....