ABSTRAK
Gangguan perhatian atau inatensi adalah salah satu tipe dari ADHD dimana anak-anak dengan masalah utamanya terletak di rendahnya konsentrasi dan sangat mudah teralihkan perhatiannya dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Gangguan perhatian dapat mengganggu perkembangan anak dalam aspek pribadi, belajar dan sosial. Fenomena yang terjadi di SD IT Cahaya Bangsa Semarang adalah tingginya gangguan perhatian dari beberapa siswa kelas bawah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya gangguan perhatian pada siswa yaitu faktor genetik, faktor neurobiologis maupun faktor lingkungan yang merupakan tempat tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat gangguan perhatian dan bagaimana lingkungan keluarga dari masing-masing keempat subjek penelitian mempengaruhi gangguan perhatian tersebut.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti menentukan empat orang siswa sebagai subjek penelitian (Na, Ra, Da dan Fa). Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis model Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan keempat siswa memiliki tingkat gangguan perhatian/ inatensi yang tinggi. Hal tersebut ditandai dengan ketidakmampuan memusatkan perhatian, saat diajak bicara sering terlihat tidak mendengarkan, menolak terlibat dalam kegiatan yang memerlukan proses mental yang lama, sering kehilangan barang miliknya, mudah teralih stimulus di sekitarnya, sering lupa dengan kegiatan yang telah lalu, sering bertindak ceroboh dan ketidakmampuan menjaga emosi. Faktor lingkungan keluarga memegang peran yang sangat penting dan yang paling berpengaruh adalah pola asuh orang tua. Dimana pola asuh yang sangat mempengaruhi tingginya gangguan perhatian yaitu pola asuh otoriter dan permisif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor lingkungan keluarga terutama pola asuh orang tua sangat mempengaruhi tingginya gangguan perhatian yang dialami anak. Rekomendasi bagi orang tua, hendaknya bisa menerapkan pola asuh demokratis agar dapat membantu anak mengatasi gangguan perhatian yang dialaminya sehingga anak dapat berkembang optimal. Bagi wali kelas/ konselor hendaknya melakukan tindak lanjut untuk membantu anak mengatasi gangguan perhatiannya.
Kata kunci: gangguan perhatian, faktor keluarga.
File Selengkapnya.....