BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi terkecil setelah Provinsi Ibu Kota Jakarta dengan luas 3185,80 km2. Provinsi Yogyakarta berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan secara geografis letak Provinsi Yogyakarta berada pada 8°30’-7°20’ Lintang Selatan dan 109°40’-111°0’ Bujur Timur. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terbagi atas empat kabupaten dan satu kotamadya. Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo sedangkan untuk satu kotamadya adalah Kota Yogyakarta. Dari keseluruhan wilayah tersebut, sebagian besar Provinsi Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar. Untuk wilayah Kota Yogyakarta terdapat tiga sungai besar yang melintasi yaitu, pada bagian Barat terdapat sungai Winongo, pada bagian tengah Kota Yogyakarta melintas sungai Code dan bagian Timur melintas sungai Gajah Wong.
Dahulu, Yogyakarta merupakan kota yang nyaman untuk dihuni. Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh julukan Yogyakarta sebagai kota istimewa. Selain itu daya tarik yang dimiliki ialah sebagai kota yang memiliki nilai budaya yang tinggi dan sebagai kota pendidikan. Bertambahnya jumlah penduduk yang berdatangan ke Kota Yogyakarta menyebabkan beberapa permasalahan yang timbul di Kota Yogyakarta. Mulai dari kepadatan penduduk, kemacetan, maupun bencana alam. Bencana alam yang dapat terjadi ialah bencana banjir yang melanda pada saat musim hujan.
Penyebab banjir yang sering melanda di sebagian wilayah Indonesia yaitu penumpukan sampah yang ada di sungai. Hal ini menyebabkan air yang ada di sungai tersumbat dan meluap ke permukaan sungai. Tetapi khusus di kota Yogyakarta penyebab terjadinya banjir ialah penumpukan sedimen yang terjadi akibat letusan gunung berapi. Dengan penumpukan sedimen yang ada di dasar sungai menyebabkan pendangkalan pada sungai tersebut dan mengakibatkan sungai tidak dapat menampung air pada saat musim hujan. Sehingga air sungai akan meluap dan menyebabkan banjir. BPBD telah mengumpulkan data-data sebaran kejadian banjir yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bentuk peta sebaran kejadian bencana banjir, dimana sebanyak 23 (dua puluh tiga) kelurahan di 7 (tujuh) kecamatan yang ada di Yogyakarta sering mengalami bencana banjir pada saat musim penghujan tiba (BPBD, 2015). Peta sebaran bencana banjir yang diterbitkan oleh BPBD dapat dilihat pada Gambar 1.1. Sumber: BPBD, 2015
Gambar 1.1. Peta Sebaran Bencana Banjir
Salah satu sungai yang melintas Kota Yogyakarta adalah sungai Gajah Wong. Sungai Gajah Wong yang melintasi 3 (tiga) wilayah administrasi yaitu melintasi Kabupaten Sleman pada bagian hulu, Kota Yogyakarta pada bagian tengah dan Kabupaten Bantul pada bagian hilir, memiliki luas DAS sebesar 40,97 km2 yang mencangkup 8 (delapan) kecamatan. Sungai Gajah Wong sendiri dapat dikatakan sungai yang selalu meluap pada saat musim penghujan. Sungai Gajah Wong sendiri sering dimanfaatkan oleh warga sekitar baik untuk sumber air minum, irigasi pertanian warga dan sumber air untuk perikanan warga sekitar yang dilalui oleh sungai Gajah Wong sendiri. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 Tahun 2015 tentang penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau, menetapkan bahwa bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/ kanan palung sungai. Sedangkan untuk garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. Kepadatan penduduk yang berada di sekitaran sempadan sungai dapat menimbulkan bencana alam banjir yang disebabkan oleh penyempitan lahan dan penggunaan wilayah bantaran sungai sebagai wilayah pemukiman. Resiko dan dampak banjir jika sungai tersebut tidak dapat menampung debit air saat musim penghujan menyebabkan wilayah pemukiman penduduk akan terdampak banjir jika berada di sepanjang wilayah bantaran sungai.
Mengingat hal tersebut dapat berdampak besar bagi masyarakat yang berada di sekitar bantaran sungai khususnya pada bantaran/ sempadan sungai Gajah Wong, maka dilakukan analisis penilaian tingkat bahaya dan kerentanan wilayah yang berada di sepanjang bantaran sungai Gajah Wong. Resiko dan dampak banjir khususnya yang berada di sungai Gajah Wong dapat diminimalisir agar tidak menggangu aktifitas masyarakat sekitar sungai Gajah Wong. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memahami wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya banjir khususnya yang berada di sepanjang bantaran sungai Gajah Wong.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang ada pada bantaran sungai khususnya pada sungai Gajah Wong sangat menarik untuk dikaji. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada beberapa peraturan pemerintah tentang sungai dan beberapa peraturan pemerintah yang berkaitan dengan bantaran sungai. Berdasarkan latar belakang yang ada maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana batas sempadan sungai Gajah Wong menurut peraturan yang ada?
2. Bagaimana tingkat bahaya terhadap bencana banjir yang ada pada wilayah sempadan sungai Gajah Wong?
3. Bagaimana tingkat kerentanan terhadap bencana banjir yang ada pada wilayah sempadan sungai Gajah Wong?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui letak wilayah dan luas wilayah pada bantaran sungai yang terdampak bencana banjir. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan batas sempadan sungai Gajah Wong sesuai dengan peraturan yang ada.
2. Mengetahui tingkat bahaya terhadap bencana banjir yang ada pada wilayah sempadan sungai Gajah Wong.
3. Mengetahui tingkat kerentanan terhadap bencana banjir yang ada pada wilayah sempadan sungai Gajah Wong.
1.4. Batasan Masalah
Mengingat kerterbatasan tenaga, biaya dan waktu maka perlu dilakukan pembatasan masalah, yaitu:
1. Daerah penelitian dilakukan pada sungai Gajah Wong dari hulu sampai muara di sungai Opak daerah Bantul.
2. Penelitian dilakukan di sepanjang sungai Gajah Wong, pada bagian hulu yang berada di Kabupaten Sleman, bagian tengah berada di Kota Yogyakarta dan bagian hilir berada di Kabupaten Bantul.
3. Pemetaan sungai Gajah Wong menggunakan software ArcGis 10.2.1.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar penelitian terkait bahaya dan kerentanan terhadap sempadan sungai.
2. Memberikan informasi kepada pemerintah terkait lokasi yang berpotensi terjadi bencana banjir yang berada di sempadan sungai.