Abstrak
Cacat tubuh yang disandang oleh remaja bisa menimbulkan masalah baik
secara fisik maupun psikologis. Masalah secara fisik berupa gangguan kemampuan
fisik untuk melakukan aktifitas hidup harian. Sedangkan secara psikologis dapat
menimbulkan perasaan rendah diri, mudah tersinggung, serta pesimistis. Selain
masalah tersebut remaja penyandang cacat tubuh juga mendapatkan masalah dari
keluarga maupun masyarakat. Masalah dari keluarga bisa berupa tindakan isolasi
terhadap anaknya yang menyandang cacat untuk menyembunyikan rasa malu karena
punya anak cacat. Sedangkan masyarakat masih sering menganggap remeh
penyandang cacat tubuh dan belum luasnya kesetiakawanan sosial dan partisipasi
masyarakat di dalam menangani permasalahan penyandang cacat tubuh. Masalah-
masalah tersebut dapat mempengaruhi proses perkembangan pada remaja
penyandang cacat tubuh sehingga mempengaruhi pula aktualisasi dirinya. Untuk itu
remaja penyandang cacat tubuh lebih banyak membutuhkan bantuan dari lingkungan
sosial di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara dukungan
sosial dengan aktualisasi diri pada remaja penyandang cacat tubuh. Hipotesis yang
diajukan yaitu adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan aktualisasi
diri pada remaja penyandang cacat tubuh. Semakin tinggi dukungan sosial yang
diterima oleh remaja penyandang cacat tubuh maka akan semakin tinggi pula tingkat
aktualisasi dirinya, dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang diterima
maka akan semakin rendah pula aktualisasi dirinya.
Subyek penelitian ini adalah remaja penyandang cacat tubuh di BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta, yang berjumlah 62 orang. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah skala yaitu skala dukungan sosial dan skala aktualisasi diri.
Dari hasil analisis data diperoleh koefisien validitas (гbt) skala dukungan
sosial bergerak dari 0,235 sampai 0,684 dengan taraf signifikansi p
Cacat tubuh yang disandang oleh remaja bisa menimbulkan masalah baik
secara fisik maupun psikologis. Masalah secara fisik berupa gangguan kemampuan
fisik untuk melakukan aktifitas hidup harian. Sedangkan secara psikologis dapat
menimbulkan perasaan rendah diri, mudah tersinggung, serta pesimistis. Selain
masalah tersebut remaja penyandang cacat tubuh juga mendapatkan masalah dari
keluarga maupun masyarakat. Masalah dari keluarga bisa berupa tindakan isolasi
terhadap anaknya yang menyandang cacat untuk menyembunyikan rasa malu karena
punya anak cacat. Sedangkan masyarakat masih sering menganggap remeh
penyandang cacat tubuh dan belum luasnya kesetiakawanan sosial dan partisipasi
masyarakat di dalam menangani permasalahan penyandang cacat tubuh. Masalah-
masalah tersebut dapat mempengaruhi proses perkembangan pada remaja
penyandang cacat tubuh sehingga mempengaruhi pula aktualisasi dirinya. Untuk itu
remaja penyandang cacat tubuh lebih banyak membutuhkan bantuan dari lingkungan
sosial di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara dukungan
sosial dengan aktualisasi diri pada remaja penyandang cacat tubuh. Hipotesis yang
diajukan yaitu adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan aktualisasi
diri pada remaja penyandang cacat tubuh. Semakin tinggi dukungan sosial yang
diterima oleh remaja penyandang cacat tubuh maka akan semakin tinggi pula tingkat
aktualisasi dirinya, dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang diterima
maka akan semakin rendah pula aktualisasi dirinya.
Subyek penelitian ini adalah remaja penyandang cacat tubuh di BBRSBD
Prof. Dr. Soeharso Surakarta, yang berjumlah 62 orang. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah skala yaitu skala dukungan sosial dan skala aktualisasi diri.
Dari hasil analisis data diperoleh koefisien validitas (гbt) skala dukungan
sosial bergerak dari 0,235 sampai 0,684 dengan taraf signifikansi p
