Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Profesionalisme Kerja Penyiar Radio

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, membawa

dampak terhadap perkembangan dibidang industri dan organisasi. Aspek yang tak

kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi

adalah sumber daya manusia. Karyawan merupakan aset sumber daya manusia bagi

suatu perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Era globalisasi berdampak terhadap berbagai bidang atau segi. Mengenai hal

ini Nurdin (2004) menyampaikan bahwa globalisasi menyentuh berbagai sisi

kehidupan manusia, seperti kegiatan ekonomi, perdagangan dan kebudayaan yang

mampu membentuk karakter peradaban dunia yang berbeda dari sebelumnya. Salah

satu ciri peradaban dunia dalam era ini adalah adanya homogenitas dalam berbagai

aspek. Oleh karena itu, dalam keadaan demikian umat manusia ditantang untuk

mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada dalam kehidupan manusia di masa

depan. Batas-batas wilayah, politik, ekonomi, budaya, bahkan jati diri bangsa sedang

mengalami tantangan. Tidak bisa lain, kualitas sumber daya manusia menjadi kata

kunci yang harus segera diantisipasi pemecahannya.

Dua bidang yang saling berkaitan dan juga tak lepas dari dampak era

globalisasi adalah bidang ketenagakerjaan dan bidang dunia usaha (perusahaan).

Kedua bidang ini akan menghadapi apa yang disebut era kompetisi, artinya pada

masa tersebut keduanya dihadapkan pada kondisi dimana akan terjadi persaingan

atau kompetisi pada masing-masing bidang.

Pada bidang ketenagakerjaan misalnya, dengan adanya era globalisasi yang

dimungkinkan terjadinya penggunaan alat-alat yang canggih pada dunia usaha (alat-

alat industri, komputer) yang dapat mewakili atau bahkan dapat menggantikan tenaga

kerja (tenaga manusia), sedangkan pertumbuhan tenaga kerja atau pencari kerja

semakin meningkat, apa yang akan terjadi ? Bisa dikatakan perbandingan antara

kesempatan atau lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan tenaga kerja atau pencari

kerja tidak seimbang. Lapangan atau kesempatan kerja lebih sempit atau terbatas

dibanding dengan tenaga kerja atau pencari kerja, sehingga akan terjadi kompetisi

diantara para tenaga kerja atau pencari kerja tersebut. Agar dapat bersaing atau

mempunyai daya saing dan bisa memenangkan kompetisi tersebut, tenaga kerja atau

pencari kerja dituntut agar menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Tuntutan tenaga

kerja yang berkualitas sebagai dampak perkembanngan teknologi komunikasi,

informasi dan transportasi sebagai pendorong era globalisasi dipaparkan juga oleh

Prasetya dan Murdoko (2002) yaitu tingkat pendidikan rata-rata pencari kerja yang

semakin tinggi, batas-batas geografis yang mengabur, dan diiringi dengan akselerasi

perkembangan teknologi telekomunikasi, informasi, dan transportasi yang semakin

dahsyat mengakibatkan tuntutan kualitas pada pasar tenaga kerja juga semakin

tinggi.

Melihat hal tersebut, mestinya dapat menjadi bahan perenungan bagi setiap

tenaga kerja dan selanjutnya melakukan suatu usaha demi peningkatan kualitas diri

sehingga menjadi tenaga yang mempunyai daya saing yang tinggi. Demikian halnya

bagi tenaga kerja yang sudah bekerja disuatu perusahaan (karyawan) agar dapat

bersaing dan dipertahankan oleh perusahaan dimana mereka bekerja juga dituntut

menjadi pekerja yang berkualitas, produktif dan profesional.

Di bidang dunia usaha atau perusahaan, seperti halnya bidang

ketenagakerjaan akan menghadapi juga pada era kompetisi dimana dalam era yang

serba mengglobal seperti yang digambarkan diatas dimungkinkan terjadinya

persaingan atau kompetisi diantara dunia usaha atau perusahaan. Apalagi

kemungkinan adanya bermunculan usaha atau perusahaan yang sejenis akan lebih

memperketat persaingan atau kompetisi tersebut.

Agar dapat survive dan tetap eksis di masyarakat maka suatu perusahaan

dituntut melakukan hal-hal yang dapat mendukung tujuan tersebut. Perusahaan

dituntut untuk menjaga bahkan meningkatkan kondisi perusahaan, meningkatkan

kualitas produksi ( baik jasa atau barang ) dan meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenuhi tuntutan

tersebut. Salah satu usaha yang dimaksud adalah peningkatan sumber daya manusia,

yaitu mendorong tenaga kerja atau karyawan menjadi lebih produktif, berkualitas dan

profesional.

Dunia usaha menyadari betul betapa pentingnya menempatkan tenaga kerja

yang profesional. Hal ini bukan saja karena tuntutan zaman, tetapi juga karena

persaingan yang ketat dalam dunia usaha itu sendiri. Pemilihan tenaga kerja yang

profesional tentunya akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, tujuan

serta visi dan misi perusahaan akan lebih mudah tercapai.

Radio sebagai salah satu bentuk usaha atau perusahaan, mengalami hal sama,

yaitu menghadapi suatu bentuk kompetisi. Banyaknya usaha-usaha yang sejenis atau

banyaknya bermunculan radio sebagai penyebab kompetisi tersebut. Dalam

mengantisipasi dan mempertahankan dirinya radio tentunya akan melakukan usaha-

usaha demi mempertahankan eksistensinya. Radio akan mempertahankan kualitas

siarannya yaitu melalui perbaikan program acara yang disajikan, memperbaiki

perangkat keras dan lunak ( hardware dan software), perbaikan dan peningkatan

kualitas sumber daya manusia yakni membentuk pekerja yang terampil, produktif,

berkualitas dan profesional.

Konsep profesionalisme kerja dalam konteks penelitian ini adalah sikap kerja

profesional yang mendasari tindakan atau aktifitas seseorang yang merupakan sikap

dalam menekuni pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasainya dengan

melaksanakan aturan-aturan atau kode etik profesi yang berlaku dalam hubungannya

dengan masyarakat yang dilandasi semangat untuk menghasilkan kerja yang terbaik (

Susatyo, 2003 ).

Apapun profesi yang dijalani dan bergerak dibidang apa profesi tersebut,

bekerja sesuai dengan aturan dan kode etik yang berlaku adalah hal yang mutlak

dilakukan. Termasuk profesi yang menyangkut hubungan dengan banyak pihak dan

memberikan pelayanan berupa jasa. Seperti halnya seorang penyiar radio yang pada

prinsipnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.

Berawal dari fungsi radio, sejak awal berdirinya institusi bidang kepenyiaran

ini, Radio publik dan Radio Republik Indonesia (RRI) pada saat itu memang

sepenuhnya diperuntukkan bagi masyarakat dan lebih berfungsi sekaligus

difungsikan sebagai media informasi yang berpusat pada rule kepenyiaran yang ada.

Namun waktu yang terus bergulir ternyata bisa mengubah fungsi dan arti radio bagi

masyarakat. Peran mass media radio itu sendiri sekarang semakin nyata. Radio

dipandang sebagai penggerak dan pendorong partisipasi khalayak, Gerakan Politik,

Informasi Pasar Modal, Opini khalayak, Massa aksi, dan Transformasi sosial. Radio

semakin berperan lebih terasa lugas dan konkrit, terutama dengan gayanya yang

cenderung mencerminkan : Persuading (faktual, logis, masuk akal dan rasional),

Bridging (memahami perasaan audience) dan Attracting (menjadi ruangan khalayak :

Public sphere atau debat khalayak) (Wibowo, 2003).

Melihat betapa kompleksnya peran radio dewasa ini, maka berpengaruh juga

terhadap kinerja penyiar yang notabene merupakan ujung tombak dari sebuah station.

Tuntutan terhadap seorang penyiar juga semakin kompleks. Penyiar yang dibutuhkan

sekarang adalah mereka yang juga merupakan sosok :searcher, pencari fakta dan

kebenaran, menguasai Showbizmanship, yang memiliki self confidence, keyakinan

diri terhadap sikap profesionalismenya. Namun kenyataannya masih banyak

broadcaster yang belum menyadari akan tuntutan-tuntutan tersebut, karena

pemahaman yang belum tinggi maka lebih banyak berperan hanya sekedar

penyampai informasi saja (Wibowo, 2003 ).

Yudo dkk. (2000 ), menyatakan bahwa broadcaster atau penyiar harus

memahami hukum tertulis, adat kebiasaan yang berkenaan dengan pemfitnahan,

penjelek-jelekkan nama orang, pelanggaran wilayah dan hak privasi serta yang

mungkin dinilai sebagai pernyataan yang mengandung hal-hal tersebut. Broadcaster

juga harus mengetahui dan menjunjung tinggi norma-norma sosial, budaya, adat

istiadat, tradisi, kebutuhan dan karakteristik kelokalan lainnya untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat.

Tuntutan-tuntutan tersebut hanya bisa dicapai oleh orang yang memiliki

kepercayaan diri yang tinggi, memiliki kemampuan mengekspresikan perasaan

dengan sungguh-sungguh, menyatakan tentang kebenaran, tidak menghina,

mengancam atau meremehkan orang lain sehingga dalam hubungan antar pribadi

mampu bertukar pengalaman, pikiran dan perasaan dengan orang lain serta lebih

banyak menerima tanggapan positif dan merasa lebih dimengerti oleh orang lain

yang memunculkan kesanggupan bermasyarakat, berempati dan berkomunikasi

dengan baik. Ciri-ciri tersebut dimiliki oleh orang dengan perilaku asertif. Cyntia

(2001) menjelaskan lebih lanjut bahwa perilaku asertif merupakan contoh perilaku

yang mengungkapkan pikiran, perasaan, kehendak dan kepentingan secara jujur dan

terus terang dengan cara-cara yang bisa diterima dan sesuai dengan sopan santun

tanpa melanggar harga diri dan hak-hak pribadi orang lain. Ini pula yang merupakan

tuntutan yang harus dilaksanakan oleh seorang penyiar radio. Terdapat peraturan-

peraturan atau kode etik tertentu bagi penyiar ketika bekerja, karena apa yang

penyiar radio sampaikan harus bisa dipertanggungjawabkan. Dengan perilaku asertif,

maka segala kemungkinan buruk yang akan terjadi pada penyiar ketika bekerja yang

berkaitan dengan pelanggaran kode etik dan peraturan-peraturan dapat dihindari,

sehingga profesionalisme kerja juga dapat diciptakan.

Berdasarkan pemaparan dan uraian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa

perilaku asertif dan profesionalisme kerja penyiar radio merupakan dua variabel yang

secara linear saling mempengaruhi. Karena itulah peneliti tertarik untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara perilaku asertif dengan profesionalisme kerja penyiar

radio, dan mengadakan penelitian dengan judul ‘Hubungan Antara Perilaku Asertif

Dengan Profesionalisme Kerja Penyiar Radio’.



B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dengan profesionalisme kerja

penyiar radio.

2. Untuk mengetahui peranan perilaku asertif terhadap profesionalisme kerja

penyiar radio.

3. Untuk mengetahui perilaku asertif dan profesionalisme kerja penyiar radio yang

menjadi subjek penelitian.

C. Manfaat Penelitian


1. Bagi penyiar radio

Penelitian ini memberikan informasi mengenai keterkaitan antara perilaku

asertif dengan profesionalisme kerja sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk

mematangkan diri sebagai penyiar yang profesional.

2. Bagi Pimpinan stasion radio

Penelitian ini memberikan informasi dan gambaran mengenai cara kerja para

penyiar radio sehingga dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kualitas

penyiar dan kualitas siaran radio sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinginkan.

3. Bagi Ilmuwan Psikologi

Penelitian ini memberikan wacana dan informasi mengenai profesionalisme

kerja karyawan yang bekerja pada bidang broadcasting atau kepenyiaran, khususnya

kepenyiaran radio.

4. Bagi peneliti psikologi lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dan acuan dalam

penelitian lain yang berkaitan dengan perilaku asertif dan profesionalisme kerja.


5. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan jalan untuk mempraktekkan ilmu yang didapat

dalam perkuliahan kedalam praktek langsung diperusahaan.
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi