ABstrak
Perilaku mandiri merupakan aspek penting bagi individu dalam proses belajar
mengajar serta berdampak positif pada kualitas belajar individu karena menyangkut
inisiatif individu. Kemampuan individu untuk dapat mandiri tidak terbentuk dengan
sendirinya. Keluarga berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian anak.
Keluarga, khususnya pola asuh yang diterapkan orangtua mempunyai pengaruh yang
paling berarti bagi proses pendidikan individu.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara
persepsi terhadap pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan
kemandirian belajar dan ada perbedaan kemandirian belajar ditinjau dari tipe pola
asuh orangtua.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SLTP Muhammadiyah
I Salatiga. Subjek yang digunakan sebagai sampel penelitian terdiri dari tiga kelas
sebanyak 126 orang yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala persepsi terhadap
pola asuh orangtua dan skala kemandirian.
Berdasarkan hasil analisis regresi dua prediktor diperoleh nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,555 dan Fregresi sebesar 18,134dengan p < 0,01, hal ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi rx1y sebesar 0,394 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh demokratis orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi rx2y sebesar –0,424 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi yang ketiga diperoleh nilai korelasi rx3y sebesar –0,333 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh permisif orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan kemandirian belajar ditinjau dari tipe pola asuh orangtua, ditunjukkan oleh nilai F antar A sebesar 10,687 dan R2 sebesar 0,148 dengan p < 0,01. Perbedaan tingkat kemandirian antara pola asuh dapat dilihat dari rerata yang diperoleh, yaitu pada pola asuh demokratis 116,880, rerata pola asuh otoriter diperoleh sebesar 104,333 dan rerata pola asuh permisif sebesar 106,960. Hasil ini berarti subjek dengan pola asuh demokratis mempunyai tingkat kemandirian belajar yang paling tinggi, disusul dengan pola asuh permisif dan otoriter. Sumbangan efektif persepsi terhadap pola asuh orangtua pada kemandirian belajar sebesar 30,8%, yang berarti masih terdapat 69,1% variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemandirian belajar selain persepsi terhadap pola asuh orangtua seperti : lingkungan sekolah maupun tempat tinggal, sarana dan prasarana belajar, guru pengajar. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan kemandirian. Hal ini berarti variabel persepsi terhadap pola asuh orangtua dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengukur kemandirian. Ada perbedaan kemandirian belajar yang sangat signifikan antara pola asuh demokratis, otoriter dan permisif dimana subjek dengan pola asuh demokratis mempunyai tingkat kemandirian belajar yang paling tinggi, disusul dengan pola asuh permisif dan otoriter.
Perilaku mandiri merupakan aspek penting bagi individu dalam proses belajar
mengajar serta berdampak positif pada kualitas belajar individu karena menyangkut
inisiatif individu. Kemampuan individu untuk dapat mandiri tidak terbentuk dengan
sendirinya. Keluarga berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian anak.
Keluarga, khususnya pola asuh yang diterapkan orangtua mempunyai pengaruh yang
paling berarti bagi proses pendidikan individu.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara
persepsi terhadap pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan
kemandirian belajar dan ada perbedaan kemandirian belajar ditinjau dari tipe pola
asuh orangtua.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SLTP Muhammadiyah
I Salatiga. Subjek yang digunakan sebagai sampel penelitian terdiri dari tiga kelas
sebanyak 126 orang yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala persepsi terhadap
pola asuh orangtua dan skala kemandirian.
Berdasarkan hasil analisis regresi dua prediktor diperoleh nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,555 dan Fregresi sebesar 18,134dengan p < 0,01, hal ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi rx1y sebesar 0,394 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh demokratis orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi rx2y sebesar –0,424 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis korelasi yang ketiga diperoleh nilai korelasi rx3y sebesar –0,333 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh permisif orangtua dengan kemandirian belajar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan kemandirian belajar ditinjau dari tipe pola asuh orangtua, ditunjukkan oleh nilai F antar A sebesar 10,687 dan R2 sebesar 0,148 dengan p < 0,01. Perbedaan tingkat kemandirian antara pola asuh dapat dilihat dari rerata yang diperoleh, yaitu pada pola asuh demokratis 116,880, rerata pola asuh otoriter diperoleh sebesar 104,333 dan rerata pola asuh permisif sebesar 106,960. Hasil ini berarti subjek dengan pola asuh demokratis mempunyai tingkat kemandirian belajar yang paling tinggi, disusul dengan pola asuh permisif dan otoriter. Sumbangan efektif persepsi terhadap pola asuh orangtua pada kemandirian belajar sebesar 30,8%, yang berarti masih terdapat 69,1% variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemandirian belajar selain persepsi terhadap pola asuh orangtua seperti : lingkungan sekolah maupun tempat tinggal, sarana dan prasarana belajar, guru pengajar. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan kemandirian. Hal ini berarti variabel persepsi terhadap pola asuh orangtua dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengukur kemandirian. Ada perbedaan kemandirian belajar yang sangat signifikan antara pola asuh demokratis, otoriter dan permisif dimana subjek dengan pola asuh demokratis mempunyai tingkat kemandirian belajar yang paling tinggi, disusul dengan pola asuh permisif dan otoriter.
