Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Perbandingan Konflik Peran Jender Dan Seksisme Laki-Laki Suku Bangsa Batak, Minangkabau Dan Jawa

Abstrak

F. Psikologi

Pascasarjana Sains

Psikologi Sosial

Nopember, 2002

Perbandingan Konflik Peran Jender dan Seksisme

Laki-laki Suku Bangsa Batak, Minang dan Jawa

Meutia Nauly

6897000175

Jlh hal : ix + 180 + 28 tabel + lampiran.

Persepektif laki-laki perlu dicermati dalam konteks ketidak-adilan jender sebab

komunitas ini pun ternyata bagian dari korban ketidak-adilan jender tersebut.

Peningkatan kemampuan ekonomi, emosi dan sosial dari perempuan di satu sisi

memerlukan pengembangan identitas baru laki-laki, antara lain memperbesar bagiannya

dalam hal pengasuhan dan perawa tan, sehingga perempuan tidak dibebani berlebihan dan

laki-laki memiliki kebanggaan akan peran sebagai ayah. Me nghadapi pengembangan

identitas ini, laki-laki cenderung menghadapi dilema, di satu sisi harus menyesuaikan

diri dengan nilai-nilai baru seperti pengasuhan anak, di sisi lain masih dituntut

dengan nilai-nilai tradisional yang bertentangan. Kondisi ini dapat menjadi sumber konflik

peran jender bagi laki-laki.

Teori yang menjelaskan mengenai konflik peran jender dan keterkaitannya dengan

kondisi masyarakat yang seksis dan patriarkha t adalah teori konflik peran jender dari

O'Neil. Konflik peran jender adalah suatu keadaan psikologis, dimana sosialisasi peran

jender memiliki konsekuensi negatif terhadap orang tersebut maupun orang lain. Konflik

peran jender ini terdiri dari 4 aspek, yaitu (1) sukses, kekuasaan dan kompetisi, yaitu

konflik dan tekanan yang berlebihan di antara berbagai peran yang berkaitan dengan

sukses, kekuasaan dan kompetisi, (2) restrictive emotionality, (3) restrictive

affectionate behavior between men; (4) konflik antara pekerjaan dan keluarga.

Umumnya di Indonesia kondisi masyarakat masih patriarkhat, namun tuntutan

untuk perubahan ke arah kesamaan (equality) perempuan dan laki-l aki cukup bergema,

sehingga perlu meneliti konflik peran jender laki-laki ini di Indonesia. Konflik peran

jender erat kaitannya dengan budaya melalui proses sosialisasi penanaman peran jender.

Salah satu faktor pembeda budaya adalah prinsip keturunan, yaitu patrilineal, matr ilineal

dan bilateral, yang digunakan pada penelitian ini. Prinsip keturunan ini berperan dalam

menentukan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan di suatu masyarakat.

Kelompok masyarakat matrilineal menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih

tinggi dibandingkan bilateral dan patrilineal. Pada penelitian ini kelompok masyarakat

patrilineal diwakili suku bangsa Batak, matr ilineal suku bangsa Minang dan bilateral suku

bangsa Jawa.

Menghadapi pengaruh luar seperti tuntutan keadilan jender, yang cenderung

bertolak belakang dengan nilai-nilai Budaya Batak dan Jawa, laki-laki ke dua suku

bangsa ini diduga mengalami konflik peran. Sedangkan pada laki-laki Minang, dimana

peran dan posisi laki-laki dan perempuan lebi h egaliter, dan sosialisasi peran jender tidak

terlalu menekan dibandingkan ke dua masyarakat Batak dan Jawa, peneliti berasumsi,

menghadapi pengaruh akan tuntutan keadilan jender, laki-laki Minang cender ung kurang

berkonflik dibandingkan laki-laki Jawa dan Batak.

Budaya memberi dasar bagi stereotip tent ang perempuan dan laki-laki. Stereotip

yang negatif dapat mendukung timbul nya prasangka. Prasangka berdasarkan jenis

kelamin disebut seksisme. Seksisme merupakan variabel yang juga diteliti, yang

diartikan sebagai sikap negatif terhadap pe rempuan. Kini pengukuran seksisme lebih

sensitif dalam mengungkapkan keberadaan seksisme yang disebut Swim dkk sebagai

seksisme modern, yang terdiri dari 3 faktor, yaitu (1) Penolakan bahwa diskriminasi

masih berlangsung; (2) penolakan terhadap tuntutan perempuan: (3) ketidak-sukaan akan

kebijakan khusus terhadap perempuan.

Ada pun masalah yang hendak dijawab adalah : (1) adakah perbedaan konflik



Meutia Nauly : Perbandingan Konflik Peran Jender Dan Seksisme Laki-Laki Suku Bangsa…, 2002

USU Repository © 2007




peran jender di antara ketiga kelompok laki-laki suku bangsa Batak, Minang dan

Jawa; (2) adakah perbedaan seksisme di antara ketiga kelompok laki-laki suku bangsa

Batak, Minang dan Jawa; (3) adakah peranan seksisme dan budaya dalam memunculkan

konflik peran jender pada laki-laki di ketiga kelom pok suku bangsa ini.

Alat ukur yang digunakan adalah skala kon flik peran jender, yang bersumber dari Gender

Role Conflict Scale dari O'Neil dan skala seksisme yang bersumber dari skala modern

sexisme dari Swim dan kawan-kawan. Subyek penelitian terdiri dari 300 orang, masing-masing

suku bangsa terdiri dari 100 orang laki-lak i suku bangsa Batak, Minang dan Jawa.

Penelitian di laksanakan di Medan. Pe ngolahan data menggunakan anova 1 arah untuk

permasalahan 1 dan 2 serta multiple regression untuk masalah 3, dengan bantuan program SPSS

versi 11.00.

Hasil penelitian adalah (1) terdapat perbedaan secara signifikan dalam hal

konflik peran jender di ketiga kelompok suku bangsa. Konflik peran jender laki-laki

Batak secara signifikan lebih tingg i dari konflik peran jender laki-laki Jawa, yang secara

signifikan lebih tinggi dari konflik peran jender laki-laki Minang: (2) Terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hal seksisme diantara ketiga kelompok; (3) Terdapat

peran yang signifikan dari seksisme dan suku bangsa terhadap konflik peran jender pada

ketiga kelompok suku bangsa.

Diskusi mengenai : (1) hasil perbandinga n konflik peran jender, yaitu adanya

pengaruh budaya dalam konflik peran jender, dikaitkan dengan pendapat dan hasil

penelitian dari lhromi, 1975, Sipayung, 1986 dan Rodgers, 1990 untuk budaya Batak.

Sedangkan pendapat dan hasil penelitian Hatl ey (1990) digunakan untuk menguraikan

konflik peran jender dan budaya Jawa serta Navis (1985), Prindiville (1980) dan Ok-

Kyung Pak mengenai budaya Minang. Didiskusikan mengenai hasil penelitian pada

masing-masing aspek, seperti budaya `Batak ' dibandingkan budaya Minang dan Jawa

berperan meningkatkan konflik pada aspek sukses, kekuasaan dan kompetisi.

Sedangkan budaya `Minang' dibandingkan budaya Batak dan Jawa berperan

menurunkan konflik peran jender pada aspek homphobia. Juga didiskusikan penelitian

dari Kim (1990) mengenai kemungkinan vari abel tingkatan akulturasi berperan

meningkatkan konflik pada aspek sukses, kekuasaan dan kompetisi serta menur unkan

konflik diantara pekerjaan dan hubungan keluarga: (2) mengenai seksisme yaitu

perbedaan yang signifikan dalam hal seksisme di antara ketiga kelompok suku bangsa.

Didiskusikan pengaruh budaya dengan pendapat dan penelitian dari Ihromi (1980)

mengenai suku Batak; Sawitri (1987) unt uk suku Minang dan Tjirosubono (1998);

Hatley (1990) dan Kayam (1998) mengenai suku Jawa; (3) adanya peran yang

signifikan dari suku bangsa dan seksisme terh adap konflik peran jender. Didiskusikan

peran yang cukup besar herkaitan dengan hasil penelitian dan teori Konflik peran

jender dari O'Neil (1994).

Ada pun saran yang diutarakan antara lain: perlunya pendekatan kualitatif,

penelitian banding pada lingkungan asal budaya, penambahan variabel yang lain, seperti

tingkat akulturasi dan kesehatan mental, sert a saran aplikatif perlunya penelitian konflik

peran jender pada kasus-kasus laki-lak i yang berhubungan deng an jender seperti

kenakalan remaja laki-laki, ke kerasan di rumah tangga dan la in-lain serta pelibatan laki-

laki dalam perbincangan mengengai permasalahan anak dan keluarga.







Meutia Nauly : Perbandingan Konflik Peran Jender Dan Seksisme Laki-Laki Suku Bangsa…, 2002

USU Repository © 2007
File Selengkapnya.....

Teman KoleksiSkripsi.com

Label

Administrasi Administrasi Negara Administrasi Niaga-Bisnis Administrasi Publik Agama Islam Akhwal Syahsiah Akuntansi Akuntansi-Auditing-Pasar Modal-Keuangan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bimbingan Konseling Bimbingan Penyuluhan Islam Biologi Dakwah Ekonomi Ekonomi Akuntansi Ekonomi Dan Studi pembangunan Ekonomi Manajemen Farmasi Filsafat Fisika Fisipol Free Download Skripsi Hukum Hukum Perdata Hukum Pidana Hukum Tata Negara Ilmu Hukum Ilmu Komputer Ilmu Komunikasi IPS Kebidanan Kedokteran Kedokteran - Ilmu Keperawatan - Farmasi - Kesehatan – Gigi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Keperawatan Keperawatan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kimia Komputer Akuntansi Manajemen SDM Matematika MIPA Muamalah Olahraga Pendidikan Agama Isalam (PAI) Pendidikan Bahasa Arab Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan Biologi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Fisika Pendidikan Geografi Pendidikan Kimia Pendidikan Matematika Pendidikan Olah Raga Pengembangan Masyarakat Pengembangan SDM Perbandingan Agama Perbandingan Hukum Perhotelan Perpajakan Perpustakaan Pertambangan Pertanian Peternakan PGMI PGSD PPKn Psikologi PTK PTK - Pendidikan Agama Islam Sastra dan Kebudayaan Sejarah Sejarah Islam Sistem Informasi Skripsi Lainnya Sosiologi Statistika Syari'ah Tafsir Hadist Tarbiyah Tata Boga Tata Busana Teknik Arsitektur Teknik Elektro Teknik Industri Teknik Industri-mesin-elektro-Sipil-Arsitektur Teknik Informatika Teknik Komputer Teknik Lingkungan Teknik Mesin Teknik Sipil Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi Tesis Farmasi Tesis Kedokteran Tips Skripsi