BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam satu dekade terakhir ini pembangunan kesehatan di Indonesia mulai bergeser dari yang tadinya menitikberatkan pada bidang pengobatan (kuratif) saat ini bergeser ke arah yang lebih komprehensif dengan mencakup bidang promotif dan preventif sebagaimana tergambar pada program pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan Paradigma Sehat dari Departemen Kesehatan, seiring dengan transisi epidemiologi di negara berkembang terutama di Indonesia terjadi kondisi .Double Burden. (beban ganda) di mana penyakit tidak menular terlihat meningkat dalam kualitas dan kuantitasnya tetapi penyakit menular masih berperan utama sebagai penyebab kematian dan kesakitan di hampir sebagian wilayah.1 Seperti yang diberitakan pada media massa bahwa di Indonesia wabah flu burung menyerang 105 Kabupaten/Kota madya di 17 Propinsi; dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus Dengue di Surabaya dan Jakarta terjadi peningkatan yang besar baik dalam jumlah penderita maupun penyebaran penyakit, saat ini DBD telah ditemukan di 27 Propinsi dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa.
Sebagaimana tercantum dalam rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 salah satu program kesehatan unggulan adalah program pemberantasan penyakit menular yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan. Penyakit menular saat ini merupakan masalah besar dan menjadi ancamn global baik dalam bentuk new emerging diseases maupun reemerging diseases, hal ini dikarenakan penyakit-penyakit tersebut memiliki tingkat virulensi sangat tinggi, memiliki penyebaran sangat cepat.
Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis, dari sudut pandang ilmu kesehatan lingkungan, Indonesia memiliki berbagai macam hal yang bersifat menguntungkan maupun merugikan. Faktor lingkungan yang menguntungkan adalah temperatur udara yang panas menyebabkan beberapa macam virus seperti SARS (Severe Acute Respiratory syndrome) tidak mudah berkembang biak contoh lain adalah masyarakat yang relijius terutama juga mengurangi pesatnya penularan virus HIV/AIDS dan sebagainya. Sebaliknya faktor lingkungan yang merugikan adalah masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, adat istiadat yang masih tradisional yang tidak sejalan dengan pemahaman kesehatan lingkungan, masalah sanitasi lingkungan yang belum sepenuhnya dapat diatasi (genangan air dan penumpukan sampah), kelembaban udara, telah menyebabkan penyakit .penyakit infeksi baik oleh