ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Heparin terhadap Status Hiperkoagulasi pada Penderita Ulkus Kaki Diabetik.
Faizal Drissa Hasibuan, Dairion Gatot*, Dharma Lindarto**
*Divisi Hematologi-Onkologi Medik, **Divisi Endokrinologi Metabolik, Departemen Penyakit Dalam
Ulkus kaki dan komplikasinya merupakan penyebab penting mortalitas
Tujuan
Untuk mengetahui adanya perubahan status koagulasi pada penderita ulkus kaki diabetik setelah pemberian heparin dibandingkan dengan kontrol .
Metode
16 subjek penderita ulkus kaki diabetik dengan status hiperkoagulasi dilakukan uji klinis dengan mengukur parameter status koagulasi sebelum dan sesudah pemberian Heparin 5000 3 kali sehari selama 7 hari dan dibandingkan dengan 16 orang kontrol yang tidak mendapat Heparin.
Hasil
Fakultas Kedokteran USU-RSUP H Adam Malik Medan
Latar belakang: morbiditas penderita diabetes. Secara umum Diabetes Mellitus akan disertai dengan keadaan protrombotik yaitu perubahan-perubahan proses trombosis dan fibrinolisis.
Trombosis menjadi salah satu penyulit yang dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas dalam pengelolaan komplikasi ulkus kaki diabetik. Salah satu upaya untuk mengurangi kecacatan dan kematian akibat ulkus kaki diabetik dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya trombosis melalui pemberian antikoagulan dan anti aggregasi trombosit. Sampai saat ini penggunaan antikoagulan belum menjadi perhatian dalam penanganan ulkus kaki diabetik. Heparin dikatakan bekerja melalui efek trombolisis secara tidak langsung dan efek antikoagulasi. Untuk itu kami ingin mengetahui efektifitas dari Heparin dalam penanganan hiperkoagulasi pada ulkus kaki diabetik. Setelah 7 hari terapi didapatkan peningkatan rerata D dimer yang signifikan (p=0,05) dan penurunan fibrinogen pada subjek (p=0,045) dibandingkan kontrol sementara rerata rasio PT,INR, rasio aPTT, rasio TT tidak dijumpai perubahan yang bermakna.
Kesimpulan: Pemberian Heparin selama 7 hari pada penderita ulkus kaki diabetik dengan status hiperkoagulasi bermakna ditandai oleh peningkatan kadar D dimer sebagai penanda peningkatan aktifitas fibrinolisis dan perbaikan koagulasi yang ditandai penurunan kadar fibrinogen menuju normal.