BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Awal munculnya ide untuk melakukan perdagangan ke luar negri adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negri tidak lagi menjanjikan keuntungan yang tinggi, sedangkan pasar luar negri terbuka sangat lebar. Hal tersebut memicu terjadinya perdagangan bebas, dimana batas-batas negara dan perbedaan kebudayaan tidak lagi menjadi hambatan. Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar beberapa negara dalam region tertentu untuk bergabung dalam sebuah organisasi yang berorientasi ekonomi seperti Uni Eropa (EU), AFTA, dan NAFTA.
Selain itu, globalisasi di bidang ekonomi juga tampak dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia, yang dimulai pada tahun 1997. Industri yang bergantung kuat pada bahan baku impor sangat berpengaruh dengan kondisi ini. Nilai impor bahan baku dalam mata uang domestik, dalam hal ini rupiah, meningkat tajam. Industri yang bergantung kuat
pada bahan baku dan sumber daya domestik mengalami hal yang sebaliknya. Penjualan barang ke luar negri menjadi sangat menguntungkan jika dinilai dalam mata uang domestik. Penetapan harga jual baru di pasar domestik dan luar negri menjadi tidak sesederhana sebelum terjadi krisis (Sadjiarto, 1999).
Perkembangan selanjutnya di Indonesia juga menunjukkan fenomena yang menarik. Menguatnya rupiah terhadap mata uang asing, meskipun tidak kembali pada kurs nilai tukar sebelum terjadinya krisis, membuat para eksportir mulai mengeluh karena pendapatannya turun jika dinilai dalam mata uang domestik. Sebaliknya terjadi bagi para importir. Menguatnya mata uang domestik (Rupiah) dan melemahnya mata uang asing (dolar Amerika Serikat) membuat kewajiban importir membayar dalam mata uang asing menjadi lebih murah dinilai dari mata uang domestik.
Hal ini pada akhirnya memacu para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya di luar negri, melintasi batas-batas negara dan budaya, dalam rangka mencari keuntungan sebesar-besarnya sekaligus memperluas daerah pemasaran. Para pengusaha luar negri ini membuka cabang perusahaan di negara lain dengan nama yang sama dengan induk perusahaan. Perusahaan seperti ini disebut Multinational Corporation (MNC). Menurut Sadjiarto (1999), MNC adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor maupun impor atau melakukan ekspansi ke negara lain dalam rangka pengembangan perusahaan baik berupa lisensi produk maupun mendirikan anak perusahaan di negara lain. Ekspor diartikan sebagai penjualan ke luar negeri dan dimulai saat perusahaan penjual domestik mendapatkan order pembelian dari perusahaan pembeli asing.
Packaging produk yang diproduksi oleh sebuah MNC dapat dibuat sama dan mirip dengan perusahaan induknya, maupun agak sedikit dibedakan mengingat perbedaan kondisi di tiap-tiap negara. Yang menjadi acuan berhasil tidaknya ekspansi bisnis ini, dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan. Apakah kegiatan usahanya mengalami keuntungan atau kerugian. Dari sini kemudian dikembangkan keputusan-keputusan manajerial menyangkut kelangsungan hidup perusahaan tersebut, dimana keputusan ini memiliki informasi yang salah satunya didapat dari kerangka akuntansi.
Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus, dalam keadaan stagnasi maupun depresi. Tiap-tiap negara tentu saja mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut, serta perbedaan kondisi politik dan sosial di tiap-tiap negara. Dengan keadaan yang seperti ini, tentu saja, laporan akuntansi pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda (Sadjiarto, 1999).
Adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standar (IFRS)1. IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Masalah yang