ABSTRAK
Sebuah permasalahan dalam penelitian yang berangkat dari kegelisahan penulis yang mana berasal dari tradisi masyarakat hingga sekarang. Penulis sering melihat tradisi orang jawa ketika menjelang bulan Safar (Rabo Wekasan) mereka melakukan ritual agama seperti halnya salat talak balak, memberikan sesajen kepada makhluk astral dll, dibalik semua ini bulan Safar (Rabo Wekasan) telah diyakini oleh sebagian orang jawa yang menganggap bahwa bulan ini Allah menurunkan balak atau pada bulan ini adalah bulan yang penuh kesialan. Dari kejadian tersebut penulis tergugah ingin mencari suatu permasalahan yang kian membumi dalam menyakini hal tersebut. Setelah melakukan pencarian, akhirnya ditemukan hadis yang berkaitan dengan amalan bulan Safar, dan ini menggunakan pemahaman hadis supaya masyarakat bisa memahami apa yang dimaksudkan dengan Rebo Wekasan yang terdapat di akhir bulan Safar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hadis dalam Kitab Sunan Ibnu Majah Nomor Indeks 3539, dan serta menjelaskan pemahaman hadis tentang Rebo Wekasan yang terjadi di akhir bulan Safar.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), dalam menjawab penelitian tersebut di lakukan dengan pengumpulan data yang diperoleh dari kitab hadis Sembilan yang standar terutama Kitab Sunan Ibnu Ma>jah. Kemudian dilakukan analisa dengan melakukan takhrij terhadap hadis yang diteliti, melakukan kritik sanad maupun matan terhadap hadis yang diteliti. Penelitian ini juga ingin menunjukkan bahwa untuk meluruskan pemahaman masyarakat yang menganggap bahwa Rebo Wekasan yang terletak pada bulan akhir Safar tidak menganggap adanya kesialan atau terjadi balak pada bulan tersebut, karena hal itu termasuk perbuatan bid’ah dan bukan amalan dari Rasul. Oleh karena itu dilakukan penelitian pemahaman hadis dalam bulan Safar ini.
Kesimpulan dari penelitian hadis ini adalah hadis dalam kitab Sunan Ibnu Majah nomor indeks 3539 berkualitas sahih li ghairihi dan maqbul ma’mulun bih, sehingga bisa dijadikan hujjah. Makna bulan Safar dari beberapa pengertian adalah bulan yang sama dengan bulan-bulan lainya, dan tidak dikatakan bulan yang penuh kesialan, karena sesungguhnya Allah SWT, menurunkan balak pada bulan-bulan yang lain, bukan pada bulan Safar saja.