ABSTRAK
Agama adalah suatu sistem kredo tata-keimanan atau tata-keyakinan atas adanya suatu Yang Mutlak di luar manusia, dan sekaligus suatu sistem ritus tata-peribadatan, yang di dalamnya mengandung sistem norma tata-kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan pula hubungan manusia dengan alam, yakni sesuai dan sejalan dengan tata-keimanan dan tata-peribadatan termaksud. Agama diyakini dan dirasakan oleh pemeluknya sebagai sumber ketenangan, karena agama memberi arah serta makna hidup yang pasti, atau, setidaknya agama diyakini sebagai kebenaran yang pasti, yang berbeda dari kebenaran ilmiah dan filsafat yang mengandung berbagai spekulasi dan selalu menyisakan ruang keraguan. Memang, tanpa ruang keraguan dan kritik terus-menerus, ilmu pengetahuan akan mengalami stagnasi. Dan metode pemikiran filsafat yang radikal serta kritis telah berjasa besar bagi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan sepanjang zaman Secara khusus, penelitian ini membahas perihal; bagaimana pandangan Al-Razi dan Karl Marx tentang konsep agama? Juga mencari apa persamaan dan perbedaan antara keduanya? Serta relevansi pemikiran keduanya terhadap kehidupan manusia kekinian tentunya? Yang kita tahu bahwa Al-Razi dan Karl Marx menampik kebenaran sebuah agama dengan alasan tertentu. Untuk itu, penelitian berbentuk penelitian kualitatif dan berjenis library research atau riset kepustakaan. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode dokumentasi yang kemudian dianalisis sebagai pisau pangkas agar mengetahui jawaban atas segala rumusan masalah di atas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Al-Razi memandang agama sebagai sebuah ketidakbenaran atas dasar pandangannya terhadap kenabian yang olehnya dirasa bertentangan dengan akal karena tidak ada alasan dan keharusan bagi Tuhan untuk memilih sebagian manusia atas sebagian manusia lainnya. Juga menurutnya akal sudah cukup untuk membedakan benar dan salah, sehingga kenabian pada akhirnya batal. Sedangkan Karl Marx memandang agama sebagai tempat keluh kesah masyarakat tertindas atas perlakuan kaum borjuis. Sedangkan agama hanya menyodorkan ajaran untuk menerima dan bersabar. Kedua, terdapat persamaan dan perbedaan antara keduanya. Yakni, sama dalam aspek memandang agama sebelah mata karena dengan adanya agama manusia menjadi terkotak-kotak (Al-Razi: Nabi dan pengikut) sedangkan (Marx: borjuis dan proletar). Namun keduanya juga sama-sama memandang tinggi nilai kemanusiaan dan memperjuangkannya dengan cara menolak hal yang dapat menimbulkan perseteruan dan penindasan bagi manusia. Sedangkan perbedaannya adalah, bahwa Al-Razi hanya menganulir agama-agama wahyu karena wahyu dinilainya terdapat kontradiksi antara wahyu satu Nabi dengan Nabi lainnya. Berbeda dengan Karl Marx yang meragukan semua agama, mengingat Marx menilai bahwa agama hanyalah gejala sekunder atas teralienasinya manusia. Ketiga, relevansi pemikiran Al-Razi tentang akal manusia terhadap nilai kemanusiaan, bahwa manusia memiliki kualitas dan porsi akal yang sama, sehingga tidak ada keistimewaan bagi para Nabi, melainkan yang membedakan hanya lah proses seberapa besar orang tersebut ingin mencapai perubahan. Sedangkan relevansi sosialisme Karl Marx terhadap nilai kemanusiaan, bahwa perjuangan Karl Marx untuk menghapus sekat batas antara borjuis dan proletar menuju kaum borjuis saja (borjuis besar maupun borjuis kecil), dengan maksud agar manusia setara dan dapat merasakan kepuasan materi secara bersama.
File Selengkapnya.....