BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu cenderung untuk hidup
bermasyarakat. Sebutan sosial mengandung arti bahwa manusia cenderung
mengembangkan kerja sama dan hubungan yang saling bergantung dengan
manusia lain. Perilaku manusia senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, tetapi, yang menjadi masalah adalah keterbatasan yang dimiliki oleh
manusia dalam mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut di atas merupakan dasar
terpenting mengapa manusia selalu membentuk organisasi. Sinungan (dalam
Priyatama, 2003).
Menurut Dale (1992) organisasi merupakan bentuk lembaga yang dominan
dalam masyarakat modern kita. Organisasi merupakan bagian fundamental
keberadaan kita yang meliputi dan meresapi seluruh aspek kehidupan sekarang
ini. Organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai instrumen bagi pencapaian
tujuan-tujuan tertentu. Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang
mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan.
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia
untuk mencapai suatu tujuan yang sudah diperkirakan.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan bisa didapat antara lain dengan cara meningkatkan performance kerja
karyawan. Pembangunan di Indonesia yang semakin pesat terutama di sektor
ekonomi serta meningkatnya persaingan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, maka sangat dituntut performansi yang tinggi dari hasil suatu
pekerjaan, oleh karena itu timbul performansi.
Karyawan sebagai salah satu elemen utama dari perusahaan akan dapat
ditingkatkan kinerjanya sebab karyawan merupakan aset uang sangat berharga
dalam pencapaian tujuan perusahaan (Flippo, 1988). Oleh karena itu, perhatian
terhadap karyawan sebagai tenaga kerja perlu dikembangkan untuk mendorong
tercapainya performansi kerja yang efektif untuk selanjutnya dapat menghasilkan
performansi kerja yang baik, yang tentu saja akan mendukung produktivitas kerja.
Produktivitas bukanlah membuat karyawan bekerja lebih lama, lebih
keras, tetapi membuat bagaimana karyawan untuk dapat menyenangi
pekerjaannya, dan akhirnya akan membuahkan hasil yang lebih memuaskan.
Sinungan (dalam Priyatama, 2003). Dalam menghadapi tantangan-tantangan
pembangunan yang kian menghebat dewasa ini, semua pihak menyadari bahwa
produktivitas adalah salah satu jawaban yang diutamakan. Masalah produktivitas
kerja merupakan suatu pembicaraan yang sangat kompleks dan bersifat
multidimensional. Dalam psikologi, produktivitas menunjukkan suatu tingkah
laku sebagai keluaran dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang
melatarbelakanginya.
Dengan meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu
maupun sebagai kelompok akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan dan direfleksikan dalam kenaikan produktivitas (Ruky, 2002).
Dengan kata lain peningkatan produktivitas sumber daya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja karyawan
secara perorangan (individu). Persoalannya adalah apakah pekerja-pekerja
diperusahaan atau organisasi sektor aneka industri mempunyai sikap kompetitif
yang tinggi untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik akan melahirkan sikap
tidak cepat puas diri terhadap hasil.
Tujuan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dalam
organisasi, salah satunya adalah untuk mencapai suatu kepuasan. Kepuasan kerja
seorang karyawan merupakan generalisasi sikap-sikap karyawan tersebut terhadap
pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-
macam, Wexley dan Yukl (1992). Locke (dalam Isro’iyati, 2004) menyatakan
bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Kepuasan kerja
merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, yaitu dia merasa senang
atau tidak senang, bangga atau jenuh, sebagai hasil dari penilaian individu yang
bersangkutan terhadap pekerjaannya.
Hubungan baik yang didasari oleh kejujuran, ketegasan, saling menghargai
dan saling membutuhkan adalah suatu hal yang harus diciptakan dalam
perusahaan untuk pencapaian kepuasan kerja karyawan selain komunikatif yang
efektif dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, juga sangat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Anoraga (1995) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
seseorang dipengaruhi oleh bagaimana meningkatkan motivasi kerja pada
karyawan yaitu dengan penyediaan gaji yang cukup memadai, harga diri yang
mendapat perhatian, menempatkan pegawai pada posisi yang tepat, memberi
kesempatan untuk maju dan perasaan aman menghadapi masa depan. Hal ini
diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan atau potensi terhadap
perusahaan. Sebaliknya, apabila penghargaan ini diberikan kepada karyawan yang
tidak memiliki potensi akan berdampak terjadinya frustasi, kekecewaan dan
ketidakpuasan pada karyawan lain (Anoraga, 1995).
Ketidakpuasan kerja akan mengakibatkan hal-hal yang dapat merugikan
perusahaan karena biasanya karyawan yang tidak puas akan melakukan tindakan-
tindakan yang dapat merusak kinerja perusahaan, seperti sobotase dan membuat
kesalahan-kesalahan sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Wayne
dan Elias (John, 1988) mengemukakan melalui peningkatan produktivitas para
karyawan, dan untuk mencapai kepuasan kerja para karyawan, perusahaan perlu
memperhatikan kondisi kerja termasuk didalamnya hubungan antar karyawan
dengan atasan, antar karyawan itu sendiri, faktor keluarga, rasa aman serta adanya
motivasi yang diberikan. Perusahaan diharapkan mampu memberikan kepuasan
manusiawi rasa aman, dan kesejahteraan bagi karyawannya. Selain itu,
perusahaan diharapkan memberikan penilaian prestasi kerja karyawan sehingga
dapat menjadikan produktivitas kerja tersebut dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil rumusan masalah, yaitu apakah
ada hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan? Untuk
menjawab permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan
2. Sejauh mana peranan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja.
3. Sejauh mana produktivitas kerja yang dihasilkan karyawan.
4. Sejauh mana kepuasan kerja karyawan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu cenderung untuk hidup
bermasyarakat. Sebutan sosial mengandung arti bahwa manusia cenderung
mengembangkan kerja sama dan hubungan yang saling bergantung dengan
manusia lain. Perilaku manusia senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, tetapi, yang menjadi masalah adalah keterbatasan yang dimiliki oleh
manusia dalam mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut di atas merupakan dasar
terpenting mengapa manusia selalu membentuk organisasi. Sinungan (dalam
Priyatama, 2003).
Menurut Dale (1992) organisasi merupakan bentuk lembaga yang dominan
dalam masyarakat modern kita. Organisasi merupakan bagian fundamental
keberadaan kita yang meliputi dan meresapi seluruh aspek kehidupan sekarang
ini. Organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai instrumen bagi pencapaian
tujuan-tujuan tertentu. Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang
mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan.
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia
untuk mencapai suatu tujuan yang sudah diperkirakan.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan bisa didapat antara lain dengan cara meningkatkan performance kerja
karyawan. Pembangunan di Indonesia yang semakin pesat terutama di sektor
ekonomi serta meningkatnya persaingan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, maka sangat dituntut performansi yang tinggi dari hasil suatu
pekerjaan, oleh karena itu timbul performansi.
Karyawan sebagai salah satu elemen utama dari perusahaan akan dapat
ditingkatkan kinerjanya sebab karyawan merupakan aset uang sangat berharga
dalam pencapaian tujuan perusahaan (Flippo, 1988). Oleh karena itu, perhatian
terhadap karyawan sebagai tenaga kerja perlu dikembangkan untuk mendorong
tercapainya performansi kerja yang efektif untuk selanjutnya dapat menghasilkan
performansi kerja yang baik, yang tentu saja akan mendukung produktivitas kerja.
Produktivitas bukanlah membuat karyawan bekerja lebih lama, lebih
keras, tetapi membuat bagaimana karyawan untuk dapat menyenangi
pekerjaannya, dan akhirnya akan membuahkan hasil yang lebih memuaskan.
Sinungan (dalam Priyatama, 2003). Dalam menghadapi tantangan-tantangan
pembangunan yang kian menghebat dewasa ini, semua pihak menyadari bahwa
produktivitas adalah salah satu jawaban yang diutamakan. Masalah produktivitas
kerja merupakan suatu pembicaraan yang sangat kompleks dan bersifat
multidimensional. Dalam psikologi, produktivitas menunjukkan suatu tingkah
laku sebagai keluaran dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang
melatarbelakanginya.
Dengan meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu
maupun sebagai kelompok akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan dan direfleksikan dalam kenaikan produktivitas (Ruky, 2002).
Dengan kata lain peningkatan produktivitas sumber daya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja karyawan
secara perorangan (individu). Persoalannya adalah apakah pekerja-pekerja
diperusahaan atau organisasi sektor aneka industri mempunyai sikap kompetitif
yang tinggi untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik akan melahirkan sikap
tidak cepat puas diri terhadap hasil.
Tujuan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dalam
organisasi, salah satunya adalah untuk mencapai suatu kepuasan. Kepuasan kerja
seorang karyawan merupakan generalisasi sikap-sikap karyawan tersebut terhadap
pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-
macam, Wexley dan Yukl (1992). Locke (dalam Isro’iyati, 2004) menyatakan
bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Kepuasan kerja
merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, yaitu dia merasa senang
atau tidak senang, bangga atau jenuh, sebagai hasil dari penilaian individu yang
bersangkutan terhadap pekerjaannya.
Hubungan baik yang didasari oleh kejujuran, ketegasan, saling menghargai
dan saling membutuhkan adalah suatu hal yang harus diciptakan dalam
perusahaan untuk pencapaian kepuasan kerja karyawan selain komunikatif yang
efektif dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, juga sangat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Anoraga (1995) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
seseorang dipengaruhi oleh bagaimana meningkatkan motivasi kerja pada
karyawan yaitu dengan penyediaan gaji yang cukup memadai, harga diri yang
mendapat perhatian, menempatkan pegawai pada posisi yang tepat, memberi
kesempatan untuk maju dan perasaan aman menghadapi masa depan. Hal ini
diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan atau potensi terhadap
perusahaan. Sebaliknya, apabila penghargaan ini diberikan kepada karyawan yang
tidak memiliki potensi akan berdampak terjadinya frustasi, kekecewaan dan
ketidakpuasan pada karyawan lain (Anoraga, 1995).
Ketidakpuasan kerja akan mengakibatkan hal-hal yang dapat merugikan
perusahaan karena biasanya karyawan yang tidak puas akan melakukan tindakan-
tindakan yang dapat merusak kinerja perusahaan, seperti sobotase dan membuat
kesalahan-kesalahan sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Wayne
dan Elias (John, 1988) mengemukakan melalui peningkatan produktivitas para
karyawan, dan untuk mencapai kepuasan kerja para karyawan, perusahaan perlu
memperhatikan kondisi kerja termasuk didalamnya hubungan antar karyawan
dengan atasan, antar karyawan itu sendiri, faktor keluarga, rasa aman serta adanya
motivasi yang diberikan. Perusahaan diharapkan mampu memberikan kepuasan
manusiawi rasa aman, dan kesejahteraan bagi karyawannya. Selain itu,
perusahaan diharapkan memberikan penilaian prestasi kerja karyawan sehingga
dapat menjadikan produktivitas kerja tersebut dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil rumusan masalah, yaitu apakah
ada hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan? Untuk
menjawab permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan
2. Sejauh mana peranan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja.
3. Sejauh mana produktivitas kerja yang dihasilkan karyawan.
4. Sejauh mana kepuasan kerja karyawan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah: