SARI
Keterampilan menyimak adalah salah satu kegiatan berbahasa yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari baik di lingkungan formal maupun informal. Menyimak merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang. Untuk itu, perlu ada upaya peningkatan keterampilan menyimak siswa. Peningkatan keterampilan menyimak siswa perlu dilakukan dengan metode dan media pemelajaran yang tepat, metode dan media yang digunakan adalah metode peta pikiran dan media audiovisual yang akan digunakan dalam pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Metode dan media ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak berita. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang setelah diterapkan pemelajaran menyimak berita dengan metode peta pikiran melalui media audiovisual?; dan (2) bagaimanakah perubahan sikap dan tingkah laku siswa kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang setelah diberi pemelajaran menyimak berita dengan metode peta pikiran melalui media audiovisual?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F setelah menerapkan metode peta pikiran melalui media audiovisual. Tujuan yang kedua adalah mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VII F setelah diadakan pemelajaran menymak berita dengan metode peta pikiran melalui media audiovisual.
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang. Variabel dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menyimak berita dengan metode peta pikiran melalui media audiovisual. Penelitian ini terdidri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data digunakan dengan tes dan nontes. Sementara itu, alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara dan dokumantasi (foto). Validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan. Analisis data tes dengan teknik kuantitatif, sementara data analisis nontes dilakukan menggunakan teknik kualitatif.
Hasil penelitian keterampilan menyimak berita pada pratindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pratindakan nilai rata-rata menyimak berita mencapai 51,45, siklus I nilai rata-rata menyimak berita mencapai 67,35. Nilai rata-rata kelas dari pratindakan ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 15,9 poin. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 73,45. Hasil tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,1 dari siklus I ke siklus II. Peningkatan keterampilan menyimak berita siswa juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa dari perilaku negatif menjadi positif. Pada siklus II, siswa sudah terlihat lebih aktif, antusias, dan bersemangat dalam mengikuti pemelajaran dengan metode peta pikiran melalui media audiovisual yang diterapkan guru.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut saran yang diberikan antara lain: (1) siswa hendaknya menggunaan metode peta pikiran dan media audiovisual dalam menyimak berita karena dapat meningkatkan, memudahkan, serta memotivasi keaktifan siswa dan kekritisan siswa dalam pemelajaran. Pemelajaran tersebut juga berhasil meningkatkan prestasi siswa dan menciptakan pemelajaran yang lebih bermakna; (2) guru Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan metode peta pikiran dan media audiovisual pada pemelajaran menyimak berita karena terbukti dapat mendorong siswa aktif berpikir dan menumbuhkan minat serta ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar. Penerapan metode peta pikiran dan media audiovisual telah terbukti mampu meningkatkan keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang; (3) peneliti di bidang pendidikan atau bidang yang lain dapat melakukan penelitian serupa dengan metode dan media pemelajaran yang berbeda. Selain itu, peneliti memberi saran sebelum melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya sudah mengenal dahulu siswa yang akan dijadikan subjek penelitian sehingga siswa tidak merasa asing dengan peneliti.